.
.
.#-#-#
Mereka nyuruh gue ngebunuh orang yang namanya Ryuuzaki Aoi besok malam. Kalo gue nggak bisa ngebunuh dia, Kak Sekar nggak akan selamat.
Miika melipat kertas itu dan menyelipkannya ke dalam sepatu. Tangannya merogoh sakunya dan mengeluarkan pensil dan notes kecil. Ia menuliskan balasan untuk catatan yang barusan dibacanya.
Kita ubah rencananya. Bawa kakakmu saat kamu akan membunuh Ryuuzaki, aku akan menunggu kalian di sana. Siapkan semua yang kamu perlukan.
Miika melipat kertas itu menjadi lipatan kecil dan memasukkannya ke saku. Ia merapikan kemeja seragamnya sesaat sebelum keluar dari toilet.
Miika berjalan menuju kantin. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin yang sangat ramai. Setelah menemukan orang yang dicarinya, ia mendekati pemuda yang baru saja pergi dari stan penjual makanan. Miika lewat di dekat pemuda itu dan dengan cepat menyelipkan kertas yang ada di tangannya ke tangan kiri pemuda itu. Miika menoleh sekilas dan mengangguk padanya, lalu pergi tanpa bicara.
Sekali lagi Miika memindai keadaan kantin, memastikan bahwa tidak ada orang yang menyadari interaksi antara dirinya dengan pemuda tadi.
#-#-#
Dia memang selalu terlihat sempurna. Tapi apa kamu tahu? Selama ini dia selalu merasakan kesepian dalam hidupnya.
" Aku akan memberi alat-alat yang kalian butuhkan. Pertama, ini." Tangannya mengambil sebuah wireless earphone.
Dia sulit percaya dan nggak bisa menjadi dirinya sendiri di hadapan orang lain. Dia selalu bersembunyi. Hidupnya nggak pernah merasa aman.
" Lalu ini." Ia mengambil sebuah benda berbentuk bulat pipih berwarna hitam. Ukurannya hanya sebesar kancing kemeja.
" Apa itu?"
" Ini transmitter. Alat untuk melacak keberadaan kalian."
" Semacam GPS?"
" Nggak secanggih itu. Cuma pemancar gelombang radio. Alat ini memudahkan untuk mencari keberadaan kalian meskipun kalian sedang berada di tempat yang susah sinyal."
Kalau kamu mau tahu lebih banyak tentang dirinya, kamu bisa bertanya langsung padanya. Dia akan menjawab apa saja yang kamu tanyakan.
" Dan yang terakhir, kacamata. Nggak secanggih di film-film sih. Kacamata ini punya fungsi kamera dan akan tersambung langsung ke serverku. Apa yang kalian lihat akan langsung terekam saat memakainya. Dan ketika berada di tempat yang sulit dijangkau sinyal, dia akan secara otomatis merekam dan menyimpannya ke memori internal. Jadi kita bisa melihat rekamannya di lain waktu."
Jean masih mengamati Ryuu yang tampak serius menjelaskan peralatan yang akan ia berikan pada tim pengintai. Para anggota tampak takjub melihat perlengkapan yang diletakkan berjejer di meja besar di depannya. Mereka kini berada di salah satu ruangan di lantai satu kantor Ryuu. Ruangan itu tampak seperti ruang latihan yang dilengkapi dengan beberapa alat-alat kebugaran. Rencananya, tim pengintai akan mulai diturunkan malam ini, dan Ryuu sebagai penanggung jawab memberikan arahan dan perlengkapan untuk anak buahnya. Di ruangan itu sudah ada Evzen dan Eiko, lalu sepuluh anggota pilihan Pak Hari, Radith, Rio, dan Jean. Pak Hari juga datang untuk memantau pergerakan mereka.
" Gimana cara pakainya?" tanya Ruri seraya mengambil sebuah transmitter dan mengamatinya.
" Ah, itu ditempel. Ada perekat di belakangnya. Biasanya aku menempelkannya di atas telinga, atau kalau tidak, di telapak kaki. Cari tempat yang aman agar nggak mudah terlepas." Ryuu menunjuk kakinya yang hanya beralas sandal jepit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Half ( Dragon #2 )
Action[15+] . . . #-#-# Hm? Menjadi seorang pengawal? Oh, ayolah. Selama ini dia adalah seseorang yang bekerja dengan keinginannya sendiri. Dia tak pernah suka jika harus menjadi bawahan seseorang, dan hal itu pulalah yang membuatnya keluar dari temp...