Aku dan kamu adalah sepasang manusia yang saling memendam perasaan. Meski pun begitu, kita mampu memahami apa yang tidak dijelaskan olehmu ataupun olehku. Saling memberi kabar, meski kita tidak saling memaksakan untuk memberi kabar. Kadang kejamnya jarak itu tega sekali membuat kita terpisah. Membuat hati sesak oleh rindu. Namun rindu akan terobati dengan memandang senja. Sebab kau suka sekali senja, dan begitu pun aku.
Aku tidak pernah mengungkapkannya, sebab aku pikir kamu juga merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan. Tapi nyatanya tidak, kamu memang cepat sekali mudah nyaman dengan siapa pun. Termasuk aku. Ya, kamu hanya menganggapku tak lebih dari sebatas temanmu. Aku yang terlalu bodoh menambatkan cinta padamu. Terkadang ujian berat bagi seseorang yang mencintai, ialah mencintai seseorang yang tidak sedikit pun mencintai kita. Ada banyak hal yg perlu dipelajari. Yaitu, bagaimana cara kita memilih seseorang yang memang seharusnya diperjuangkan. Dan aku gagal memahaminya, gagal memilih seseorang. Membiarkan hati malah patah dan jiwa malah rapuh.
Jika sudah begitu, aku tidak bisa lagi menyalahkanmu. Sebab kamu hanya menjadi seseorang teman yang nyaman dalam hidupku. Kamu tidak pernah menyuruhku untuk mencintai, atau memaksaku menjadi kekasih. Aku sendiri yang memilih menjatuhkan hati. Siapa yang akan aku salahkan? Kamu? Tidak mungkin. Menyalahkan diriku sendiri? Ya, mungkin saja. Tapi itu adalah hal yang sulit dilakukan bagi seseorang yang patah hati. Dia lebih sibuk menyalahkan, padahal dirinya sendiri yang keliru.
Maka aku memutuskan untuk melupakanmu. Mencabut secara paksa akar perasaan. Meskipun begitu, aku tidak akan sebenar-benar melupakanmu. Hanya melupakan dan menghapus rasa cintaku. Sebab aku takut perasaan itu akan menggilas hatiku, akan membunuh harapanku. Aku takut terjatuh lebih dalam kepadamu. Sedangkan kau tidak tahu aku menderita karena cinta.
Maafkan aku yang mencoba melupakanmu. Hal itu harus kulakukan. Sebab jika aku membiarkan rasa itu tumbuh lebih besar. Maka aku harus siap untuk patah hati. Aku hanya melupakan rasa, bukan melupakanmu seutuhnya. Melupakanmu, adalah caraku menjaga hati, agar kamu tidak menyakitiku, dan aku tidak menyakitimu.
*Demi Kamu
KAMU SEDANG MEMBACA
Membunuh Sepi
Poetry(Proses Terbit) Untuk yang mencintai lalu dibenci Untuk yang datang lalu pergi lagi Untuk yang setia lalu dikhianati Untuk yang teguh mempejuangkan lalu dipatahkan Untuk yang memendam lalu terlambat menyatakan, Untuk kamu yang patah hati, Merindukan...