Bagian 32

550 47 11
                                    


Maaf kalo ada typo ya. Belom sempat ngedit ini. Ntar kasih tahu aja di komen mana typonya. Ntar aku perbaiki. Thanks udah nunggu si Ryuu!

.
.
.

#-#-#

Gerakan tangan Jean yang hendak menyuap makanan ke mulutnya terhenti tiba-tiba. Ia tidak mendengar suara kedatangan Ryuu di ruangan itu, bahkan tidak ada suara gesekan sepatunya dengan lantai, tapi kini gadis itu sudah duduk di depannya seraya meneguk sebotol air mineral.

" Kenapa?" tanyanya datar saat menyadari Jean menatapnya heran.

" Nggak. Aku nggak dengar suara langkahmu tadi."

" Terbang," sahut Ryuu asal.

Jean berdecak pelan. Ia teringat saat Ryuu menyamar menjadi Miika, gadis itu memang suka menjawab pendek dan asal ucapan orang lain. Dan ia baru menyadarinya sekarang kalau sifat itu adalah sifat asli Ryuu.

" Mau?" tawar Jean, menyodorkan kotak makanan yang ia beli sebelum datang ke kantor Black Hawk. Ia memang memilih untuk makan malam di sana untuk alasan efisiensi waktu, karena Radith biasanya meneleponnya tanpa diduga untuk melakukan sesuatu. Jadi dia harus siap siaga di tempat itu.

" Nggak, terima kasih. Aku sudah makan tadi."

Jean mengangguk kaku. Ya, ia masih merasa sedikit canggung saat bersama gadis itu, apalagi di saat mereka hanya berdua seperti sekarang. Tapi sepertinya Ryuu tidak begitu, karena sejak tadi gadis itu bersikap santai padanya.

" Oh ya, Ryuu." 

" Hmm?"

Jean tampak ragu sesaat. " Juno bilang, Ari sudah nggak masuk sekolah beberapa hari. Dan dia bilang kamu tahu di mana Ari sekarang..."

" Ya, aku tahu Ari di mana," potong Ryuu. " Kenapa?"

Jean mengerutkan kening heran. " Apa kamu tahu alasan dia nggak masuk sekolah?"

" Ya, aku tahu," Ryuu mengangguk. " Aku yang menyuruhnya untuk nggak masuk sekolah beberapa waktu ini. Mungkin dia juga akan membuat surat permohonan surat pindah sekolah nanti."

" Kenapa?"

Ryuu melipat kedua tangannya di dada. " Dia mencoba membunuhku atas perintah Aryo."

Jean membelalakkan matanya terkejut. " Dia punya kaitan dengan kasus yang sedang diurus tim gabungan?"

" Ya."

" Lalu kenapa kamu menyembunyikannya?"

Ryuu mengibaskan tangannya di depan wajah. " Dia nggak melakukan kejahatan berat, bahkan dia belum punya catatan kriminal apapun sebelumnya. Dia mencoba membunuhkku karena mendapat ancaman, karena itu aku menyembunyikannya sementara waktu sampai kasus ini mereda dan mendapat titik temu. Kalau kasusnya berhasil ditindaklanjuti, dia bisa menjadi saksi kunci di pengadilan. Aku nggak bisa membiarkannya berkeliaran sedangkan Aryo juga masih belum diketahui keberadaannya. Apa kamu pikir dia akan aman di luar sana saat Aryo sekarang juga sedang mencarinya mati-matian?"

Jean terdiam, dalam hati membenarkan ucapan Ryuu. Meskipun ia tidak tahu apa alasan Ryuu memilih melakukan hal itu daripada mencari jalan lain, tapi pemikiran Ryuu benar. Dia hanya harus memastikan Ari baik-baik saja hingga kasus ini selesai.

" Tapi, bagaimana bisa Ari bersamamu?"

" Aku menculiknya."

Dan Jean memasang wajah tercengang mendengar jawaban Ryuu. Jadi, siapa sebenarnya yang bertindak kriminal di sini?

Another Half ( Dragon #2 ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang