Malam-Malam Panjang Kesedihan

115 11 2
                                    

Cinta,
Terhapuslah tanpa beban
Terlepaslah dari kekangan temali kenangan
Bebaslah kau terbang mengudara di atas awan,
Meski,
Luka yang bersarang di hati
Sukar untuk kau pulihkan lagi
Dan...
Untuk apa tetap bertahan pada masa lalu
Jika hidup yang dijalani tak pernah mau maju
Sebab kau masih terjebak pada luka yang dahulu.
..........


Kemana lagi harus kuberlari, menghapus segala rindu yang menjadi milikmu. Melepas semua harapan yang pernah kutautkan kepadamu. Membebaskan sayap patahku untuk mencoba kembali terbang. Memulihkan bagian yang telah kau buat rapuh dan luka yang enggan hilang.

Aku menyadari, dan sungguh-sungguh sadar. Bahwa, sehebat apa pun aku bersikeras mempertahankanmu, tak ingin kamu pergi dariku. Namun, jika kau tidak ditakdirkan untukku. Kau tetap tak akan menjadi milikku. Meski, semua waktu yang tersisa telah kuberikan padamu. Aku memahami, luka yang kamu rasa lebih dalam dari luka yang kupunya. Aku baru tau, kamu lebih dalam memendam cintamu untukku. Sebelum pada akhirnya waktu menendangmu perlahan-lahan dariku. Kusangka dengan kupendam dengan teguh sebuah rasa, akan tetap membuat kita bersama. Tapi nyatanya tidak, kita akan tetap terpisah juga. Entah oleh apa, dan oleh siapa.

Aku, tak ingin kamu pergi. Inginku kamu tetap berpijak di bumi.  Meski, aku tak bisa bersamamu. Meski kesempatan memilikimu tak pernah kumiliki lagi. Setidaknya bisa kulihat kamu meski sembunyi. Mohon, kau kuatkan lagi diri berjuang bertahan hidup. Kuyakin ini bukan akhir dari segalanya. Hapus airmata yang mengalir pelan di wajahmu. Sebab aku tak ingin melihatmu begitu sendu. Bangunlah, temani aku memulihkan rasa. Jangan kamu buat dua hati ini mesti terluka melihatmu merebut nyawa dari sang pencipta. Hatiku dan hatinya. Sembuhlah, karena kehilangan dirimu lebih menakutkan daripada kehilangan cintamu.

Memang, aku tetap bisa hidup tanpa kamu. Namun, hidup yang kujalani akan terasa sepi dan menyesakkan tanpa kamu. Jika Tuhan berbaik sangka pada kita, akan diberinya waktu untuk kita kembali saling menyapa. Saling bersenda gurau dan bercanda. Bangunlah dan sembuhlah, aku dan dirinya sedang jatuh tersungkur bersimpuh pada-Nya memanjatkan doa di malam-malam panjang kesedihan. Hajatku hanya satu, yaitu berharap kamu sembuh. Tak lebih dan tak kurang dari itu.

*Demi Kamu
(Malam-malam panjang dan lelah menghimpit dada. Bangunlah Rieda, Akhi khawatir padamu)

Membunuh SepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang