4. Beautiful Lake

79.1K 5.1K 197
                                    

Kevin melangkahkan kakinya dengan semangat masuk ke kelas. Ia bahkan tak menghiraukan ucapan selamat pagi dari Angel. Ia langsung duduk di bangku dengan wajah ceria. Kinar terlihat sedang sibuk membaca buku Kimianya. Tapi, Kevin mencoba berbasa-basi, "Pagi Kinar, lo baca apa?" Tanya Kevin.

Kinar menunjukkan judul buku yang ia baca, "Oh Kimia. Tapikan hari ini pelajaran Matematika di jam pertama, kok lo baca Kimia dulu?" Tanya Kevin.

Kinar hanya tersenyum, ia tak menjawab pertanyaan itu.

"Yaudah deh, gue ngapain ya enaknya?" Tanya Kevin seakan pada dirinya sendiri. Kinar hanya mengangkat bahunya tidak tahu sambil menampilkan wajah polosnya. Kevin tersenyum, kemudian mengacak halus rambut Kinar.

"Lo imut ya." Ucap Kevin tersenyum simpul.

Tiba-tiba langkah kaki seorang gadis mendekati bangku Kevin dengan geram.

"Vin, kok lo gak dengerin gue sih? Gue tadi ngucapin selamat pagi ke elo." Ucap Angel cemberut, ia melipat kedua tangannya di depan dada.

"Oh, sorry tadi gue buru-buru." Ucap Kevin santai. Ia bahkan tak menyadari Angel yang terlihat cemburu melihat dia bercanda bersama Kinar. Angel mengibas rambut keritingnya.

"Kantin yuk!" Ucap Angel hendak menarik lengan Kevin menuju ke kantin. Tapi Kevin menghentikannya.

"Ini masih pagi. Gue cuma pengen di kelas. Lo duluan aja." Ucap Kevin lagi.

Angel pun melangkah pergi meninggalkan Kevin dan Kinar dengan perasaan marah. Marah karena cemburu.

Kenapa si bisu itu jauh lebih beruntung darinya?

~~~

Kinar sedang asyik membaca buku. Pada waktu istirahat seperti ini, menurutnya waktu kosong sebaiknya digunakan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Kevin belum beranjak dari tempat duduknya, ia terlihat sibuk membaca buku pula. Padahal, itu hanya alibi, saat ini ia hanya memegang buku yang terbuka kemudian sibuk memandangi Kinar yang tampak serius dengan buku bacaannya.

"Lo tahu kan kalau manusia itu diciptakan punya kelebihan dan kekurangan." Ucap Kevin memulai pembicaraan. Kinar memang tidak bisa berbicara, tapi setidaknya ia mendengar ucapan Kevin.

"Nah, gue sadar. Gue emang nakal, suka berantem, dan suka bermasalah. Tapi, gue punya sesuatu yang membuat gue ngerasa bersyukur banget sama Tuhan. Lo tahu gak apa?" Tanya Kevin sambil tersenyum manis.

Kinar mengangguk, kemudian menunjuk wajah Kevin.

Kevin tertawa, ternyata gadis itu juga mengakui ketampanannya, "Gak cuma ketampanan kali. Tebak dong yang lain." Ucap Kevin mencoba misterius.

Kinar menggeleng, dari sorot matanya Kevin tahu kalau perempuan itu sedang penasaran. Kevin berhasil membuat perempuan itu penasaran.

"Lo. Lo adalah sesuatu yang membuat gue bersyukur sama Tuhan, karena gue dan lo dipertemukan untuk saling melengkapi. Gue bisa jadi juru bicara lo dan lo bisa jadi guru gue buat nuntut ilmu. Gue bersyukur udah ketemu sama lo di bandara waktu itu. Lo menyempurnakan hidup gue yang berantakan. Lo adalah kelebihan sekaligus kekurangan gue." Kevin tersenyum penuh arti. Matanya yang abu-abu terlihat berkilauan terkena cahaya matahari yang masuk melalui jendela.

Kinar tertegun, ia merasa angin tak berhembus, suara keributan di kelas tak terdengar, bahkan jam dinding tak berdetak. Kalimat yang Kevin ucapkan tadi benar-benar terdengar jelas di telinganya, dan saat ini yang ia dengar hanyalah debaran jantungnya yang kuat.

Lama, lama sekali ia menatap mata itu tanpa berkedip, Kinar berusaha mencari sesuatu di dalam mata itu, sebuah kejujuran. Kevin mengalihkan pandangannya, ia jadi terlihat salah tingkah, kemudian berdeham canggung. Kevin baru pertama kali berkata seperti ini pada perempuan, dan ia merasa begitu canggung.

Love Without WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang