Bagian 20

3.3K 296 8
                                    

"Kau sudah gila?" Tanya Hyera yang lebih ia tujukan pada perkataan Miran yang seolah mempermainkannya. Apa menurut gadis itu ia akan termakan oleh tipuan tak bermutu seperti ini?

"Tidak gila, hanya diambang batas" terang Miran membuat Hyera menatapnya tajam. Ambang batas? Hampir gila?

"Jangan membuatku takut" desis Hyera mulai merasakan keseriusan dalam tatapan Miran.

"Duduklah" Miran menepuk kursi kosong disampingnya. Hyera sempat berfikir untuk pergi namun akhirnya gadis berkaus abu-abu tua itu menuruti permintaan Miran untuk duduk, Hyera tak duduk di kursi yang Miran sarankan, ia duduk dibangku sebelah kursi itu.

Gadis itu duduk dengan diiringi sebuah senyuman dari Miran yang membuat pikiran Jung Hyera mulai melantur. Ia berfikir mungkin saja yang Miran katakan benar, bagaimana jika gadis berambut sebahu itu sudah hampir gila atau justru lebih buruk dari itu? Bagaimana jika Miran adalah seorang psikopat dan hanya bepura-pura baik? Oh sungguh jika itu benar maka ada kemungkinan Hyera bisa kehilangan nyawanya ditangan gadis berwajah malaikat disampingnya.

"Tenang saja aku tak akan memakanmu atau menyakitimu" ujar Miran saat melihat gadis bertubuh tinggi itu menampilkan wajah tegang.

Perkataan Miran membuat bahu Hyera yang tegang itu mulai melemas tapi tetap bersikap waspada. Siapa yang tahu apa yang akan dilakukan gadis dihadapannya inikan?

"Haaah!" Miran membuang nafasnya sebelum mulai berbicara.

"Sejujurnya aku belum pernah menceritakan kisah ini sebelumnya" Miran menatap jari-jari kakinya yang terpoles kuteks berwarna pink tua.

"Aku sungguh tersanjung menjadi pendengar pertamamu" komentar Hyera tanpa ambil pusing membuat Miran tersenyum kembali.

"Dulu ketika masih remaja aku sangat ingin menjadi seorang penyanyi..." Gadis berambut bob itu mulai bercerita.

"Menari dan bernyanyi diatas panggung terlihat begitu keren dan hebat... Sayangnya ayahku tak mengijinkan itu," Miran mengambil jeda sejenak dan beralih menatap Hyera.

"Namun aku masih bersikeras dengan keinginanku ...sehingga akhirnya aku memutuskan mengikuti audisi yang SM adakan, lalu tanpa diduga aku lolos dan masuk menjadi trainee" ingatan Miran akan kejadian itu membuat ujung bibirnya sedikit terangkat, teringat bagaimana bangganya ia memamerkan diri pada teman-temannya ketika ia diterima sebagai trainee perusahaan entertainment besar itu.

"Dengan sekali coba?" ceplos Hyera dengan wajah tak percaya yang menggelitik kotak tertawa Miran. Namun reaksi yang ditunjukkan gadis itu hanya tersenyum dan mengangguk.

"Aku hebat ya?" Tanya Miran pada gadis disampinya namun si empunya enggan untuk menjawab karna ia tak mau terlihat kalah.
Alasanya karena Hyera dulu harus mengikuti tiga audis sebelum akhirnya diterima menjadi trainee.

"Akui saja jika aku hebat" desak Miran seolah haus akan pujian, membuat gadis disampingnya memasang wajah jengah.

"Kau ingin bercerita atau mau pamer, huh?" Hyera mengubah posisi duduknya dan berfikir jika sikap Miran itu terlalu sombong untuk seorang gadis yang hampir gila.

"Bercerita" Miran mengangguk-angguk setuju mengingat tujuannya adalah untuk bercerita, bukan untuk memamerkan kemampuan.

"Aku menjadi trainee selama tiga tahun, ibuku mendukungku tapi tidak dengan ayah. Ia selalu mengatakan padaku untuk berhenti disetiap kesempatan, namun... aku terlalu keras kepala untuk mengikuti perkataannya." Miran mengambil nafas panjang sejenak sementara Hyera masih menjadi pendengar setia dan tak berniat menyela.

"Setelah cukup lama berlatih akhirnya aku diberitahu bahwa aku akan mengikuti pelatihan khusus. Tentu aku sangat senang mendengarnya tapi juga merasa bingung disaat yang sama, sebab ayah pasti tak akan memberikan ijin" gadis yang duduk sidamping Miran berusaha memahami konfik yang Miran alami, tetapi setengah hatinya masih sesikukuh untuk tak termakan perkataan gadis yang lebih tua darinya itu begitu saja.

Manage your Manager (EXO FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang