Mata Kevin terfokus pada buku Biologi yang saat ini ia baca. Headset terpasang di kedua telinganya untuk membantunya fokus membaca bukunya tanpa harus terganggu suara-suara ribut teman-teman di kelasnya pagi ini.
Seperti biasa, sebelum bel kelas berbunyi, Alex menyempatkan untuk sekedar tidur walaupun hanya 5 menit. Kevin tahu tadi malam Alex bekerja. Alex memang mandiri, dalam seminggu paling tidak ada 3 hari Alex bisa off dari part time-nya. Dan hari off itu biasa ia gunakan untuk jalan bersama Tiara atau bermain game semalaman.
Tiara melangkah ke meja Alex. Gadis itu cukup memahami bahwa pacarnya ini sedang kelelahan. Tiara hanya tersenyum kemudian meletakkan kotak bekal berwarna biru di samping kepala Alex yang tertidur di atas meja.
Tiara menoleh ke arah Kevin sedikit, kemudian tersenyum. Kevin membalas senyumannya, kemudian melepas sebelah headset-nya.
"Aduh enak banget dibawain bekal sama pacar." Ucapan Kevin itu ternyata mampu membangunkan Alex dari tidurnya.
Mata Alex saat ini terlihat kemerahan, namun saat melihat Tiara ia tersenyum.
"Hai Ra, kok lo gak bangunin gue?" Ucap Alex sambil meregangkan tubuhnya.
"Gue gak tega bangunin lo. Lo kecapekan banget soalnya. Lo udah sarapan? Gue masakin nasi uduk. Kesukaan lo." Ucap Tiara.
"Waahh kebetulan gue belum sarapan." Ucap Alex yang detik berikutnya membuka kotak bekal itu dan menyuap nasi uduknya beberapa kali.
"Enakkk!! Aduhh pinter banget cewek gue masak." Puji Alex. Tiara hanya tersipu malu.
Kevin berdiri dari tempatnya duduk. Ia memasukkan handphone-nya ke saku celana. Di telinganya tetap terpasang headset. Tangan kirinya ia masukkan ke saku celana.
"Kemana lo?" Ucap Alex ketika Kevin berlalu melewatinya.
"Ke toilet." Ucapnya.
"Ikuuuttt." Ucap Alex berdiri dari bangkunya. Kevin malah balas menjitak kepalanya.
"Jijik, njir. Sudah lo makan aja sana." Ucap Kevin.
Tiara hanya terkekeh melihat tingkah keduanya.
Alex memusut-musut kepalanya. Kemudian tertawa renyah dan kembali menyuap nasinya ke dalam mulutnya.
Kevin melangkah santai menuju toilet. Setelah keluar dari toilet ia melihat jam tangan hitamnya. Masih ada waktu 10 menit sebelum bel tanda pelajaran dimulai berbunyi. Kevin berniat pergi ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku pelajaran.
Kevin melangkah santai melewati lorong-lorong sekolah yang masih ramai oleh siswa-siswi. Mereka terlihat masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sesekali Kevin tersenyum saat beberapa gadis yang menyapanya.
Kevin memasukkan tangan kirinya ke saku celana. Menurut para gadis ia terlihat begitu keren.
Kevin sudah berada di depan perpustakaan. Dengan cepat ia memasuki perpustakaan dan mencari beberapa buku yang ia inginkan. Entah kenapa bayangan Kinar yang duduk manis di bangku perpustakaan paling belakang itu tergambar jelas di mata Kevin. Wajah Kinar yang begitu cantik ketika sedang serius membaca, kemudian bayangan dirinya sendiri yang sedang memperhatikan Kinar.
Kenangan itu terputar lagi. Kali ini Kevin malah terdiam mematung melihat seluruh kenangannya terputar ulang.
Saat Kevin bersembunyi di belakang Kinar. Saat Kinar kesulitan mengambil buku di rak buku teratas dan Kevin berdiri di belakangnya berusaha membantu Kinar untuk mengambil buku itu. Kinar berbalik menghadap Kevin dan wajah mereka hanya terpaut beberapa cm.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Without Words
Teen Fiction[COMPLETE, TELAH TERSEDIA DI GRAMEDIA] Seperti kisah romansa remaja pada umumnya, tentang remaja badung bernama Kevin Andreas yang hobi menjahili guru, bolos, berkelahi, dan bergonta-ganti pacar, seketika berubah seratus delapan puluh derajat ketika...