Keesokan harinya, semua berlangsung seperti biasa. veranda tetap mendapat pengawalan saat berangkat ke sekolah. Yang berbeda, kali ini tidak ada anggota paspampers yang ikut masuk kelas, atau bahkan berada dalam lingkungan sekolah. Seluruh anggota paspampers berjaga diluar pagar SMAN 132.
Ini sangat mengherankan, tidak hanya bagi veranda, tapi juga teman-temannya.
"Masih kok, tapi pada nunggu di luar," jawab veranda.
"Kok tumben?"
"Mene ketehe..."
Obrolan mereka terhenti saat bel tanda masuk berbunyi.
Baru sekitar lima menit pak wardoyo mengajarkan susunan anatomi katak, pintu kelas diketuk dari luar. Pak imran, Wakepsek SMAN132 mauk bersama seorang gadis bertubuh tinggi semampai dengan rambut panjang sebahu. Kulit gadis tersebut kuning kecoklatan, membuat kecantikkannya terasa unik.
Melihat ada "barang baru" apalagi yang "bening", sontak ruang kelas XI IPA 3 menjadi gaduh, terutama anak laki-lakinya. Pak imran terpaksa mengeraskan suara.
"Anak-anak mulai sekarang kalian akan mendapat teman baru, pindahan dari jakarta," kata pak imran setelah suasana kelas mulai tenang. "Silahkan perkenalkan diri kamu."
Gadis yang ada di sebelah pak imran maju selangkah. "Nama saya Dyandra Kinal, bisa dipanggil Kinal. Saya berasal dari SMA 761 Jakarta."
Ucapan gadis bernama kinal itu langsung memancing kembali kegaduhan yang tadi sempat berhenti.
"Cieee.... suaranya..." seruan para anak laki-laki di kelas yang menggoda kinal.
"Dasar cowok sini pada kampungan semua," sungut meiti. Mungkin dia merasa pesonanya bakal hilang karena kedatangan makhluk baru dikelasnya.
"Cukup.. cukup... Semua harap tenang," kata pak imran. Tapi, kali ini dia gagal menenangkan massa.
"Yang tidak bisa diam dan duduk tenang, nilai ulangan biologinya Bapak kurangi sepuluh," seru pak Wardoyo tiba-tiba.
Ancaman itu sangat ampuh. Seketika itu juga ruangan kelas menjadi diam dan sunyi, bahkan lebuh sunyi dari pada kuburan.
Pak Imran menunjuk kearah veranda.
"Iya, Pak?" tanya veranda.
"Bukan... bukan kamu. Itu yang dibelakang kamu siapa namanya? Coba berdiri!" tanya pak imran.
Jeje yang duduk tepat dibelakang veranda berdiri. "Jeje, Pak..."
"Iya, Jeje... Coba kamu pindah ke..." pandangan pak imran menjelajah ke seluruh kelas, mencari bangku kosong. Saat itu tanpa diduga kinal setengah berbisik mengtakan sesuatu pada pak imran.
"Kamu yakin?" tanya pak imran.
Kinal mengangguk.
"Yasudah, kamu ngga jadi pindah," kata pak imran pada Jeje.
Jeje pun langsung duduk dengan napas lega. Sebagai gantinya Pak Imran memindahkan bian dan kemal yang duduk di paling belakang ke bangku tengah dan depan. Bian yang terkenal paling bandel dan suka nyontek itu awalnya protes apalagi saat akan dipisahkan dengan kemal yang merupakan soulmate-nya saat ulangan. Kemal pun ikut-ikutan protes setelah tau dirinya juga ikut dipindahkan.
"Kok saya juga dipindah sih, pak?" protes kemal yang tadinya telah membayangkan akan duduk di samping gadis secantik kinal.
"Jangan protes! Atau kamu mau saya pindahkan ke kelas sebelah," ancam pak imran.
kemal akhirnya membereskan tasnya dan pindah ke depan. Kinal pun duduk di bangku paling belakang, sendirian.
"Kenapa pak imran naruh anak baru itu di barisan paling belakang, ya? Sendirian lagi," bisik shania pada veranda.
"Biar nggak digangguin kali," jawab veranda asal.
*******
veranda memang tidak perduli soal anak baru bernama kinal. Dia juga tidak perduli saat jam pelajaran kosong atau saat istirahat, anak laki-laki di kelasnya dengan norak mengerumuni kinal, dari yang sekedar salaman, kenalan, hingga minta alamat dan nomor HP atau pin BB gadis itu. Veranda juga tidak peduli saat teman-teman wanitanya kasak-kusuk dan bergosip ria soal kinal. Dia memang sedang menunggu seseorang.
Seorang cowok tergopoh-gopoh mengampiri veranda saat jam istirahat. Namanya Devan Saputro, atau biasa dipanggil devan, anak kelas XII IPA 1 yang berarti kakak kelas veranda.
"Sori, aku telat. Tadi aku harus nganterin anak baru keperpustakaan untuk pinjam buku.." kata devan dengan napas tersenggal-senggal.
"Ada anak baru juga di kelas kakak?" tanya veranda.
"iya, namanya Yama, katanya sih pindahan dari jakarta."
"Oooo.. anak baru di kelas kakak cowok?" tanya veranda sambil menarik napas lega.
"Iya, emang kenapa."
"Nggak, nggak papa."
"Tadi kamu bilang ada anak baru juga dikelas mu?" devan balik bertanya.
"Iya, cewek," jawab veranda.
"Oh.." Devan memberikan buku tulis yang dipegangnya dapa veranda. "Nih, buku catatan kamu. Makasih ya," ujarnya.
"Sama-sama kak," veranda juga memberikan buku tulis yang dipegangnya pada devan. "Ini catatan kimiaku, ada latihan soalnya juga, tapi nggak lengkap. Soalnya aku kan pernah nggak masuk karna sakit," kata veranda.
"Nggak papa. ni juga udah cukup," sahut devan.
"emang untuk apasih kak devan ngumpulin catatan kelas X dan XI? Untuk UN?" tanya veranda.
"Bukan," jawab devan singkat. "Aku pinjam dulu ya.. besok aku kembaliin," jawab cowok itu tanpa menjelaskan apa-apa.
"Iya, tapi.." bel tanda masuk telah berbunyi. "ya udah, thanks....," ujar devan, lalu berlari menuju kelasnya. Meninggalkan veranda yang hanya bisa melongo.
Kenapa sih gue jadi kaku begini? batin veranda.
Saat satu ekor mata veranda seperti melihat sosok bayangan yang sedari tadi seperti menatapnya dari kejauhan. Dia mengenali sosok tersebut.
*******
Pulang sekolah, veranda mendapati neneknya sedang menerima tamu. Seorang wanita berusia sekitar empat puluh tahun mengenakan jaket kulit dan celana katun cokelat. Wanita tersebut melihat kedatangan veranda dan langsung berdiri.
"Ini veranda sudah pulang...," sambut nenek veranda.
"Siapa dia, Nek?" tanya veranda.
Sebagai jawaban, wanita tadi menyalami veranda. "Perkenalkan, saya Letnan Kolonel Melody Nurramdhani. Saya yang bertanggung jawab atas pengamanan veranda selama lima tahun ini," kata wanita tersebut.
Letnan Kolonel? wanita ini seorang tentara?
Veranda meneliti sosok Letkol Melody. Penampilannya biasa-biasa saja. Tubuh sedang dan terlihat lembut. Tidak menunjukan bahwa dia seorang tentara.
"Mungkin veranda telah bertemu dengan orang yang akan jadi pengawal pribadi veranda," kata Letkol Melody lagi.
Ucapan Letkol Melody membuat veranda tambah tidak mengerti. "Pengawal pribadi, Tante? Pengawal siapa," tanya veranda.
"Nah.. itu pengawal pribadi kamu...," jawab Letkol Melo sambil mengarahkan pandangannya ke pintu.
Serentak, veranda dan neneknya menoleh. wajah veranda berubah begitu melihat siapa yang datang.
Dia?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
First Girl
Художественная прозаjalan cerita, dan judul yang sama cuma ubah nama karakter jadi anak-anak JKT48, cerita dari Luna Torashyngu. cekidot ^.^