Bagian 30

544 42 10
                                    


.
.
.

#-#-#

Fokus Jean terpecah antara setir mobil dan pikirannya tentang siapa Miika. Namun meski begitu ia masih bisa mengontrol kecepatan berkendaranya hingga mereka selamat sampai di rumah Miika. Gerbang tinggi berwarna hitam itu secara otomatis terbuka saat mereka sampai. Miika keluar lebih dulu, disusul Giana dan Jean.

Tampak Farren yang sepertinya memang sengaja menunggu kedatangan mereka di teras segera berlari mendekat. Raut wajahnya panik, namun sorot matanya menunjukkan kelegaan yang kentara.

" RYUU!"

Jean yang akan menghampiri Farren seketika menghentikan langkah. Alisnya tertaut saat mendengar Farren memanggil nama Ryuu. Di mana gadis itu?

Teman-teman Giana ikut keluar ke halaman untuk melihat keadaan gadis itu. Alena bahkan langsung memeluk temannya itu sambil menangis.

" Aku nggak papa, Len. Jangan nangis." Giana berusaha menghibur temannya yang memeluknya erat.

Jean masih terpaku dan sibuk dengan pikirannya saat tiba-tiba Adler datang dan mencengkeram kerah kaos Miika dengan kuat. Membuat tubuh Miika sedikit terangkat dan kepalanya mendongak menatap pria itu.

" Kamu! Kenapa kamu suka sekali main-main, HAH?!" Adler membentak keras.

Giana dan teman-temannya terkejut melihat reaksi Adler saat Miika kembali. Karena bukannya terlihat senang ketika Miika datang dalam keadaan baik-baik saja, Adler malah tampak sangat marah sekarang. Wajah pucatnya bahkan sampai memerah menahan amarah.

" Giana."

Perhatian semua orang yang ada di sana langsung teralihkan ketika suara berat itu memanggil Giana. Giana yang melihat sang ayah tersenyum dan menghambur ke pelukannya.

" Papa!"

" Syukurlah kamu baik-baik saja." Pak Hari mengelus punggung putrinya.

Jean menatap orang-orang itu bingung. Tentu saja ia bingung. Lihat saja ekspresi Adler dan Pak Hari yang jauh berbeda saat melihat kedatangan orang yang mereka tunggu. Apa ada orang yang tidak kebingungan jika melihat hal itu?

" Ryuuzaki."

Oke, ini kedua kalinya ia mendengar nama Ryuu dipanggil, tapi ia tetap tidak mendapati keberadaan gadis itu di antara mereka.

" Ya, Pak?"

Jean mengerjapkan mata terkejut karena kini Miika yang menjawab panggilan Pak Hari.

" Ada yang ingin saya bicarakan denganmu. Jean, kamu juga ikut."

Miika menepuk tangan Adler yang masih mencengkeram erat kaosnya, memberi isyarat agar pria itu melepaskannya. " Kak Arinka di dalam, kan? Tolong cek keadaan Giana, bisa jadi dia terluka. Dan beri dia baju ganti juga."

Setelah berkata seperti itu, Miika menghampiri Pak Hari tanpa memedulikan Jean yang benar-benar terkejut saat ini.

Miika... Ryuuzaki?

#-#-#

Pak Hari membawa keduanya masuk ke sebuah ruangan yang berada di dekat ruang tengah. Ruangan yang didesain seperti ruang kerja itu terlihat kosong karena hanya diisi sebuah meja kerja dan satu set sofa berwarna putih. Pak Hari sudah duduk di salah satu sofa single dan memberi isyarat pada Jean dan Miika untuk duduk. Jean masih terlihat kebingungan, namun memilih untuk menuruti permintaan Pak Hari. Sepertinya atasannya itu sudah sering ke rumah ini hingga beliau tanpa canggung menggunakan ruangan ini. Atau mungkin rumah ini sebenarnya bukan milik Miika?

Another Half ( Dragon #2 ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang