.
.
.#-#-#
" Kenapa Pak Farren menyuruh Ryuu datang ke gudang senjata itu? Kenapa tidak menyuruh polisi?"
Farren tersenyum mendengar pertanyaan Jean. " Kamu mau tahu?" tanyanya.
Setelah mendapat anggukan kepala dari Jean, ia menjawab. " Ryuu ahli senjata. Dia bekerja di perusahaan senjata di Inggris sebagai staf ahli pengembang dan uji coba senjata baru. Dia bisa membedakan senjata rakitan sendiri dan senjata asli. Akan mudah melacak dari mana mereka mendapat senjata itu kalau Ryuu melihat senjata mereka."
Jean menghela napas panjang saat teringat percakapannya dengan Farren semalam. Lagi-lagi Ryuu membuatnya terkejut. Ahli senjata? Programmer? Agen rahasia? Apa lagi setelah ini?
" Jean."
Jean memutar kepala saat mendengar seseorang memanggilnya dengan suara tertahan. Ia mendapati Giana yang kini duduk di depannya. Ia menoleh sekilas ke bangku Abi yang masih kosong. Sepertinya pemuda itu belum datang.
" Apa?"
" Kemarin kenapa nggak masuk?" tanya Giana langsung.
" Ah, gue ada acara keluarga. Kenapa emang?"
Giana menggeleng pelan. " Kemarin Miika juga nggak masuk sekolah."
Alis Jean seketika naik. Raut wajahnya berubah serius. " Dia izin apa?"
" Katanya sih ada acara peringatan kematian pamannya, gitu."
Jean mengangguk paham, meskipun raut wajahnya masih serius.
" Hei, orang-orang yang ngejar Miika beberapa hari yang lalu itu siapa? Kamu tahu?"
Jean menggeleng. Ia juga penasaran dengan orang-orang itu, tapi karena ia sudah berjanji pada Radith dan Rio kalau dirinya tidak akan ikut campur dengan urusan Miika, dia tidak mencari tahu tentang orang-orang itu. Toh Jean yakin kalau Miika akan baik-baik saja karena ada Adler yang menjaganya.
" Biarin aja. Kita nggak perlu ikut campur urusan pribadi dia. Toh, dia baik-baik aja sekarang." Jean berusaha memasang ekspresi cuek.
Giana merengut. " Kamu kok santai banget sih!" protesnya.
" Lah," Jean menunjuk Miika yang tengah duduk diam di bangkunya sendiri. Tampak sibuk memainkan sesuatu di laptopnya. " Dia aja wajahnya santai gitu. Ngapain kita yang bingung?"
Giana mengikuti arah yang ditunjuk Jean. Dan benar, Miika tampak santai duduk di sebelah Derry, keduanya sama-sama sibuk melakukan kegiatan masing-masing.
" Iya juga ya? Kok si Miika bisa tenang-tenang aja gitu?"
#-#-#
Ryuu membaca pesan dari Jinso sekali lagi. Pria itu berhasil membuat Frederic penasaran dengan berita kerjasama antara dirinya dan Blaze group. Ya, Ryuu memang pernah bekerja di perusahaan milik ayah Gean itu selama dua tahun, dan tahun ini Ardanu akan membuka kantor baru dan akan membuat kontrak kerjasama dengan Ryuu. Pria itu akan mengumumkan berita kerjasama itu saat ulang tahun perusahaannya yang diadakan seminggu lagi.
Bukan tanpa alasan Ryuu menggunakan berita kerjasama itu untuk memancing Frederic. Pria itu pernah menjadi klien perusahaan Danu untuk membuat sistem keamanan kantornya. Pria itu pasti akan melakukan sesuatu untuk menghentikan kerjasama untuk pembukaan kantor baru, atau setidaknya, pria itu akan berusaha ikut menandatangani kontrak. Dan dengan itu, Ryuu bisa memasuki beberapa celah yang akan terlihat saat Frederic dilanda kepanikan karena kontrak antara Ryuu dan Blaze group.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Half ( Dragon #2 )
Action[15+] . . . #-#-# Hm? Menjadi seorang pengawal? Oh, ayolah. Selama ini dia adalah seseorang yang bekerja dengan keinginannya sendiri. Dia tak pernah suka jika harus menjadi bawahan seseorang, dan hal itu pulalah yang membuatnya keluar dari temp...