Bagian 36

511 46 10
                                    


Maaf kalo typo yak! Kasih tahu aja mana typonya, ntar aku perbaiki. Hihihi... Selamat membaca!

.
.
.

#-#-#

Gerakan tangannya di atas papan ketik cukup cepat, meski hanya menggunakan tangan kiri, Ryuu tetap bisa mengetik dengan stabil. Tangan kanannya sudah pulih, tapi belum sepenuhnya. Karena ia tak mau ambil resiko dengan keadaan tangannya yang bisa saja makin buruk, ia memilih untuk tidak menggunakan tangan kanannya sementara waktu.

Sebenarnya Gean dan Adler sudah memberi peringatan keras padanya agar tidak melakukan pekerjaan selama ia berada di rumah sakit. Tapi ternyata Gean menyerah dan berakhir membawakan ransel milik Ryuu yang berisikan laptop dan ponselnya yang lain. Karena itu, malam ini Ryuu bisa mengerjakan beberapa hal dengan laptopnya.

Suara pintu terbuka membuatnya menoleh sekilas ke arah pintu, namun dengan segera kembali fokus pada pekerjaannya. Seseorang yang baru saja masuk ke ruang perawatannya mendekat dan berdiri di dekat jendela kaca.

" Louis sudah mengirimnya." Pria itu berujar.

Tatapan Ryuu tidak beralih, namun ia bergumam menyahuti ucapan pria itu. " Aku tahu."

" Aku nggak menyangka kalau kamu benar-benar membunuhnya."

Ryuu tersenyum tipis. " Dia yang meminta."

" Aku pikir kamu menyuruhku ke sana untuk menghabisi Cole, karena kamu nggak ingin membunuh lagi. Tapi kamu malah menyuruhku membereskan agen FBI yang menjadi pengkhianat."

Ryuu terkekeh, ia menghentikan kegiatannya dan menutup laptopnya. " Apa kamu kecewa karena aku melarangmu membunuhnya?"

" Sedikit," pria itu membuat isyarat menggunakan ibu jari dan telunjuk. " Tapi nggak masalah. Toh, aku nggak punya urusan apapun dengannya. Dan untungnya lukamu karena tembakan melesetnya nggak parah."

Ryuu mengangguk membenarkan, namun tidak berkata apapun.

Pria itu memutar tubuhnya, menyandarkan punggungnya ke dinding. " Aku baru tiga kali ini melihatmu terluka seperti ini. Pertama, saat kamu melawan Michael di masa karantina. Lalu saat kamu kembali ke markas setelah cuti dua bulan lebih dari Black Squad, aku dengar kamu sempat koma saat itu. Lalu sekarang, kamu terlihat mengenaskan dengan wajah lebammu itu."

Harusnya Ryuu marah mendengar nada mengejek dari perkataan pria itu. Tapi nyatanya ia memikirkan hal lain setelah mendengar ucapannya. Michael.

" Tentang Michael... Dia nggak cuma sekali membuatku babak belur."

Alis pria itu terangkat. " Kamu bertemu Michael? Kapan?"

Ryuu menyandarkan tubuhnya ke bantal. " Tiga tahun yang lalu, saat aku kembali ke sini."

" Tiga tahun yang lalu?"

" Ya, kami bertemu dengan cara yang benar-benar tidak terduga. Dia membunuh paman tiriku dan hampir membuatku kehilangan nyawa."

Mata sipit pria itu melebar. " Dia membunuhmu? Yang benar saja!"

Ryuu tertawa melihat reaksi seniornya itu. " Kenyatannya seperti itu. Dia bekerja dengan seseorang yang berkaitan denganku. Ah, bukan, bukan denganku, tapi dengan Youren Miika."

" Jadi Michael tidak tahu kalau orang itu adalah kamu saat itu?"

" Ya. Dia tahu di saat-saat terakhir. Ketika bosnya membuat janji bertemu denganku, dia baru tahu tentang kaitan Youren Miika dan Ryuuzaki Aoi. Dia benar-benar terkejut saat itu. Lalu, hari itu juga menjadi hari terakhirnya. " Tatapan Ryuu menerawang, mengarah pada langit-langit ruang rawatnya.

Another Half ( Dragon #2 ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang