Part 26

899 116 3
                                    

Sudah beberapa hari ini Veranda uring-uringan sendiri. Bukan karena soal pengawal baru pengganti Kinal. Soal itu dia sudah pasrah dan hanya bisa mengikuti kemauan papa mamanya, bukan juga soal Devan. Walaupun sempat sedih dan kecewa dengan menghilangnya Devan, Veranda akhirnya memutuskan untuk mulai menghapus nama cowok itu dari dalam hatinya.

Terus, kenapa Veranda sekarang uring-uringan?

Penyebab sebenarnya adalah keputusan papa Veranda memindahkan sekolah Veranda ke jakarta secepatnya, dengan alasan keamanan. Rencana itu sangat mendadak, tanpa membicarakannya dengan Veranda lebih dulu. Veranda tentu saja menolak, tapi dia tidak bisa melawan keinginan papanya.

"Pokoknya kamu harus tinggal di jakarta. Rendy juga nanti akan papa suruh sekolah disini," kata papanya.

"Ada apa sih pa? Kok mendadak begini?" Tanya Veranda.

"Ini demi keamanan kamu."

"Keamanan? Bukannya Veranda disini aman? Kan ada pengawal yang menjaga dua puluh empat jam?"

"Tidak usah membantah, pokoknya kamu harus pindah, Titik."

Seperti biasa Veranda tidak bisa membantah ucapan papahnya.

Tidak hanya veranda, kakek dan neneknya juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah cucu kesayangannya mereka pindah ke jakarta.
***

"Masih bete Ve?" Tanya Jeje saat istirahat.

Veranda diam saja. Jeje melirik ke arah Naomi, pengawal Veranda yang menggantikan Kinal, yang duduk di meja lain, tidak jauh dari mereka.

"Lo ngga minta bantuan dia untuk batalin keputusan bokap lo?" Tanya Jeje lagi.

"Dia mana mau..," jawab Veranda ketus.

"Gue jadi kangen Kinal, kalo ada dia disini pasti dia mau bantuin lo," ujar Shania.

Veranda tidak menjawab. Tapi, terlihat dari sinar matanya bahwa dia setuju dengan ucapan Shania.

Di sisi lain, ucapan Shania membuat Jeje berpikir, apakah dia harus menceritakan pertemuannya dengan Kinal beberapa hari yang lalu. Kinal memang berpesan agar merahasiakan pertemuan mereka dari siapa pun, termasuk Veranda.

Akhirnya Jeje memutuskan untuk menuruti pesan Kinal.
***

Saat pulang sekolah, raut wajah Veranda masih mendung. Dia hanya diam di mobil.

Seperti biasa, Naomi yang duduk di sampingnya tidak perduli. Dia sibuk berbicara dengan seseorang melalui communicator.

"Gue mau ke toko buku sebentar," pinta Veranda.

"Maaf.. Tapi sesuai prosedur kamu harus segera pulang," jawab Naomi.

"Tapi gue mau beli buku... Sebentar saja," mohon Veranda.

"Tulis aja judul buku yang mau kamu beli, nanti kami belikan," kata Naomi dingin.

Veranda mendengus kesal mendengar ucapan Naomi. Sejak tim pengawalnya diganti, kebebasan Veranda seperti direnggut perlahan. Gadis itu tidak bisa seenaknya lagi pergi ke tempat yang dia mau, apalagi secara mendadak. Semuanya harus direncanakan dulu, tidak ada lagi acara hangout dengan Shania dan Jeje. Latihan basket bareng Nadse pun suda tidak pernah lagi dilakukan. Dalam beberapa hari ini Veranda benar-benar tidak boleh keluar rumah kecuali sekolah.

Lama melamun, Veranda baru sadar mobil yang di tumpanginya tidak menuju ke arah rumahnya.

"Ini mau kemana? Kok nggak kerumah?" Protes Veranda.

Naomi yang sedang mengobrol di communicator nya pun seperti baru tersadar mendengar ucapan Veranda.

"Kak Kennan?" Tanya Naomi pada agen jatayu yang menjadi sopir mereka.

"Kak Kennan?" Veranda baru sadar bahwa yang mengemudikan mobil mereka adalah Kennan, yang selama ini menjadi guru olahraga di SMAN 132.

"Mana kak Narada?" Veranda menanyakan agen jatayu yang biasanya menjadi sopir mereka.

"Kita ada masalah...," jawab Kennan.

"Masalah apa?" Tanya Veranda lagi.

Sebagai jawaban, Kennan malah menepikan mobil ke pinggir jalan. Kebetulan mereka berada di daerah yang sepi.

"Masalah ini...," jawab Kennan sambil menoleh ke belakang. Dia memegang pistol!

Tanpa basa-basi Kennan langsung menembakkan pistol berperedam suara tersebut ke arah Naomi. Tepat mengenai dadanya!

Veranda menjerit menyaksikan Naomi tersungkur bersimbah darah.

"Diam!" Ancam Kennan sambil mengarahkan pistolnya pada Veranda.

Sebuah minibus muncul dari belakang dan berhenti tepat disebelah mobil Veranda. Dari mobil keluarlah lima orang bertopeng yang masing-masing memegang pistol. Tiga dari kelima orang itu langsung menuju minibus berisi anggota jatayu lain yang berhenti di belakang mobil Veranda. Saat pintu mobil terbuka, salah seorang pria bertopeng tersebut menembakkan pistolnya dan mengenai seorang agen jatayu yang baru akan keluar mobil. Si agen tersungkur, pria bertopeng yang lain menuju sisi lain mobil dan menembakkan pistolnya ke dalam mobil.

Dua pria bertopeng lain mengitari mobil Veranda. Salah seorang membuka pintu depan mobil dan duduk di samping Kennan, sedang seorang lain membuka pintu belakang. Di sana Veranda duduk ketakutan, wajahnya pucat karena tegang, tanpa basa-basi pria bertopeng yang membuka pintu belakang segera menyemprotkan botol spray kecil yang dipegangnya ke arah Veranda. Dalam hitungan detik, Veranda terkulai lemas di tempat duduknya.

"Bagaimana dengan dia?" Tanya pria bertopeng yang berada di belakang mobil sambil menunjuk tubuh Naomi yang terkapar di bangku belakang.

"Buang saja!" Jawab pria bertopeng yang duduk di depan.

Pria bertopeng di belakang lalu menarik tubuh Naomi dan mencampakkannya begitu saja di samping mobil. Lalu dia masuk mobil dan menutup pintu.

Mobil veranda pun melaju kembali, kali ini diikuti minibus yang ditumpangi para penculiknya.
***

Devi sedang menikmati makan siang berupa nasi padang dengan lauk gulai cincang kegemarannya, saat HP-nya berbunyi.

Dari kak Hanna! Batin Devi saat melirik layar Hpnya, dia segera mengangkat panggilan itu.

"Kamu dimana?" Tanya Hanna.

"Ditempat kerja, memang kenapa?"

"Ternyata mereka bergerak lebih cepat dari pada perkiraan kita," kata Hanna.

"Maksud kakak?"

"Veranda di culik!"

Devi tertegun, selera makannya langsung hilang. Dia langsung teringat kebaikan hati nenek dan Veranda, selama dia tinggal dirumah mereka. Memang Devi tinggal di sana sebagai bagian dari tugas, tapi mereka menerimanya dengan ramah dan terbuka. Veranda bukan paket, Veranda adalah bagian dari kehidupan Devi.

.

.

TBC

First GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang