Bagian 6

717 49 5
                                    


.
.
.

#-#-#

Suasana taman belakang sekolah memang selalu sepi. Seperti sekarang, meskipun jam istirahat sedang berlangsung, tidak ada seorang muridpun yang berada di sana. Ah, ada. Ada dua murid, satu laki-laki dan satu perempuan. Si laki-laki terlihat duduk di sebuah bangku panjang, sedangkan si murid perempuan berdiri dengan tangan menyilang di dada.

" Jadi, kenapa lo mau ketemu gue?" suara berat si laki-laki memecah kebisuan.

" Ari benar tidak masuk sekolah hari ini?" tanya si perempuan, mengabaikan pertanyaan laki-laki yang duduk santai sambil memainkan ponsel itu.

" Ya. Dia nggak masuk hari ini. Memangnya kenapa?"

" Juno..."

" Hmm?" siswa laki-laki itu mendongak saat murid perempuan itu memanggil namanya. " Ada apa?"

Juno mengerutkan kening saat melihat Miika sama sekali tak menyahuti pertanyaannya. Tadi gadis itu mengirimkan pesan padanya kalau dia ingin bertemu dengannya di taman belakang saat istirahat. Awalnya, Juno merasa aneh dengan permintaan Miika itu, tapi mau tak mau karena dia sudah berjanji pada gadis itu untuk selalu memenuhi permintaannya, Juno akhirnya mendatangi tempat itu.

Mata Juno terus mengawasi Miika yang tampak berpikir keras. Gadis itu seperti sedang memiliki banyak pikiran. Tapi kenapa dia menanyakan tentang Ari?

" Woy, Miika. Lo mau tanya apa?" tanya Juno sedikit berteriak untuk menyadarkan Miika.

Benar saja, Miika tersentak sesaat. Ia membetulkan letak kacamatanya dan kembali memandang Juno.

" Apa... Yang menyuruhmu untuk menantangku bermain basket waktu itu... Ari?" tanya Miika ragu.

Juno mengernyit sesaat mendengar pertanyaan Miika. Lalu ia menarik napas kuat-kuat. " Dari mana lo tahu?"

Miika bergeming, sepasang mata hitamnya menatap Juno seperti tengah meminta penjelasan. Membuat pemuda itu mendesah sesaat sebelum melanjutkan.

" Gue nggak tahu maksud dia apaan. Tapi waktu itu dia memang ngomporin gue biar nantangin lo. Padahal dia itu termasuk anak pendiam meskipun kita ke mana-mana selalu bareng. Dan waktu itu dia beda banget. Gue nggak tahu kenapa, tapi gue ngerasa... Dia kayak pengen kenal lo lebih deket. Dan dia manfaatin gue."

Tiba-tiba Miika berdecak, membuat Juno kembali mengerutkan kening heran. Sejak tadi, ia sama sekali tidak paham dengan sikap dan raut wajah Miika yang berubah dengan cepat. Ada apa dengan gadis itu?

" Juno..."

" Ya?"

Miika menghela napas panjang sebelum berbicara. " Aku punya permintaan."

" Kenapa gue berasa jadi jin botol ya?"

Gumaman pelan yang dilontarkan Juno membuat salah satu sudut bibir Miika tertarik.

" Apa?" tanya Juno sedikit ketus.

" Apapun yang diminta Ari padamu, kalau hal itu ada kaitannya denganku, tolong turuti permintaannya."

" Tunggu dulu," Juno mengangkat sebelah telapak tangannya, mengisyaratkan pada Miika untuk berhenti. " Maksud lo? Gue nggak paham."

" Maksudku, kalau Ari membutuhkan apapun, entah itu bantuan atau apa, jika berkaitan denganku, tolong penuhi permintaannya."

" Maksud lo... Kalo misalnya dia minta gue bunuh lo, gue harus bunuh lo beneran gitu?"

" Kurang lebih seperti itu."

Another Half ( Dragon #2 ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang