Berniat memulai kehidupan normalnya, Kevin malah terjebak ilusi yang ia ciptakan sendiri. Ia selalu merasa Kinar memperhatikannya dari kejauhan.
Terutama saat ia pulang sekolah.
Saat pulang sekolah, diantara banyak kerumunan orang, Kevin sering menemukan gadis bersweater coklat itu. Saat Kevin hendak menghampirinya, Kinar seakan lenyap di antara kerumunan banyak orang.
Kevin rasanya hampir gila. Apa perlu ia ke psikiater untuk memeriksakan kejiwaannya?
"Vin gue duluan ya." Ucap Alex beranjak pergi. Ucapan Alex seakan menarik kembali Kevin dari dunia lamunannya.
"Lex tunggu."
Kevin berdiri dari bangkunya menyusul Alex. Alex hanya mengangkat sebelah alisnya bertanya-tanya.
"Napa?"
"Gue malam ini nginep di kos lu ya"
"Tumben."
"Bete gue di rumah. Stress gue."
Iya, Kevin memang harus banyak melakukan hal lain. Tak boleh berdiam diri di rumah saja. Karna bila ia berdiam diri di rumah, rasanya ia bisa gila. Gila karna tak henti-hentinya memikirkan Kinar yang muncul kembali selama 3 bulan. Tapi kemunculannya pun rasanya hanya berkisar beberapa detik sebelum ia lenyap kembali.
Terkadang Kevin tak bisa membedakan mana yang hanya khayalan dan ilusi, mana yang kenyataan. Kevin merasa dirinya saat ini seperti para penderita gangguan jiwa. Bila kelamaan seperti ini, mungkin Kevin bisa benar-benar gila.
"Oke. Tapi lo jangan nafsuan sama gue."
"Najis."
Mereka berjalan beriringan keluar dari kelas. Namun tiba-tiba seorang gadis di belakang Kevin menarik lengannya. Kevin tersentak, Alex pun ikut menghentikan langkahnya.
"Kenapa Ngel?" Ucap Kevin perlahan melepaskan genggaman tangan Angel dari tangannya.
"Ehmm anu Vin... Gue... Lo..."
"Hah?"
Angel menarik nafasnya gugup.
"Mobil gue di bengkel. Gue bisa nebeng lo buat pulang?"
Kevin menautkan alisnya.
"Hmm gimana ya... gue pulangnya bareng Alex."
Bukannya Kevin tak ingin mengantar Angel pulang, tapi memang yang Kevin katakan itu benar adanya. Hari ini Kevin sengaja tak membawa mobilnya karna ia berniat menginap di rumah Alex. Hanya dengan berjalan kaki pun, bisa sampai ke kos Alex.
"Oh... gitu... oke deh." Ucap Angel sedikit kecewa.
Angel melangkah pergi dengan langkah kaki gontai. Angel sebenarnya tahu bahwa Kevin tak akan pernah membonceng wanita kecuali....
"Ngel." Ucap Kevin setelah menghela nafasnya panjang.
Angel menengok ke arah Kevin.
"Lex pinjam motor." Ucap Kevin pada Alex, disusul kikikan pelan dari Alex.
Akhirnya Kevin luluh juga. Ia tak tega melihat wajah Angel yang kecewa seperti itu.
Kevin menatap malas Alex kemudian melangkah pergi.
"Ayo."
Angel mengangguk bahagia.
~~~
Kevin sudah berada di atas motornya dengan helm di kepalanya. Tapi Angel tak kunjung naik juga ke atas motornya.
Kevin menoleh ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Without Words
Teen Fiction[COMPLETE, TELAH TERSEDIA DI GRAMEDIA] Seperti kisah romansa remaja pada umumnya, tentang remaja badung bernama Kevin Andreas yang hobi menjahili guru, bolos, berkelahi, dan bergonta-ganti pacar, seketika berubah seratus delapan puluh derajat ketika...