Kevin menyelinap perlahan menuju ke pagar belakang sekolah. Sesekali Kevin menoleh ke belakang untuk melihat situasi dengan perasaan was-was. Kevin kali ini bersyukur karna semua guru sedang sibuk mengajar.
Kevin melempar tasnya melewati pagar, kemudian bersiap-siap memanjat pagar. Seseorang menarik belakang seragam milik Kevin saat ia mulai memanjat. Membuat Kevin tersentak. Hampir saja ia terjatuh, untungnya ia memegang erat pagar yang ia panjati.
"Kampret lo! Gue pikir siapa." Ujar Kevin sambil memusut-musut dadanya terkejut. Sebelah tangannya masih memegang pagar.
"Sorry bro hehe. Gue cuma mau ngasih kunci motor. Lo pasti gak ada tebengan buat bolos kan?" Ucap Alex terkekeh. Alex pun melemparkan kunci ke arah Kevin. Kevin menangkapnya tepat sasaran.
"Wih gila, lo ngertiin gue banget. Makasih ya Lex. Tenang aja, gue balik, motor lo udah full pertamax." Ucap Kevin bersemangat.
Ternyata Alex tahu rencana Kevin untuk membolos. Kali ini Kevin benar-benar berterimakasih pada Alex. Alex menyelamatkannya.
~~~
Kevin sudah berada di depan rumah Kinar. Matanya menyusuri tempat ini, tapi rumah ini tampak begitu sepi tak berpenghuni. Ia membuka pagarnya perlahan, kemudian berjalan menuju pintu rumah Kinar.
Ia menekan bel rumah Kinar, tidak ada yang menjawab maupun membuka pintu. Beberapa kali ia tekan bel itu, tetap saja tidak ada yang membuka pintu.
Kevin terduduk lemas di depan pintu rumah Kinar.
"Nar, kamu dimana?" Ucapnya lirih.
Mereka baru saja seminggu lebih menjalin hubungan, dan kini Kinar menghilang lagi. Kevin tak tahu ia harus pergi kemana lagi.
Apa gue ke bandara aja?
Kevin beranjak dari tempatnya duduk. Ia takkan menyerah.
Sebelum ia menuju bandara, ia mencoba menanyakan keberadaan penghuni rumah ini pada pemilik warung kecil di samping rumah Kinar. Ia berharap pemilik warung itu mengetahui sesuatu.
"Permisi bu." Ucap Kevin tersenyum ramah.
Sesaat Ibu pemilik warung menatap Kevin kagum. Kevin sudah terbiasa dilempari tatapan seperti itu oleh orang-orang yang tak dikenalnya.
"Bu?" Panggilan kedua Kevin ini akhirnya menyadarkan si pemilik warung yang lama menatap Kevin kagum tanpa bersuara.
"Eh i... iya ada apa nak?"
"Maaf saya mau bertanya, ibu tahu pemilik rumah di sebelah?"
"Oh iya, kenal. Keluarga Pak Aditya."
"Mereka tidak ada di rumah, mereka pergi kemana ya bu?"
"Pak Aditya nya atau pembantunya?" Tanya Ibu Pemilik warung dengan tatapan bingung. Entah mengapa ia menampilkan wajah bingung seperti itu.
"Iya, Bi Murni, pembantu Pak Aditya." Entah kenapa pula Kevin tak menyebut Kinar. Mungkin karna ia terlalu bosan dianggap gila bila menyebut nama Kinar.
"Oalah, iya. Murni memang dari kemarin tidak terlihat di sekitar sini. Rumahnya kosong. Tidak tahu juga pergi kemana." Ucap Ibu pemilik warung.
"Oh begitu, makasih ya bu." Ucap Kevin kemudian melangkah pergi.
Jadi nama ayahnya Aditya?
Kevin benar-benar tak tahu apapun tentang Kinar. Orang tuanya pun Kevin tak tahu. Kevin ingin sekali bertemu mereka, namun mereka tak pernah terlihat ada di rumah. Kinar juga tak pernah memajang foto keluarganya. Entah kenapa, gadis itu memang begitu misterius.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Without Words
Teen Fiction[COMPLETE, TELAH TERSEDIA DI GRAMEDIA] Seperti kisah romansa remaja pada umumnya, tentang remaja badung bernama Kevin Andreas yang hobi menjahili guru, bolos, berkelahi, dan bergonta-ganti pacar, seketika berubah seratus delapan puluh derajat ketika...