Bagian 24

558 50 2
                                    


.
.
.

#-#-#

Farren melirik sosok yang duduk di sofa ruangannya untuk kesekian kali. Ia berada di kantor Ryuu sore ini, dan gadis itu juga sudah duduk di sana sejak ia datang beberapa waktu lalu. Farren tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Ryuu, tapi gadis itu hanya duduk diam dan tak melakukan apapun.

" Aku ke sini mau meminta maaf."

" Huh?"

Farren memiringkan kepala, mengira-ngira apa yang sebenarnya terjadi pada Ryuu.

" Aku minta maaf karena nggak memberitahumu tentang Cole. Aku hanya nggak mau kalian khawatir berlebihan."

Farren paham dengan 'kalian' yang dimaksud Ryuu. Dirinya dan Adler.

" Seharusnya kamu tetap bilang padaku."

Ryuu mendesah pelan. " Sejauh ini aku belum tahu di mana posisinya. Dia nggak mendatangi Aryo dan komplotannya. Kemungkinan besar dia memang menargetkanku tanpa diketahui siapapun. Karena itu aku masih mencoba mencarinya..."

Farren hanya mengangguk. Tidak tahu harus berkomentar apa. Ryuu selalu merasa bahwa dirinya punya tanggung jawab tersendiri terhadap sesuatu, karena itulah dia selalu melakukan apapun sendirian.

" Aku belum memberitahumu tentang alasan Cole yang sangat terobsesi untuk membunuhku, kan?"

Gerakan tangan Farren yang memegang tetikus terhenti. Kepalanya mendongak menatap Ryuu yang juga memandangnya.

" Alasan?"

" Ya. Dia mengira kalau aku yang membunuh adiknya."

Farren tertegun menatap Ryuu. " Adik?"

" Ya," Ryuu mengangguk. " Kejadiannya nggak berselang lama setelah kematian Jake. Adik Cole adalah pengawal pribadi orang itu."

" Dia... Mati di tempat yang sama?"

" Dia mengejarku saat tahu aku yang menghabisi Jake. Tapi aku nggak menghentikan atau mencegahnya. Aku nggak punya keperluan dengannya, jadi aku mengabaikannya. Tapi... dia dibunuh saat mengejarku."

" Siapa yang membunuhnya?"

Ryuu terdiam sesaat, pandangannya terlempar ke langit-langit. " Orang yang menjadi pengawasku untuk tugas itu. Raymond."

#-#-#

Jean beberapa kali membetulkan letak dasinya yang sebenarnya baik-baik saja. Di sebelahnya, Emma yang tampak mengenakan gaun berwarna sampanye tertawa pelan melihat raut tidak nyaman polisi muda itu. Keduanya kini tengah berbaur dengan para tamu di ballroom hotel yang disewa untuk acara pesta ulang tahun perusahaan Blaze Group. Mereka mendapat tugas dari Ryuu untuk memantau keadaan karena salah satu dari tamu undangan acara itu adalah Frederic, tangan kanan Aryo.

Ryuu sendiri datang lebih awal dari mereka berdua, ia sudah membuat beberapa persiapan dan penyamaran agar tidak terlalu terlihat mencolok di antara para tamu. Meskipun begitu, Ryuu mungkin akan tetap menjadi sorotan malam ini karena Danu akan mengumumkan tentang pembukaan kantor baru miliknya yang akan bekerjasama dengan perusahaan Ryuu.

" Risih?" tanya Emma geli.

Jean memasang cengiran. " Aku nggak terbiasa pakai baju formal begini. Dari mana Ryuu punya pakaian seperti ini?"

Jean memerhatikan penampilannya sendiri. Jas dan celana bahan warna biru tua, serta kemeja putih dan dasi abu-abu. Secara keseluruhan, gaya pakaian yang dipilihkan Ryuu untuknya cukup menarik, terbukti dengan beberapa wanita yang sejak tadi meliriknya dengan sorot kagum. Sepertinya Ryuu memiliki selera fashion yang bagus.

Another Half ( Dragon #2 ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang