5. Not a Romantic Guy

68.9K 4.8K 73
                                    

Pagi Vin!" Ucap Angel semangat.

Hari ini Kevin selalu tampak keren dengan baju olahraga, dada bidangnya tampak terlihat begitu jelas. Seperti biasa, Kevin tampak begitu ceria di pagi hari sambil mengajak Kinar bercanda.

Lagi-lagi sapaan Angel tak begitu dihiraukan oleh Kevin.

Kevin hanya menyapa Angel singkat, lalu kembali mangajak si 'bisu' untuk berbicara. Hal itu membuat Angel semakin jengkel. Ia hanya menghela nafasnya kencang kemudian pergi meninggalkan Kevin.

"Oh iya, catatan Kimia lo lengkap gak? Gue pinjem dong." Ucap Kevin pada Kinar.

Kinar memberikan buku catatan Kimianya. Tiba-tiba Kevin teringat masa SMA-nya saat ia belum pindah ke sekolah ini. Dulu, ia tak pernah sedikitpun memikirkan pelajaran, ia tak pernah memperhatikan guru saat mengajar, bahkan ia lebih sering bolos dibanding berada di kelas. Kini, ia baru sadar kalau dirinya sudah berubah 180˚.

Ia tersenyum simpul.

Tak lama kemudian seluruh kelas XI dan XII diminta untuk berkumpul di lapangan agar bisa mengikuti kegiatan jalan santai bersama. Kevin sudah tahu kalau Kinar tak bisa ikut kegiatan ini. Dengan malas ia melangkah keluar kelas, baru kali ini ia malas mengikuti jalan santai di hari Jum'at.

~~~

Selama melakukan kegiatan jalan santai, Angel terus saja mengajak Kevin berbicara, tapi Kevin tak terlalu menghiraukannya. Rute kegiatan jalan santai ini cukup jauh, mereka semua menyusuri jalan di bukit-bukit yang becek sehabis terkena hujan. Angel terus saja menjerit manja sekaligus merasa jijik dengan lumpur-lumpur yang membuat sepatunya kotor.

Kevin hanya menggelengkan kepala, sesekali ia menggosok telinganya yang panas akibat teriakan Angel. Kevin rasanya ingin melangkah menjauhi Angel, tapi selalu saja Angel mencoba menyusulnya dari belakang. Kevin juga tidak bisa berjalan lebih cepat, jalan-jalan licin di perbukitan ini sangat menyulitkannya.

Saat sudah sampai di puncak bukit, ia bisa melihat pemandangan kota Samarinda dari sini. Indah, Kevin menghela nafasnya lelah. Andaikan saja Kinar ada di sini, mungkin dia sangat senang sekali bisa melihat pemandangan ini bersama Kevin.

Pulang sekolah nanti Kevin harus mengajak Kinar ke tempat ini.

Sebenarnya, SMA Negeri 1 ini terletak jauh dari kota, dan lingkungan perbukitannya masih terjaga. Tak banyak penduduk yang mendiami lingkungan sekitar sekolah.

"Wah keren banget pemandangannya, gue baru tahu kalau lingkungan sekolah kita sebagus ini!" ucap Angel kagum.

"Makanya, lo jangan ke mall doang." Ucap Kevin terkekeh.

Angel mengerucutkan bibirnya, sambil menampilkan wajah manyun. Kevin melangkah ke depan lebih cepat, takut tertinggal barisan.
Angel mengejar Kevin dari belakang,

"Vin tungguin gue!" pekik Angel.

Tiba-tiba kaki Angel tersandung batu dan terjatuh akibat ia tak begitu memperhatikan jalan di depannya. Kevin mendengar teriakan sakit dari Angel, ia pun melangkah cepat kembali kebelakang barisan.

"Lo gak papa?" Tanya Kevin khawatir.

Ia tak tahu kalau niatnya untuk meninggalkan Angel malah berakibat buruk pada gadis berambut keriting itu.

"Aduh, sakit Vin! Lo sih ninggalin gue." Ucap Angel sambil menekan lututnya yang sedikit berdarah.

"Sorry, gue pengen cepet sampai. Yaudah sini gue liat lutut lo." Ucap Kevin sambil mengeluarkan hansaplast yang selalu ia taruh di kantung celana olahraganya.

Love Without WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang