Degup jantungku selalu cepat akhir-akhir ini.
Aku ingin menjauh darimu.
Tetapi
Faktanya, aku selalu bertemu kamu.
***
Hari ini hari Kamis. Hari ini Shania sedang berada di mood yang sangat malas untuk melakukan apapun . Entah karena apa. Padahal hari ini semesta sangat cerah tidak panas dan hujan. Apakah akan ada pertanda baik atau buruk untuknya? Ah sudahlah.
“SHAN!”
Shania mengangkat wajahnya cepat dan segera menegakkan tubuhnya. Dua detik kemudian ia melepaskan earphone yang menyumpal di telinganya dan memberikan tatapan tajam pada orang yang sudah membuat tidur damainya hancur.
“Apaan sih Nar! Gak bisa apa biarin gue tidur damai?” Shania sangat kesal karena ia merasa baru saja memasuki alam mimpinya yang indah.
Nara membangunkannya secara kasar. Nara menabok kepalanya dengan lumayan keras. Walaupun memang Nara sudah biasa memperlakukan Shania seperti itu dan Shania pun tidak mempermasalahkannya. Tetapi Shania kali ini sedang malas untuk melakukan apapun.
Ia pun menyumpal earphonenya dan mencoba untuk tidur kembali.“Ett tunggu-tunggu. Lo mah ah!” Nara melepaskan satu earphone yang sudah terpasang di telinga Shania “dengerin gue dulu.”
Shania mendengus “Yaudah cepetan ngomong.”
Bukannya berbicara, Nara malah menarik lengan Shania secara paksa. Menariknya keluar kelas.
“Eh apaan sih Nar! Mau kemana?”
Nara masih memegang erat tangan Shania tetapi ia memperlambat langkahnya menyamakannya dengan Shania. “Anter ke toilet” Nara memutar kepalanya menghadap Shania “gue takut hehe.”
Shania menghela nafasnya. Ia harus sangat sangat sabar jika meladeni tingkah makhluk yang satu ini. Nara itu seperti mempunyai multi sifat. Kadang ia manja seperti sekarang ini, kadang juga ia menjadi dewasa disaat Shania curhat kepadanya tentang masalah apapun. Nara itu aneh menurutnya. Tetapi bagaimana pun juga Shania sangat bersyukur mempunyai Nara sebagai sahabatnya yang sangat mengerti Shania.
“Bentar ya Shan.” Nara langsung memasuki bilik toilet terburu-buru.
Shania menggeleng-geleng kan kepalanya. Ia tidak habis pikir dengan Nara. Shania mengeluarkan handphone dari saku bajunnya untuk membunuh kejenuhan.
“Yuk Shan,” Ajak Nara setelah keluar dari bilik toilet.
Shania hanya mengangguk kecil dan mereka berdua pun keluar dari toilet yang berlambangkan wanita.
“Oh iya Shan, gue lupa.” Nara menepuk dahi.
“Lupa apaan?”
“Gue harus ke ruang osis. Lo balik ke kelas sendiri gak apa-apa ‘kan? Yaudah deh ya bye!”
Shania baru saja membuka mulutnya untuk membalas perkataan Nara, tetapi ia didahului dengan Nara yang sudah berlari cepat meninggalkannya. Ia pun kembali menghela nafasnya sabar lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas.
“SHANIA!”
Shania membalikkan badannya menghadap ke sumber suara. Terlihat seorang guru perempuan yang sedang berdiri di depan kantor guru. Ia pun melangkah menghampiri guru itu.
“Iya bu. Ada apa ya?” tanya Shania.
“Ibu bisa minta tolong?” tanyanya seraya mengajak Shania memasuki kantor guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Leave
Teen Fiction[REVISI SETELAH CERITA BERAKHIR] "Mencintai dia sama hal nya saat gue mencintai salah satu bintang di langit tapi gak pernah bisa buat gue sentuh bahkan gue gapai. Tapi gue tetap setia di bawah sini buat liat dia walau rasanya cuma bisa mandang dari...