Seorang laki-laki tampan keluar dari mobil Chevrolet Camaro hitamnya, melangkah santai menuju ke kelas. Hampir semua teman-teman gadis menyapa laki-laki setengah Inggris bermata abu-abu ini."Pagi Kevin." Ucap Rina sambil tersenyum manis berharap bisa menarik perhatian laki-laki itu.
Kevin Andreas ikut tersenyum manis sambil menampakkan lesung pipinya pada gadis itu, "Pagi juga." Sapa Kevin terus melangkahkan kaki ke kelasnya.
Penampilannya masih sama seperti yang kemarin. Kemeja putih yang setengah keluar dari celana abu-abunya serta sepatu merah hitamnya yang seakan menantang para guru.
Kevin tak peduli, menurutnya ini masa remaja, dan ia harus benar-benar menikmati masa remajanya.
Tiba-tiba seorang gadis cantik berambut pirang yang penampilannya tak kalah menantang mendekati Kevin dari belakang lalu menggandeng tangan Kevin, "Pagi sayang." Ucap Bunga manja.
"Pagi juga sayang." Ucap Kevin mengulas senyum manis. Senyum yang selalu ia berikan pada gadis-gadis.
Ya, Kevin, laki-laki perfect bertampang badung, siapa yang tidak mengenalinya? Hidung mancung, alis mata kecoklatan yang tebal, rambut halusnya yang kecoklatan, lesung pipinya yang manis, serta matanya yang abu-abu membuktikan ketampanan laki-laki berdarah setengah Inggris ini. Tentu saja membuat Kevin adalah laki-laki keren yang paling populer di sekolah.
Ada 2 makna populer di sini, yang pertama populer karena tampan, yang kedua populer karena badung. Semua juga tahu akan hal itu.
Bel berbunyi, tapi Kevin tak langsung masuk ke dalam kelas. Ia malah menuju kantin bersama Bunga lalu sarapan pagi bersama. Gilang dan teman-temannya yang lain juga saat ini berkumpul di kantin sambil merokok. Kevin memang termasuk murid yang terkenal bandel, tapi bibirnya tak pernah sedikitpun menyentuh rokok ataupun minuman keras. Ia tak mau mati saat menikmati masa mudanya ini.
Kevin terkenal bandel karena suka berkelahi atau mengerjai para guru hingga mereka lelah dan tidak mau mengajar di kelas, "Vin, lo gak mau nyoba dikit?" Ucap Gilang sambil memberikan rokoknya. Kevin menggeleng.
"Bencong lo. Laki-laki itu biar macho ya ngerokok." Ucap Nino. Kevin tak mendengarkan mereka, ia sibuk menyantap nasi gorengnya yang masih hangat ditemani dengan jus mangga kesukaannya.
"Iya Vin, cobain dikit deh. Biar makin macho dan ganteng." Ucap Bunga berusaha merayu Kevin. Kevin menatap tajam ke arah Bunga dengan mata abu-abunya.
"Gue gak mau. Kenapa sih lo paksa?" Ucap Kevin geram. Bisa dibilang Kevin adalah bos besar di gengnya, karena paling hebat berantem. Tapi, anehnya ia tak seperti anak buahnya yang suka merokok dan minum-minuman keras.
Kevin berbeda.
"Oke oke. Terserah lo deh. Semoga lo gak nyesel." Ucap Gilang tertawa bersama 2 teman lainnya. Bunga hanya diam, ia tak mau ikut campur urusan laki-laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Without Words
Roman pour Adolescents[COMPLETE, TELAH TERSEDIA DI GRAMEDIA] Seperti kisah romansa remaja pada umumnya, tentang remaja badung bernama Kevin Andreas yang hobi menjahili guru, bolos, berkelahi, dan bergonta-ganti pacar, seketika berubah seratus delapan puluh derajat ketika...