.
.
.#-#-#
Miika memasang headset ke telinganya tanpa mempedulikan tatapan tajam seorang guru pria yang sedang mengajar di depan kelas. Gadis itu malah tampak duduk santai sambil bersandar di bangkunya seraya melirik buku pelajarannya sesekali.
" Youren Miika!"
Miika menegakkan tubuh dengan alis terangkat. Ia melepas headsetnya tanpa berkata apapun.
" Apa mata pelajaran ini memang begitu membosankan sampai-sampai kamu memilih mendengarkan musik daripada mendengar penjelasan saya? Atau kamu memang selalu bersikap seperti ini ketika di kelas?"
Miika hanya menatap malas guru itu. Guru baru yang kini mengajar mata pelajaran bahasa Inggris di kelasnya. Rio.
Ya. Rio adalah detektif senior yang tiba-tiba saja ditugaskan untuk menyamar di sekolah Giana. Dia mulai datang ke sana sebagai guru pengganti dua hari yang lalu karena Miss Aina yang mengajar mata pelajaran bahasa Inggris tengah mengambil cuti melahirkan. Miika sendiri tidak tahu kenapa harus ada polisi lain yang menyamar lagi. Padahal Jean dan dirinya saja sudah cukup menurutnya. Tapi itu terserah pihak kepolisian juga sih, yang jelas hal ini juga cukup meringankannya. Karena ia tahu, Rio pasti tidak akan melepaskan pengawasannya dari Giana.
Dan ya. Berbeda dengan Jean yang sama sekali tidak tahu siapa Miika, Rio mengenalnya, sejak tiga tahun yang lalu. Karena pria itu juga ikut terlibat saat pengusutan kasus yang melibatkan orang tua Miika. Pria itu masih detektif junior saat itu. Dan pria itu juga tahu kalau sekarang Miika tengah dalam mode penyamaran.
" MIIKA!"
" Tolong jangan berteriak, Mister. Anda bisa mengganggu kelas lain. Tenang saja, aku akan mendengarkan penjelasan anda." Miika menjawab tak acuh.
Giana yang duduk di sampingnya mengerjap pelan. Sebelumnya, Miika tidak pernah bersikap seperti itu. Gadis itu selalu bersikap sopan dan selalu memperhatikan setiap pelajaran. Tapi sekarang...
" Kamu kenal sama Pak Rio?" bisik Giana di telinga Miika.
" Hmm?" Miika memiringkan kepala. " Tidak. Aku hanya tidak suka melihatnya memperhatikanku seperti itu."
Giana mendesah mendengar jawaban Miika. Ia tahu, meskipun teman barunya itu selalu berpenampilan mencolok dengan headphone yang selalu tergantung di lehernya, juga pakaian seragamnya yang tampak lebih tertutup daripada yang lain, Miika tidak suka jika ada seseorang yang terus mengamatinya.
" Itu tidak sopan."
Giana terkekeh pelan. Dia sudah menebak kalau Miika akan berkata seperti itu. Ya, menurut Miika, orang yang suka mengamati orang lain itu tidak sopan. Bisa saja hal itu membuat orang yang jadi perhatiannya merasa tidak nyaman atau sebagainya. Seperti sekarang, gadis itu benar-benar tampak terganggu dengan tatapan Rio yang berdiri di depan kelas.
" Miika! Sekarang kamu malah mengajak berbicara teman sebangkumu? Keluar dari kelas!"
Miika mengumpat pelan. Sepertinya Rio memang sedang ingin mencari gara-gara dengannya. Pria itu sengaja mencari-cari alasan untuk menyalahkan Miika. Dan mungkin setelah ini...
" Jam istirahat nanti, kamu ke kantor saya."
Tuhkan!
Miika mengumpat pelan, dan segera berlalu keluar dari kelas tanpa menggubris ucapan Rio tadi. Ia sudah menggerutu panjang lebar.
" Hell..."
#-#-#
" Jangan membuatku mencolok, Sialan!" Miika mengumpat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Half ( Dragon #2 )
Action[15+] . . . #-#-# Hm? Menjadi seorang pengawal? Oh, ayolah. Selama ini dia adalah seseorang yang bekerja dengan keinginannya sendiri. Dia tak pernah suka jika harus menjadi bawahan seseorang, dan hal itu pulalah yang membuatnya keluar dari temp...