Ketukkan dan teriakkan Sarah pada pukul tujuh pagi sukses membuat Shania terbangun. Matanya masih terasa berat karena semalam ia habis menonton drama korea sampai pukul satu malam. Namun setelah melihat jam yang berada di nakas samping kasurnya, sukses membuat matanya melotot sempurna seperti ingin keluar.
“AAAA BUNDA, SHANIA TELAT!!!”
Dengan tergesa Shania langsung memasuki kamar mandi dan setelahnya ia langsung menuruni tangga menghampiri bundanya.
Shania pun menyambar roti bakar yang sudah disiapkan Sarah dan menggigit roti itu seraya memakai sepatunya. “Bun Arga mana?”
Biasanya Arga sudah hadir tepat waktu menunggu Shania bersiap sekolah di meja makan. Arga juga terkadang ikut sarapan bersama dengannya sesekali.
Namun kali ini Arga tidak nampak keberadaanya.
“Arga? dia gak kesini tuh,” ucap Sarah yang sedang mengaduk susu.“Serius Bun? Yaudah lah Shania berangkat, Bun.”
Shania berdiri setelah mengikat sepatu dan langsung menyambar susu cokelat yang baru diberikan Sarah dan menenggaknya hingga tandas. Setelah itu ia mencium pipi Sarah kilat dan langsung bergegas ke sekolah.
Namun saat sampai di pintu, ia hampir bertabrakan dengan seseorang bertubuh jangkung.
“Ya ampun Shan, sorry. Lo udah siap 'kan? Berangkat sekarang ya? Udah telat nih.”
Shania hanya mengangguk dan mereka berdua pun langsung bergegas menuju mobil Arga yang terparkir manis di depan gerbang rumah Shania.
-0-
Benar saja, sesampainya mereka di sekolah, mereka sudah terlambat. Bu Cindai selaku guru BK, sudah berjaga di depan pintu gerbang. Wanita berambut pendek dengan kacamata yang bertengger di hidungnya itu sudah berdiri berkacak pinggang seperti menunggu mangsa.
Arga menyadari bahwa Shania sedang takut. Jadi ia berusaha menenangkannya.
“Lo gak usah takut kali, ada gue.” dengan menggenggam erat lengan Shania berusaha membuatnya tenang.“Lo mah udah biasa kaya gitu kan lo badboy. Lah gue?”
“Heh! badboy tuh menguntungkan tau kalau di saat kaya gini. Ikut gue.”
Arga menarik tangan Shania yang berada di genggamannya dan mengajaknya berjalan entah kemana.
Namun saat di tengah jalan, Shania menghempaskan pegangan tangan Arga dengan kencang hingga terlepas. Dan otomatis Arga menghentikan jalannya dan menghadap ke arah Shania.
“Kenapa?” tanya Arga bingung.
“Lo mau bawa gue kemana? Gue gak mau ya diajak bolos sama lo,” ucap Shania dengan jutek.
“Yee pede lo kuda.” Arga kembali menarik tangan Shania.
Badboy jangkung yang merupakan senior sekaligus sahabat kecil Shania itu memegang tangan Shania dan membawanya masuk ke pintu kayu yang berada di belakang sekolah samping tempat sampah.
Di saat memasuki pintu tersebut, Shania terkejut. Ternyata Arga membawanya masuk ke dalam sekolah melalui jalan rahasia.
Ternyata benar kata Arga, badboy itu menguntungkan di saat seperti ini karena mereka tau jalan untuk kabur dan masuk saat telat dari sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Leave
Teen Fiction[REVISI SETELAH CERITA BERAKHIR] "Mencintai dia sama hal nya saat gue mencintai salah satu bintang di langit tapi gak pernah bisa buat gue sentuh bahkan gue gapai. Tapi gue tetap setia di bawah sini buat liat dia walau rasanya cuma bisa mandang dari...