.
.
.#-#-#
Suara notifikasi pesan yang bersumber dari ponsel Miika membuat teman-temannya yang duduk semeja dengannya menoleh. Miika meringis sesaat sebelum meraih ponsel yang ia letakkan di atas meja kantin dan membaca pesan.
- Cleared -
- Ev -
Miika mengerutkan hidung saat mendapati pesan satu kata ditampilkan layar ponselnya.
" Siapa?"
" Promosi poker online," jawab Miika sekenanya. Ia meletakkan poselnya kembali ke meja dan melanjutkan melahap bakso yang dipesannya.
Pesan super singkat yang masuk ke ponsel Miika adalah laporan dari Evzen tentang perkembangan rencana penangkapan Frederic. Miika dan anggota Black Hawk memang tidak ikut campur untuk masalah penangkapan dan menyerahkan sepenuhnya pada polisi. Sebenarnya dia yang menyusun rencana penangkapan pria itu, tapi ia tidak ikut bersama mereka. Ia yakin polisi akan berhasil dan Frederic tidak akan bisa kabur karena ia sudah mempersiapkan beberapa jebakan jika pria itu berusaha menghindari polisi.
Adrian yang duduk bersebelahan dengan Miika meliriknya curiga. Tapi kemudian pemuda itu tak peduli dan ikut sibuk dengan makanannya sendiri.
" Besok maen yuk?" ajak Alena tiba-tiba.
" Ke mana?" tanya Romi.
" Aku tidak bisa ikut," sahut Miika cepat bahkan sebelum Alena menjawab pertanyaan Romi. Gadis itu masih sibuk menatap mangkok baksonya.
" Kenapa?" Alena memasang raut sedih. Sebenarnya ia mengajak teman-temannya hang out berharap agar mereka dekat dengan Miika. Selama ini Miika memang selalu bersama mereka, tapi gadis itu tidak pernah pergi bersama Giana dan teman-temannya di luar jam sekolah.
" Ada urusan," jawab Miika pendek.
" Urusan apa?" ganti Abi yang bertanya.
Sebelum Miika menjawab pertanyaan Abi, sebuah notifikasi pesan muncul lagi di ponselnya. Kali ini dari nomor tak dikenal.
- Hello, Youren Miika. How are you? -
- Jhon -
Miika tiba-tiba bangkit dari duduknya sesaat setelah membaca pesan itu. Teman-temannya yang melihat hal itu hanya bisa memandang Miika terkejut.
" Maaf, aku pergi dulu."
Dan tanpa menunggu jawaban teman-temannya yang masih terpaku, Miika bergegas pergi dari kantin.
" Dia kenapa?" tanya Giana pada Jean yang sedari tadi hanya diam saja.
Jean mengedikkan bahu tanda tidak tahu. Sebenarnya ia juga penasaran dengan Miika, tapi ia berusaha menjaga jarak agar dirinya tidak terlalu memikirkan sikap gadis itu. Dia tidak mau mendapat teguran dari Radith karena melalaikan tugasnya dan malah tertarik mengorek tentang Miika. Tapi... sikap Miika tadi benar-benar mengusiknya. Meskipun gadis itu memang selalu menyembunyikan sesuatu, kali ini ia merasakan firasat aneh.
" Gue ke toilet dulu."
Jean tiba-tiba berdiri, dan berjalan cepat keluar dari kantin diiringi tatapan bingung dari Giana dan teman-temannya.
#-#-#
Miika menyandarkan tubuhnya di kursi taman. Sesaat matanya memindai keadaan taman yang terletak di belakang gedung kelas itu, dan setelah memastikan tidak ada orang yang memerhatikannya, ia menekan nomor ponsel Evzen.
" Halo, Ev?"
Terdengar sahutan dari seberang.
" Berhasil?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Half ( Dragon #2 )
Action[15+] . . . #-#-# Hm? Menjadi seorang pengawal? Oh, ayolah. Selama ini dia adalah seseorang yang bekerja dengan keinginannya sendiri. Dia tak pernah suka jika harus menjadi bawahan seseorang, dan hal itu pulalah yang membuatnya keluar dari temp...