.
.
.#-#-#
" ANDA BERCANDA?"
Teriakan itu membuat seseorang yang duduk di depannya berjengit kaget. Tangannya mengurut dada, lalu matanya melemparkan tatapan sebal pada orang yang membuatnya terkejut tadi.
" Ayolah Youren, aku butuh bantuan kamu. Dia anak atasanku. Sebenarnya kami sudah mengirimkan satu orang untuk mengawasi keadaan, tapi aku sedikit kurang percaya dengannya. Dia anak baru, dan ini misi pertamanya."
Orang yang dipanggil Youren itu mendengus. Ia mengacak rambut pendeknya lalu menyipitkan mata ke arah pria di depannya itu.
" Pak Radith, aku curiga kalau anda tahu aku sedang dalam mode pengangguran sekarang. Dan sudah kubilang, namaku bukan Youren lagi, tapi Ryuuzaki Aoi."
Radith terkekeh. Ia meraih soda kaleng di depannya lalu meminumnya. " Kamu menyajikan minuman seperti ini pada tamumu?" tanyanya sambil menggoyangkan kaleng minumannya.
Ryuu mendengus lagi. " Anda belum menjawab pertanyaanku."
Radith mendongak. " Ah itu," ia tersenyum lebar. " Pak Farren yang menyarankanku untuk minta bantuanmu. Dia bilang kamu sedang tidak ada pekerjaan. Kontrakmu dengan beberapa perusahaan di Jepang sudah selesai, jadi sepertinya kamu banyak waktu luang selain harus mengawasi Emerald. Adler juga sudah mengizinkan."
" Hei, hei. Memangnya Adler punya hak untuk mengizinkan hal seperti itu?"
Radith mengedikkan bahu. Ia kini sibuk mencomot keripik kentang dalam stoples yang disediakan Ryuu.
" Heh, Pak Radith!"
Radith mendongak. " Oke, oke. Maafkan aku. Jadi, bagaimana? Kamu mau melakukan ini atau tidak, nona Youren Miika? Ah, maksudku, nona Ryuuzaki Aoi?"
" Ah, iya," Radith menjentikkan jarinya. " Aku juga sudah bilang pada atasanku kalau aku meminta bantuanmu. Dan dia sangat senang mendengar hal itu. Kalian juga sudah pernah bertemu, kan? Saat kita mengurus kasusmu dulu? Dia sangat terkesan dengan kepribadianmu. Jadi..."
" KENAPA ANDA SUKA SEKALI MEMUTUSKAN SEMUANYA SESUKA HATI, SIH?"
#-#-#
Miika mengusap ujung hidungnya beberapa kali. Berusaha mengabaikan tatapan teman-teman barunya yang tampaknya sangat tertarik dengan penampilannya. Bagaimana tidak, Miika memakai seragam putih abu-abu sama seperti yang lain, tapi dengan model berbeda. Kemeja putihnya memiliki lengan panjang dan ia lipat sampai siku. Dan rok yang dikenakannya bermodel lipit memutar. Tidak seperti milik teman-temannya yang hanya memiliki dua lipatan di depan atau bahkan tidak menggunakan lipit sama sekali dan terlihat ketat di badan. Ia tidak menyukai model yang seperti itu, dan akhirnya ia memilih membuat model rok dengan lipitan memutar yang memudahkan pergerakannya.
Selain itu, teman-temannya juga tampak memperhatikan potongan rambutnya. Ah, seharusnya dia memakai rambut palsu saja jika tahu begini. Rambutnya yang berpotongan pendek seperti laki-laki itu sepertinya terlihat mencolok di antara siswi-siswi yang berlomba-lomba memodifikasi gaya rambut. Miika merasa dirinya salah tempat di sini.
" Ehm, Miika?"
Kepalanya sontak menoleh pada bangku di sebelahnya. Seorang gadis berambut panjang lurus menatapnya dengan penuh senyum.
" Kita belum kenalan, kan? Aku Giana," ujarnya seraya mengulurkan tangan.
Miika merutuk dalam hati. Ayolah, tahun ini bahkan ia sudah berusia 20 tahun, dan ia harus kembali bersekolah seperti ini?
" Miika."
" Hehe, aku udah tahu. Kamu nggak nyaman ya, dilihatin begitu sama yang lain?"
Miika mengedikkan bahu, mencoba bersikap senatural mungkin. Ya, dulu saja saat ia bersekolah SMA ia bahkan memakai rambut palsu agar penampilannya tidak terlalu mencolok, tapi kali ini dia tidak mau pusing-pusing memikirkan hal seperti itu. Ia hanya mengganti warna rambutnya yang sebelumnya berwarna merah menjadi hitam. Karena itulah ia harus menguatkan diri meskipun ia merasa risih dengan tatapan siswa-siswi yang menjadi teman sekelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Half ( Dragon #2 )
Action[15+] . . . #-#-# Hm? Menjadi seorang pengawal? Oh, ayolah. Selama ini dia adalah seseorang yang bekerja dengan keinginannya sendiri. Dia tak pernah suka jika harus menjadi bawahan seseorang, dan hal itu pulalah yang membuatnya keluar dari temp...