Chapter 8

1.9K 112 2
                                    

Syifa mengerutkan kening ketika sebuah motor dengan seorang yang duduk di atas nya terparkir di depan rumah nya.

Orang itu melepas helm dari kepala nya, itu Angga!

"Lo ngapain kesini? Bukannya udah gue bilang jangan nemui gue lagi?" Ucap Syifa.

Angga tersenyum tanpa dosa, "gue cuma mau main kok sama lo."

"Ngga, gue gak butuh temen, gue bisa hidup sendiri."

"Gue udah tahu nama lo, Syifa."

Syifa tersentak, bagaimana Angga bisa mengetahui nama nya?

"Iqbaal itu hacker, dia liat nama e-mail lo, terus soal alamat Iqbaal juga yang cari tahu," ucap Angga seolah tahu apa yang di pikirkan Syifa dalam benak nya.

Ya, memang Angga memanggil Iqbaal yang bekerja sebagai hacker ke rumah nya hanya untuk mencari tahu semua tentang Syifa. Syifa, gadis cantik yang kini tengah mengisi hati Angga.

***

Atas paksaan Angga yang berkali-kali, akhirnya Syifa mau mengajak Angga untuk duduk di teras rumah dengan mencicipi masing-masing teh buatan Syifa.

Hari sudah sore, di tambah hujan membuat Angga menjadikan keadaan sebagai alasan ia tak mau pulang. Padahal, bisa saja Angga pulang dengan menerobos hujan, itu biasa bagi nya.

"Syif," panggil Angga.

"Paan?"

"Lo cantik, jangan jutek-jutek napa."

Syifa diam, dia memang merasa agak jutek akhir-akhir ini. Padahal biasa nya dia adalah sosok pendiam, namun karena perdebatan nya --yang tak pernah selesai-- dengan Amanda, Syifa harus merubah sikap nya agar bisa menentang.

"Kalau punya masalah itu di ceritain, jangan di pendem," ucap Angga yang sontak membuat Syifa terkejut.

Angga tahu diri nya, diri nya yang kini sedang di landa masalah. Namun, otak nya tak sejalan dengan hati.

Hati menyuruh Syifa untuk menceritakan semua beban hidup nya pada Angga, namun otak menyuruhnya berpikir berkali-kali apakah Angga orang yang cocok untuk mengetahui semua masalah hidup nya.

"Jangan sok tau, siapa juga yang lagi kena masalah?"

"Elo."

Syifa kembali diam.

"Syifa, lo gak bisa kaya' gini. Selalu mendam semua beban dan rasa nano nano hidup lo. Lo selalu bilang lo gak papa, tapi gue tahu lo itu lagi kenapa-napa. Lo selalu bilang lo bisa hidup sendiri, tanpa temen, tapi itu gak akan bertahan lama," Angga memotong kalimat nya.

"Gue tau lo punya pengalaman buruk dalam hal berteman dan keluarga, itu sebabnya lo menutup diri lo sendiri memastikan semua orang gak akan ada yang mau temenan sama lo. Syif, lo gak bisa selalu kaya gini.

Hidup itu tentang perjuangan, bukan tentang pelarian. Lo gak akan pernah bisa dan boleh menghindar dari masalah. Lo, harus mulai semuanya dari awal Syif. Mulai buka diri lo buat semuanya, mulai buat diri lo itu jadi friendly dan easy going. Jangan terus tertutup dan ngehindar terus kaya sekarang."

"Si-siapa sih yang lo omongin? Jangan sok tau deh," ucap Syifa gugup.

Angga tersenyum, "masih mau menghindar juga? Yaudah deh, gue cape sama lo. Gue pulang ya, kalau ada apa-apa telpon aja gue. Nih, nomer gue," ucap Angga sambil menaruh sebuah kertas di meja teras.

Angga berjalan menuju motornya lalu duduk di atas nya. Setelah itu ia melajukan motor nya membelah jalanan ibu kota.

Strong Love❌AnggaSyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang