30. Scared

41.5K 2.8K 29
                                    

Tiara duduk di ruang tunggu bersama Kevin. Sementara Alex pergi karna hari ini adalah jadwalnya bekerja. Hingga kini, Tiara tak menanyakan apapun tentang Angel. Ia malah menanyakan hal lain.

"Vin."

"Iya, Ra."

"Gue mau nanya lo sesuatu, lo jawab jujur," ujar Tiara menatap langsung kedua bola mata abu-abu milik Kevin.

Kevin hanya menganggukkan kepalanya.

"Lo ada rasa sama Angel?" tanya Tiara to the point.

"Belum ada," jawab Kevin cepat dan pasti. Iya, Kevin tak bisa menjawab "tak ada rasa" karena menurutnya Tuhan mungkin bisa saja membolak-balikkan hatinya jadi mencintai Angel. Tak ada yang tahu pasti.

Tiara menghela nafasnya panjang.

"Kalau gitu, lo gausah terlalu ngasih dia harapan," ucap Tiara tajam, "lebih baik lo jauh-jauh. Gue gak mau liat Angel sedih lagi," tambahnya.

"Gue gak mak...."

"Iya, tahu kok gue kalau lo gak ada maksud kayak gitu. Tapi lo terlalu baik, Vin. Angel jadi makin berharap," tandasnya cepat sebelum Kevin menyelesaikan ucapannya.

Kevin menyadari hal itu. Ia terlalu baik pada semua gadis tanpa terkecuali. Lalu, bagaimana cara membedakan bahwa Kevin jatuh cinta atau tidak? Mudah saja. Kevin akan memperlakukan gadisnya layaknya seorang Putri. Tak hanya perhatian lebih. Selain itu, Kevin akan menyatakan terang-terangan atau memberi kode.

Sayangnya, bagi sebagian wanita itu sulit dipahami. Bagi wanita, bila ada seorang lelaki yang sedikit saja memperlakukan baik, maka wanita akan berfikir bahwa laki-laki itu menyukainya. Apalagi, untuk laki-laki tampan seperti Kevin, wanita akan semakin berharap.

Kevin menghela nafasnya lelah. Begitu sulit menghilangkan karakter "baik pada semua wanita" ini. Karakter ini seperti telah mendarah daging. Lalu, bagaimana bila suatu saat ia memiliki kekasih lagi? Apakah kekasihnya akan begitu cemburu? Entahlah.

"Tapi Angel teman gue."

"Berteman boleh Vin, asal ada batasannya. Asal lo tahu gimana cara yang pantas buat perlakuin teman. Jangan bikin baper kalau gak ada rasa," tandas Tiara tajam.

Naluri laki-laki Kevin begitu kuat. Saat Angel menangis ia tak bisa menahan dirinya untuk tidak menghibur gadis itu. Rasanya tak tega.

Lagi-lagi alasan "tak tega" itu mencuat. Menyebalkan. Kenapa ia harus jadi orang yang tak tega-an?

"Iya, gue bakal berusaha menjauh, Ra," ucap Kevin akhirnya.

~~~

"Lex gue nginap lagi di rumah lu."

Alex yang begitu lelah sehabis bekerja hanya berdeham mengiyakan. Benar-benar malas berbicara apapun di telepon. Ia tak semangat hari ini.

Sudah 2 minggu perang dingin antara Alex dan Tiara berlangsung. Selain itu, kabarnya Angel benar-benar diusir dari rumahnya sehingga ia harus menetap di rumah Tiara. Alex sedikit sedih mendengar kabar itu.

Angel pernah menjadi teman curhatnya, namun yang ada dipikiran Alex saat mendengar nasib buruk yang menimpa Angel adalah mungkin ini balasan dari Tuhan karna dia jadi iblis, cepat-cepat ia hapus pikiran itu karna ia menyadari 1 hal, Tuhan juga saat ini membalas dirinya sendiri.

Alex membuka buku Biologi dengan malas. Benar-benar tak niat melaksanakan try out besok. Rasanya ia cepat-cepat ingin lulus sekolah.

Love Without WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang