Sabtu pagi ini Shania bersiap untuk latihan musik untuk lomba itu. Namun lomba kali ini berbeda. Ia harus berlatih ‘berdua’ dengan cowok rese yang akhir-akhir ini Shania selalu temui. Anehnya, Shania seperti ingin menjambak rambut Rezzi. Tapi anehnya lagi, selalu ada rasa yang aneh saat Shania berada di dekat Rezzi.
Shania Ardana : P
Shania Ardana : P
Shania Ardana : P
Arga Attala W : Gandeng maneh.
Shania Ardana : Ish. Lo ke sekolah sekarang 'kan? Bareng yaa.
Arga Attala W : Bukannya lo latihan padus jam 11? Mau ikut latihan basket lagi?
Arga Attala W : Boleh deh, apasih yg engga buat lo hehe.
Shania Ardana : Dih Jayus situ.
Shania Ardana : Gue mau latihan vocal buat lomba.
Arga Attala W : Lomba apa?
Shania Ardana : Nanti gue jelasin mending sekarang lo mandi. Terus jemput gue gece.
Arga Attala W : Buka pintu balkon.
Hanphone Shania hampir jatuh karena kekagetannya sendiri saat ia membaca chat terakhir dirinya dengan Arga. Bayangkan saja, sekarang masih jam enam pagi. Yang Shania yakini juga anjing peliharaan tetangga sebelah rumahnya juga pasti belum bangun.
Ia langsung beranjak dari tempat tidurnya dan berlari kecil ke pintu balkon kamarnya untuk melihat Arga, apakah benar lelaki itu sudah berada di sana.
Saat menyibak gorden putih kamarnya, terlihat Arga sedang tersenyum tipis dengan baju putih polos dan celana tidurnya yang kebesaran. Dan satu lagi, rambutnya yang acak-acakan karena mungkin ia juga baru bangun tidur.Shania menahan nafasnya. Ia memandangi Arga dengan mulut sedikit terbuka. Ia memang sering melihat Arga setiap hari, tetapi rasanya selalu baru pertama kali Shania bertemu dengan Arga.
Shania menelan salivanya. Lalu menggeser pintu balkonnya.
“Pagi banget.”
Arga menyisir rambutnya ke belakang dengan jarinya. “Selamat pagi hehe.”
“Ngapain ke sini? Bukannya mandi lo.”
“Pengen aja.”
“Mandi dulu sana. Anterin gue.” Shania mendorong tubuh Arga agar menyuruhnya segera mandi.
Arga yang tubuhnya di dorong-dorong oleh Shania menurut saja.
“Ish buruan mandi. Nanti gue telat.”
Arga menolehkan kepalanya “Lo cantik.”
Seketika itu juga Shania menurunkan tangannya dan memandang Arga aneh.
Arga terkekeh “Yaudah deh. Siap-siap sono, gue mandi dulu.”
Setelah mengatakan itu, Arga langsung melompati balkon Shania ke balkon kamarnya yang jaraknya tidak jauh.
Kalimat Arga tadi sukses membuat Shania berdiam diri beberapa menit setelah Arga meninggalkannya. Dan setelah itu ia masuk kembali ke dalam kamarnya dan bersiap untuk pergi.
-0-
“Kok bisa lombanya bareng Rezzi, Shan?” tanya Arga yang sedang menyetir mobilnya.
Shania menolehkan kepalanya ke arah luar jendela dan memajukan bibirnya sedikit kesal. “Tau tuh Pak Arya yang nyuruh. Ngeselin banget."
“Yaudah sih sabar aja. Emang Rezzi mah begitu sifatnya kali.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Leave
Teen Fiction[REVISI SETELAH CERITA BERAKHIR] "Mencintai dia sama hal nya saat gue mencintai salah satu bintang di langit tapi gak pernah bisa buat gue sentuh bahkan gue gapai. Tapi gue tetap setia di bawah sini buat liat dia walau rasanya cuma bisa mandang dari...