Bagian 26

595 48 5
                                    


Ck, wattpad itu bener-bener deh! Udah di-up sehari yang lalu ilang mulu. Tiba-tiba jadi draft lagi. Ck... Sabar ya, readers. Saya coba pos ulang ini...

.
.
.

#-#-#

Hari Minggu seharusnya menjadi hari libur yang ditunggu oleh Jean. Tapi nyatanya tidak, karena pria itu kini tengah duduk di ruangan rapat kantor Black Hawk bersama dengan beberapa orang. Radith, Rio, Farren, dan Pak Hari. Ryuu menghubunginya dengan mengirimkan pesan agar ia datang pagi ini untuk menjalankan tugas sebagai asistennya. Ia tidak tahu apa yang akan diperintahkan oleh Ryuu padanya, tapi ia tetap datang ke kantor gadis itu. Awalnya ia terkejut saat melihat ada orang lain yang juga datang ke kantor hari ini, tapi ternyata mereka datang karena juga memiliki keperluan dengan Ryuu.

Kepala Jean berputar cepat saat mendengar suara pintu terbuka. Muncul sosok Ryuu yang masuk ke ruangan dengan santai. Gadis itu mengenakan pakaian ala biker, lengkap dengan sarung tangan fingerless dan jaket kulit berkerah tinggi yang berwarna serba hitam. Ada sebuah ransel besar menggantung di punggungnya.

" Kamu naik motor ke sini?" tanya Farren sesaat setelah Ryuu menurunkan ranselnya dan meletakkannya di meja.

" Hmm. Aku sedang malas terjebak macet."

Ryuu mengeluarkan beberapa map dari tasnya beserta laptop berwarna putih. Ia menyodorkan barang-barang itu ke depan Jean yang bergeming di tempatnya. " Itu tugasmu. Baca semuanya dan analisis pergerakan mereka. Cari tempat pelarian Jhon."

Jean mengerjapkan mata, terkejut. Mencari tempat pelarian Jhon katanya? Bagaimana bisa?

" Maksudnya?" tanya Jean tak mengerti.

Bukan hanya Ryuu yang meliriknya, tapi Farren juga ikut-ikutan menatap heran Jean dengan menaikkan alis.

" Berkas itu menyebutkan informasi tempat-tempat yang pernah didatangi, ditempati, atau yang dimiliki Jhon. Ada banyak tempat yang memungkinkan di mana dia bersembunyi. Kamu harus mencari tempat yang paling berpotensi menjadi 'sarang'nya, karena kita nggak mungkin mencari dia ke seluruh tempat yang disebutkan di situ. Paham?"

Jean mengangguk kaku, sedangkan Farren menyeringai melihat wajah pucat pemuda itu. Yang diperintahkan Ryuu memang terdengar sederhana, tapi tentu saja akan menjadi sulit karena Jean harus menyelidiki satu-persatu keadaan tempat itu sekarang. Untuk memastikan apakah mungkin jika Jhon bersembunyi di sana.

" Aku... harus menyelidikinya sendirian?"

" Menurutmu?" Ryuu balik bertanya dengan raut datar.

Jean mengangguk kaku sekali lagi. " Oke."

Ryuu tampak tidak peduli dengan ekspresi Jean sekarang. Gadis itu beralih pada Pak Hari yang duduk tepat berhadapan dengannya.

" Ada apa Pak Hari memanggil saya?" tanyanya formal.

" Jaksa untuk kasus Frederic sudah ditunjuk. Surat penangkapannya akan turun paling lambat besok pagi." Pak Hari menjelaskan informasi yang ia dapatkan.

" Begitu?" Ryuu mengangguk mengerti. Lalu tangannya bergerak menghubungi seseorang menggunakan ponsel.

" Halo? Ya, ini Ryuu. Batalkan rapatku atas nama Alexander besok. Katakan pada mereka kalau aku tidak jadi membelinya. Ya."

" Apa yang kamu rencanakan?" tanya Pak Hari setelah Ryuu mematikan sambungan.

" Ah, saya berniat bermain sebentar dengan perusahaan Frederic, tapi karena kasusnya sudah dibawa jaksa, lebih baik saya tidak ikut campur, kan?"

Another Half ( Dragon #2 ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang