Part 17

997 109 0
                                    

Hari senin, kehebohan melanda SMAN 132. Penyebabnya adalah kabar yang menyebutkan bahwa Nadse akan pindah ke sekolah lain. Kabar ini cepat menyebar dan membuat semua orang bertanya, kenapa Nadse pindah? Tidak menunggu waktu lama, berembus kabar lain mengenai pindahnya Nadse. Kabar itu menyebutkan Nadse pindah karena Veranda. Memang kedekatan Veranda dengan Devan bukan rahasia lagi, juga rasa suka Nadse pada Devan. Tidak heran jika kepindahan Nadse dikaitkan dengan veranda, apalagi posisi veranda sebagai anak presiden, membuat sebagian orang berpikir dia bisa melakukan apa saja.

Kabar miring tersebut mula-mula tidak ditanggapi veranda. Tapi, ketika kabar itu makin kencang, veranda teruaik juga. Hampir seluruh mata kini tertuju pada dirinya.

"Emang bener Nadse pindah gara-gara lo?" tanya Shania di kelas.

"Shania..." Jeje segera memperingatkan temannya. Dia takut veranda tersinggung dengan pertanyaan shania itu.

Tapi, veranda hanya menggeleng pelan. "Gue nggak tau, tapi gue nggak mungkin sejahat itu ke dia, walau dia berusaha ngedeketin kak Devan," jawab veranda lirih.

***

"Nadse pindah sekolah karena kalian, kan?" tanya veranda pada kinal saat pulang sekolah.

"Kami menganggap nadse adalah ancaman. Profil dia menunjukan dirinya bisa melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya, jadi kami berusaha menjauhkan dia," Kinal menjelaskan.

"Dan kalian pindahkan dia?" tanya veranda lagi.

"Dia boleh pindah ke sekolah mana saja selama berada di luar bandung," jawab Kinal.

"Kalian suruh dia pindah ke luar bandung? ya tuhan... apa sih yang ada di pikiran kalian? kalian pikir [indah sekolah itu gampang? apalagi dia sudah kelas XII, sebentar lagi ujian. Dia nggak bakal bisa ikut ujian tahun ini. Kalian gampang banget ya ngehancurin hidup orang lain," semprot veranda.

"Maaf, tapi prosedur kerja kami begitu. Keamanan dan keselamatan kamu jadi prioritas tertinggi kami."  

"Walaupun dengan mengorbankan orang lain? Nggak. Gue nggak mau orang lain menderita karena gue. Apa lo ngerasain perasaan gue saat orang lain nuduh seakan-akan gue bersalah? lo semua nggak mikirin semua itu saat mengambil keputusan, kan?" kata veranda dengan mata berkaca-kaca.

kinal hanya diam.

"Gue mau kerumah Nadse sekarang!" kata veranda tiba-tiba.

"Tapi..."

"Nggak ada tapi-tapian, gue yakin kalian pasti tau alamat rumahnya."

***

Rumah Nadse terletak di sebuah kompleks elite di kawasan bandung barat. Lalu lintas yang macet membuat tim Jatayu terpaksa meminta bantuan pihak kepolisian untuk membuka jalan. butuh waktu satu jam lebih bagi veranda untuk sampai kerumah Nadse.

Rumah terlihat sepi, tidak seorang pun terlihat di depan pagar. Tapi, kinal hanya butuh waktu kurang dari lima menit, mulai dari memencet bel hingga akhirnya pintu dibuka oleh salah seorang pembantu di rumah mewah tersebut.

Nadse ternyata habis berenang di kolam renang di belakang rumahnya, awalnya dia terkejut melihat kedatangan veranda dan kinal.

"Mau apa lo kesini?" Tanya Nadse tetap dengan nada juteknya, pandangannya terarah pada kinal yang berdiri di samping veranda.

"Lo juga pasti salah satu pengawal dia, kan?" tuding Nadse pada kinal.

"Gue mau minta maaf ke lo," veranda mengabaikan kata-kata Nadse pada kinal.

Ucapan veranda itu membuat Nadse terenyak, Veranda minta maaf?

"Walaupun nggak tau apa yang sebenarnya terjadi, gue nggak nyangka bakal kayak gini, sampai lo mau pindah sekolah segala. Gue akui pengawal gue rada lebay menanggapi apa yang terjadi antara lo dan gue, tapi mereka cuma menjalankan tugas. Jadi, atas nama mereka, gue minta maaf," kata veranda sekali lagi.

First GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang