15 - Began to close?

581 47 4
                                    

“Re-Revo?”

“Hindarin tangan lo dari wajah gue,” desis Shania.

Shania mencoba menepis tangan Revo --Rival kecilnya-- dari wajahnya. Namun karena kekuatan Revo lebih besar dari Shania, tepisan Shania tadi tidak berefek apa pun pada Revo.

Revo menurunkan tangannya dari wajah Shania. “Wow ternyata lo, Shan? Apa kabar? Long time no see, baby,” ucap Revo dengan seringaiannya.

Revo Yatadana. Itu lah nama lengkap Revo, rival Shania saat kecil. Oh bahkan Arga juga. Mungkin ‘Ta’ yang sedari tadi diucapkan siswa Garuda yang berada di sini menunjuk pada Revo. Menunjuk pada nama akhiran Revo yaitu Yatadana.

Pantas saja Shania seperti mengenali sosok yang tadi menghampirinya. Yang Shania kira akan memakannya hidup-hidup.

Shania tadi sempat melihat sedikit sosok ini dari balik bulu matanya. Siluet tubuhnya seperti seseorang yang Shania kenal. Ternyata benar dugaanya.

“Singkirin anak buah lo, gue mau lewat!” Shania mencoba melewati pundak Revo yang tegap.

“Ett gak mau ah gue masih kangen sama lo, Shan.” Revo menahan pundak Shania dan mendorongnya pelan kembali ke posisi sebelumnya.

“Singkirin tangan lo!” desis Shania .

“Kalau gue gak mau? Terus maunya bawa lo balik gimana?” Revo tersenyum miring menggoda Shania.

“Gue bakal teriak.”

“Teriak aja kalau bisa. Di sini sepi gak ada orang.” Revo menegakkan tubuhnya dan melipat tangannya di depan dada.

Shania pun berteriak meminta tolong. Namun benar kata Revo, tidak ada yang datang membantunya.

See?” tunjuk Revo pada sekitarnya.

Shania tetap Shania yang jutek, galak dan tidak putus asa. Shania pun terus berteriak hingga datanglah seseorang menggunakan motor sport hitam dengan jaket denim yang membalut tubuhnya. Tepat berhenti di dekat posisi Shania saat ini.

Lelaki itu, Rezzi, turun dari motornya lalu menyerang ke tiga orang yang berada di hadapan Shania.

Satu anak buah Revo yang sedang memegangi Shania terkejut akan kedatangan Rezzi yang tiba-tiba menyerang dan secara tidak sadar ia melonggarkan pegangannya di lengan Shania.

Shania mengusap lengannya yang terasa sedijit sakit. Shania mengerjapkan matanya tidak percaya bahwa di depannya sekarang ini menampilkan Rezzi yang sedang berkelahi dengan Revo dan teman-temannya.

Shania mengatur nafas menetralkan kepanikannya. Shania lalu berjalan cepat ke arah motor Rezzi.

Shania memukul kepala salah satu teman Revo dari belakang tubuhnya menggunakan helm milik Rezzi, sehingga lelaki itu oleng dan pingsan.

Shania juga membantu Rezzi melenyapkan tiga siswa Garuda yang berlari ke arah mereka. Shania menendang salah satu cowok yang berada di samping kanan Rezzi yang hendak memukul Rezzi dari samping dan tepat pada perutnya. Cowok itu membungkukkan badannya dan Shania mengambil kesempatan untuk memukul cowok itu menggunakan helm lagi tepat di kepalanya.

Stay or LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang