Part 11

1.1K 127 3
                                    

Dhika berdiri di depan meja kernjanya. Dengan marah, dia menatap tajam dua orang yang berdiri dihadapannya.

"Kalian tau apa kesalahan kalian malam ini?" Tanya dhika. Yama mengangguk, sementara kinal hanya diam.

""Tau, kak. Kami ikut campur dalam kehidupan pribadi subjek," jawab yama.

"Benar, kalian membantu memberikan tiket konser, sementara orangtua subjek sendiri tidak setuju anaknya pergi nonton konser. Kalian berdua melakukannya secara diam-diam, tanpa melapor. Kalian telah melanggar salah satu aturan di kesatuan ini," semprot dhika.

Yama dan kinal terdiam. "bukan hanya itu. Kinal, kamu juga telah melanggar SOP (Standard Operating Procedure) sehingga berpotensi membahayakan subjek. Kamu tentu sudah tau , dalam keadaan bahaya, subjek harus dievakuasi. Evakuasi tidak boleh berhenti dalam kondisi apapun sampai subjek bener-bener dalam kondisi aman. Tapi, kamu malah berhenti ditengah jalan hanya untuk foto-foto. Kalian bahkan belum keluar dari zona bahaya," kata dhika gemas.

"Kak dhika, soal itu saya yang salah karena saya yang seharusnya bisa melarang...," tukas yama.

"Kamu memang salah juga, tapi kesalahan besar ada pada kinal karena sebagai agen ring satu, dia tidak seharusnya mengambil tindakan seperti itu," kata dhika.

"tadi saya dihubungi pak maul. Beliau marah besar, saya berulang kali meminta maaf dan memastikan hal ini tidak akan terulang. Untuk itu, saya terpaksa memberikan sanksi pada kalian berdua sebagai bentuk pertanggung jawaban kalian..." Dhika menghentikan sejenak ucapannya, dia lalu berjalan ke kursi di balik meja kerjanya.

"Yama kamu mendapat sanksi berupa skors selama satu bulan disertai pemberian SP, selama itu kamu harus mengikuti program reevaluasi selama dua minggu. Dan kamu, kinal.." Kinal menarik napas, menunggu sanksi yang akan dijatuhkan kepadanya.

"Kamu ditarik dari tim ini. Kamu dikembalikan ke markas pusatdan mengikuti pelatihan kembali selama satu tahun, sebelumada reevaluasi atas dirimu," lanjut dhika.

Walau telah menerima hukuman yang akan dijatuhkan kepadanya, kinal tetap terkejut saat tahu hukumannya. Hukuman itu jauh lebih berat dari pada yang dia bayangkan.

"Kak.." Yama mencoba prote, terutama untuk hukuman yang dijatuhkan pada kinal yang dirasanya terlalu berat.

"Jika ingin banding, kamu bisa mengajukan permohonan banding paling lambat seminggu setelah keputusan ini," potong dhika, Yama tidak bisa berkata-kata lagi.

"Proses pengamanan paket sementara akan dilakukan menurut SOP dari paspampers sampai ditunjuk agen pengganti," ujar dhika lagi.

"Saya kira tidak perlu sampai seberat itu...,"  Suara seorang wanita mengalihkan perhatian dhika, kinal dan yama. Mereka serentak menoleh ke arah pintu. Letkol Melo masuk ruangan, wanita itu masih menggunakan seragam dinas harian. Melihat kedatangan Letkol melo, dhika,kinal, dan yama serentak memberi hormat.

"Saya telah berbicara dengan pak maul dan beliau setuju untuk mengubah sanksi bagi mereka tanpa menggangu SOP kita," kata Letkol melo.

"Tapi, bu. Kita telah sepakat supaya hal ini tidak terulang kembali," protes dhika.

"Memang, tapi bukan berarti kita mengganggu SOP yang telah dijalankan. Lagi pula, tidak ada hal fatal yang terjadi akibat pelanggaran mereka berdua. Paket tetap aman dan semua masih di bawah kendali kita," kata Letkol melo, Dhika hanya diam, tidak membantah atasannya.

"Agen yama tetap berada diposisinya. Dia hanya akan menerima SP supaya tidak mengulangi kesalahannya," kata Letko melo.

wanita setengah baya itu lalu menatap kinal dengan tajam. "Sedangkan agen kinal mendapat skorsing tiga hari disertai SP. Agen kinal juga harus mengikuti konseling setiap minggu selama satu bulan," lanjut Letkol melo.

"Tapi bu..," dhika mencoba protes.

  "Jika ingin banding, kamu bisa mengajukan permohonan banding paling lambat seminggu setelah keputusan ini," Letkol melo memotong ucapan dhika dengan kata-kata yang sama persis dengan yang diucapkan anak buahnya itu beberapa menit seblumnya.

"Hukuman akan berlaku mulai besok," pungkas Letkol melo.

***

Setelah sidang selesei, kinal menyusul letkol melo yang sudah melangkah kembali ke mobilnya.

"Bu.." letkol melo yang akan membuka pintu mobilnya menoleh ke arah kinal. "ada apa?" 

Kinal mendekat. "Bagaimana dengan pengamanan terhadap paket, terutama disekolah selama saya diskors? apakah akan diambil alih oleh paspampers atau akan ada pengganti sementara?" tanya kinal.

"Akan diambil alih paspampers sampe kamu bertugas kembali," jawab lekol melo. "ada masalah?" Kinal tidak segera menjawab pertanyaan itu. Dia menimbang apakah akan mengatakan yang sebenarnya.

"ada apa?" tanya letkol melo lagi.

"Mm.. Veranda merasa risi kalau ada personel paspampers di dekatnya. apalagi di sekolah, dia merasa nggak enak pada teman-temannya," jawab kinal. Tumben dia menyebut nama veranda dan bukan menggantinya dengan kata "paket" seperti biasa. 

Mendengar jawaban kinal, letkol melo tersenyum kecil. "Hanya tiga hari, setelah itu kamu bisa kembali mendampinginya."

"Mudah-mudahan veranda bisa bertahan selama tiga hari," sahut kinal.

Letkol melo menggeleng-geleng. "Ternyata kamu belum berubah juga," ujarnya.

 "Maksud ibu?" tanya kinal.

"Nanti kamu juga akan tahu jawabannya," jawab letkol melo.

Kinal terdiam, letkol melo lalu masuk mobil. "Ada lagi yang ingin kamu sampaikan?" tanyanya setelah menurunkan kaca jendela mobil.

"Terima kasih karna ibu telah membela saya," kata kinal.

"Walau kamu salah dan harus menerima sanksi, saya masih mempercayaimu. Saya harap kamu jangan menyia-nyiakan kepercayaan itu," jawab letkol melo, lalu dia menjalankan mobil dan meninggalkan kinal dalam kebingungan.

***

Saat kinal kembali kerumah nenek veranda, rupanya veranda belum tidur. Dia malah sibuk membereskan dan memasukan pakaiannya ke tas.

"Lo pasti udah denger dari bu melo..," kata veranda saat melihat kinal di depan pintu kamarnya.

"Bu melo? dengar apa?" tanya kinal.

"Bu melo ngga ngomong ke elo? lo ngga ketemu dia ke posko?" tanya veranda.

"Ketemu, tapi dia ngga ngomong apa-apa" jawab kinal. Tentu saja dia nggak mungkin menceritakan hukuman yang diterimanya.

"Gue besok mau ke jakarta, papa ngajak gue nginap di istana. Yah, gue pikir sekali-sekali ngga papalah..," kata veranda.

"Loh, besok kamu ngga sekolah?" tanya kinal, Setahu dia besok bukanlah hari sabtu atau minggu.

"Sekolah? Ngapain?" 

"Kok ngapain? kamu mau bolos?"

"Kenapa harus bolos? besok kan libur."

"Libur?"

"ya ampun, kinal... Lo nggak tau kalo besok tuh tanggal merah? Liat tuh di kalender?" sontak kinal melihat kearah kalender yang tergantung di kamar veranda. Besok tanggal merah, dan setelah itu weekend. Jadi minggu ini adalah long weekend selama tiga hari.

tiga hari ?

Letkol melo menjatuhkan skorsing tiga hari pada kinal, dimulai besok. Besok veranda akan pergi ke jakarta untuk menhabiskan long weekend nya di istana negara. Sesuai prosedur, selama di istana, pengamanan veranda akan daimbil alih oleh paspampers yang berjaga disana.

Itu berarti, skorsing bagi kinal tidak berpengaruh atas keamanan veranda,  veranda juga tidak perlu merasa tida enak pada teman-temannya.

Letkol melo ternyata tidak memberikan hukuman bagi kinal, tapi malah memberinya waktu untuk berlibur.

Makasih, Bu! batin kinal.

.

.

.

TBC

  

First GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang