Prolog

1.4K 70 6
                                    


.
.
.
#-#-#

Terlalu banyak rahasia yang berputar di sekitarnya. Terlalu banyak yang harus disembunyikan. Terlalu banyak kedustaan. Dan terlalu banyak keraguan hanya untuk sedikit memberi kepercayaan pada seseorang. Jadi, apa yang harus ia lakukan? Lalu bagaimana ia memutuskan?

#-#-#

Ruangan yang dipenuhi dengan rak-rak buku itu cukup sepi. Hanya ada seorang murid yang duduk di sebuah kursi dengan kedua tangan dilipat di dada. Matanya berkeliling mengamati seisi ruangan berdinding putih itu dengan tatapan tajam miliknya.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara pintu terbuka disusul sosok dua orang yang kini mendekat ke arahnya. Seorang pria baya dengan rambut beruban di beberapa bagian, dan seorang lagi wanita yang ia taksir usianya sekitar tigapuluhan awal.

Sang murid berdiri dari duduknya, menepuk roknya sebentar lalu memasang senyum pada keduanya.

" Namamu... Youren Miika, kan?" tanya pria itu.

Si murid mengangguk. " Ya."

" Dia wali kelasmu." Si pria beralih menunjuk wanita berpakaian rapi di sebelahnya. " Namanya Bu Dina."

" Salam kenal, Bu."

Ia mengulurkan tangan, menyalami wali kelas barunya. Ya, ini adalah hari pertamanya sebagai murid pindahan.

" Tapi, Pak," tiba-tiba wanita yang dipanggil Bu Dina itu menyela. " Apa nggak apa-apa kita memasukkan dia di kelas IPA 3?"

" Lho, bukannya di sana masih ada satu bangku kosong?"

" Iya sih," gumamnya ragu. " Tapi di kelas kami sudah ada dua murid baru sebelumnya. Bapak yakin mau memasukkan dia ke sana juga?" tanyanya seraya menatap murid baru yang hanya bisa diam memperhatikan keduanya bicara.

" Nggak papa. Masukkan saja. Toh masih ada bangku kosong, kan?" ujar pria itu.

" Baiklah kalau begitu. Ehm, siapa namamu tadi? Youren?"

" Iya, Bu."

" Kamu ikut saya."

Si murid mengangguk. Setelah berpamitan pada pria baya yang tak lain adalah kepala sekolah itu, ia mengikuti langkah guru perempuan yang menjadi wali kelasnya.

Sesampainya di kelas XI IPA 3, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Seperti dugaannya, seluruh murid yang akan menjadi teman sekelasnya menatapnya dengan berbagai ekspresi. Ada yang menatapnya takjub, heran, terkejut, dan masih banyak lagi tatapan yang ditujukan padanya.

" Ayo, perkenalkan dirimu."

Ia mengangguk. " Perkenalkan. Saya Youren Miika, pindahan dari USA. Mohon bantuannya."

Ia menundukkan kepalanya sekilas, dan saat ia mengangkat pandangannya kembali, ia mendapati apa yang dicarinya sejak tadi. Di sana. Ia mendapati orang itu tengah memperhatikannya dengan tatapan bertanya.

Ah, di sana kamu rupanya. Oke, aku sudah mendapatkanmu!

.
.
.

#-#-#

.
.
.

- Rhinearana -

Another Half ( Dragon #2 ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang