📌Last Goodbye [Taeyong, Jisoo]

1.6K 282 44
                                    

Taeyong membanting pintu mobilnya dengan keras. Menguncinya dan langsung berjalan masuk ke rumah. Ia melonggarkan dasi yang sedaritadi terasa mencekik lehernya. Mengabaikan teriakan sang adik, lelaki itu langsung masuk ke dalam kamar, melempar jasnya asal lalu membanting tubuhnya ke kasur.

Taeyong memejamkan matanya perlahan. Berusaha menormalkan nafasnya yang memburu karena emosi. Ia membuka matanya saat mendengar pintu kamarnya terbuka. Seyla disana, berdiri diam memandanginya sebelum memutuskan untuk menghampirinya.

"Kenapa kak?"

Taeyong menggeleng samar, masih belum mau balas menatap mata adiknya. Ia takut akan menangis dihadapan adiknya.

"Padahal.... aku mau curhat tapi kakak juga ternyata lagi sedih ya." Gumam Seyla.

Mendengar itu, Taeyong bangkit. Duduk bersila menghadap Seyla yang kini juga naik ke atas kasur.

"Ada apa?" Tanya Taeyong.

Seyla menatap mata kakaknya. Perlahan kedua matanya mulai basah dan berair. Taeyong bergerak, merengkuh tubuh mungil sang adik ke dalam pelukannya.

"Jaemin?" Tanya Taeyong. Seyla hanya mengangguk sambil terus terisak di pelukan kakaknya.

Cukup lama Seyla menangis. Taeyong yang pada dasarnya memang sedang sedih jadi diam sendiri, makin merasa sedih mendengar isakan adik perempuannya ini. Sampai akhirnya Seyla menjauhkan diri lalu menghapus airmatanya.

"Kak?" Panggil Seyla.

"Hm?" Gumam Taeyong bertanya. Ia mengangkat tangannya, merapikan rambut adiknya yang sedikit berantakan.

"Apa kita susul mama papa ke Jerman aja?"



***




Taeyong kembali meneguk wine di tangannya. Ini sudah botol ketiga dan ia masih belum mau berhenti. Lelaki itu duduk sendiri, di sofa dekat bar menghadap lantai dansa yang sedang panas-panasnya. Ia melirik hapenya yang menyala di atas meja, lalu melengos tak peduli sesaat setelah membaca nama si penelfon.

"Anjing! Lo ngapain sih setan?!" Yuta tau-tau datang dan langsung berteriak melihat kondisi temannya yang berantakan.

Taeyong tak peduli. Menenggak winenya kembali sampai Yuta bergerak untuk merebut botol tersebut dari tangannya.

"Ngapain sih lo nyet? Sinting ya lo?!"

Belum sempat Yuta memaki temannya, Jaewon sudah datang dan langsung menyemprot Taeyong dengan teriakannya.

Taeyong berdecih. Ia bersandar pada sofa lalu memejamkan matanya, berusaha menenangkan fikirannya yang berantakan. Jaewon dan Yuta saling melirik, sebelum akhirnya ikut duduk di dekat Taeyong.

Yuta melirik hape Taeyong yang menyala, menampilkan pop up message dari Jisoo yang sepertinya sedaritadi hanya diabaikan oleh pemilik hape.

Yuta meraih hape tersebut, membaca satu persatu pesan dari Jisoo tanpa membukanya. Ia melirik Jaewon yang menatapnya dengan pandangan bertanya. Yuta menghela nafas, menggeleng tak tau pada Jaewon.

Taeyong menegakkan duduknya, melamun sebentar menatap botol-botol wine di depannya sebelum menghela nafas berat.

"Gue terbang ke Jerman lusa."






***






Taeyong mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia bangkit duduk di sofa apartemen milik Yuta. Ia melirik jam, pukul 1 siang dan hapenya terus bergetar sejak tadi. Taeyong bersandar sebentar, berusaha menghilangkan rasa pusing di kepalanya.

[1] Chewing Gum✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang