Ngambek [Jinhwan, Eunha]

1.6K 223 12
                                    

"Dek?"

Eunha melirik sekilas pada Jinan lalu kembali fokus pada ponselnya.

Jinan menghela nafasnya lalu menaruh kepalanya di meja, lelah juga bingung.

Saat ini mereka berada di perpustakaan, duduk berdua saat yang lain memilih untuk pulang. Minggu lalu, Eunha bilang ia akan ada ulangan kimia selasa depan dan itu artinya besok, maka mereka disini untuk belajar. Tepatnya Eunha belajar dan Jinan yang mengajari.

Jinan mengangkat kepalanya dari meja dan memperhatikan Eunha yang masih saja setia menatap ponselnya. Eunha marah padanya sejak kemarin, dan ia merasa depresi karena sampai sekarang gadis itu mendiamkannya.

"Kakak janji bakal nemenin kamu kemanapun kamu mau, beliin apapun yang kamu mau, asal kamu maafin kakak. Oke?"

Masalahnya sepele, hari sabtu lalu, Eunha meminta Jinan menemaninya ke toko buku untuk membeli novel yang gadis itu idamkan sejak bulan lalu, kemudian ke toko mainan membeli boneka beruang untuk menghiasi kamar barunya. Jinan mengiyakan permintaan gadis itu dan berjanji menjemputnya tepat jam 7 malam.

Tapi Jinan baru datang menjemput Eunha 35 menit lebih lambat dari yang di janjikan. Tadinya, Eunha hanya cemberut biasa, Jinan yang meminta maaf pun masih ia balas dengan anggukan. Tapi sesampainya di toko buku, novel yang diidam-idamkan Eunha malah habis, sang penjaga bilang, novel terakhir mereka jual lima menit lalu pada seorang gadis bermata biru.

Eunha marah, ia terus diam selama perjalanan. Mereka terus mencari ke semua toko buku, namun novel yang di cari sudah habis. Eunha mencak-mencak, mengomeli Jinan panjang-lebar-tinggi sampai akhirnya gadis itu mendiamkannya hingga saat ini.

"Kemaren kan kamu mau beli boneka tuh, kita pergi malem ini ya, kakak yang beliin." Ucap Jinan selembut mungkin.

"Gak. Besok ulangan." Jawab Eunha dengan ketus.

Sekali lagi, Jinan menaruh kepalanya di atas meja. Kepalanya berdenyut sakit, badannya yang dilapis jaket juga sedikit menggigil kedinginan. Ia memejamkan matanya lelah.

Eunha melirik Jinan kala pemuda itu diam tak bergerak sejak lima menit lalu. Ia sedikit menggeser tubuhnya untuk melihat Jinan yang kini memejamkan matanya.

Merasa ada yang tidak beres, Eunha menempelkan tangannya pada tengkuk Jinan.

"Kak! Kakak demam?!" Pekik Eunha kaget.

"Hng.." balas Jinan tak jelas. Ia bangkit, bersandar pada kursi lalu mengusap wajahnya.

"Kakak gapapa." Jinan tersenyum menatap Eunha.

"Gapapa gimana sih?! Panas gitu badannya. Pantes kakak pake jaket. Kan jarang banget kakak pake jaket ke sekolah."

"Kakak gapapa, dek. Serius."

"Ini pasti gara-gara kemaren kakak ujan-ujanan pas pulang dari rumah aku kan?!"

"...."

"Kak, jangan diem aja!" Kesal Eunha.

Pelan, Jinan menarik Eunha ke pelukannya. "Jangan marah lagi ya? Nanti kakak sembuh kok kalo kamu ga marah lagi."




















Hm gitu ya nan.

[1] Chewing Gum✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang