13 - Dibandingkan?

754 46 3
                                    

Nanti bacanya sambil dengerin lagu ini yaa. Pas bgt buat scene yang di bawah ugh.

***

Sepasang mata coklat menatap mereka tajam. Seolah-olah dengan tatapan itu bisa membunuh mereka. Seolah-olah tatapan itu membuat sang lawan takluk saat ini juga.

Sebenarnya Shania tidak suka marah-marah, dia hanya punya sifat agak tomboy dan itu pun sedikit. Dan kemarahan Shania pada Arga muncul lagi.

Mereka semua duduk pada sofa di ruang tamu. Shania menatap mereka tajam, Arga, Daris dan Adnan menunduk merasa bersalah. Sudah dua menit mereka berposisi seperti ini. Belum ada yang memualai pembicaraan. Shania juga ingin Arga yang memulai menceritakan semua tanpa harus Ia tanya.

Arga yang tidak tahan akan suasana kaku ini pun berdeham. “Ehm jadi gini Shan, ... “ Arga menceritakan semuanya pada Shania dari Ia pulang cepat saat latihan basket hingga Ia pergi ke area balap liar, sampai Ia kecelakaan dan kabur dari rumah sakit.

Sorry Shan gue gak jujur. Soalnya gue takut lo marah sama gue.” akhir Arga.

“Mau gue marah mau enggak, lo tetep harus cerita dengan jujur sama gue, Ga. Karena lo tau ‘kan  gue benci kebohongan?” ujar Shania dengan suara lembut. Shania sudah tidak bisa marah lagi pada Arga karena Ia tau kondisi Arga seperti apa sekarang.

Arga mengangguk mengerti. “Gue minta maaf Shan,” ulangnya.

“Heh! Lo jangan minta maaf sama Shania mulu. Gue juga termasuk orang yang lo bohongin” celetuk Adnan.

“Bener tuh. Lo juga harus minta maaf sama dia. Lo kaga tau aja Ga, gimana si Adnan panik nyariin lo,” sambung Daris di iringi kekehannya.

Flashback on

Cklek

Suara pintu ruang rawat Arga terbuka dan memunculkan Daris.

Namun saat Daris memasuki ruangan itu, Daris tidak melihat Arga ada pada ranjangnya. Dan yang Ia lihat hanya Adnan yang sedang tidur nyenyak di sofa. Kemana Arga?

Awalnya Daris menyangka jika Arga di kamar mandi namun saat Daris melihat kamar mandi yang berada di ujung ruangan itu, kosong. Tidak ada siapa pun.

“Adnan... nan! gila lo bangun kampret!” Daris mengguncang tubuh Adnan yang terlelap. Daris panik.

“Arghh apaan sih berisik banget sih!” Adnan menggeliat tidak nyaman. Adnan pun bangkit dan berposisi duduk namun matanya masih terpejam.

“Arga ilang Nan!” seru Daris.

“Ha serius lo?” Adnan terperanjat dan matanya langsung terbuka lebar “yang bener lo? Semalem pas gue masuk dia aja belum sadar,” sambung Adnan.

“Kalau dia ada, dia pasti di sini gila. Makanya lo kalau tidur jangan kaya beruang hibernasi coba,” gemas Daris.

“Ya gue gak tau bakal kaya gini. Ya udah gue keluar dulu.” Adnan langsung berlari keluar ruangan tanpa bisa Daris cegah.

Daris yang takut Adnan melakukan yang aneh-aneh pun langsung mengikutinya. Adnan itu anak yang emosian, Adnan gampang terpancing emosi, tapi di sisi lain, Adnan sangat peduli pada sahabatnya.

“Sus saya minta pertanggung jawaban rumah sakit ini!” bentak Adnan tiba-tiba.

“Lho memangnya ada masalah apa?”tanya suster tersebut bingung.

“Temen saya ilang tadi malem. Padahal pas saya masuk dia aja belum sadarkan diri.”

“Mungkin teman anda sedang di toilet?”

Stay or LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang