Chapter 32

1.1K 76 8
                                    

Hello gengz, kemarin malem gue gak update ya? Padahal biasanya setiap hari pagi dan malem gue update.

Ya, soalnya kemarin gue Pondok Romdahon di sekolah buat yang terakhir karena gue abis ini lulus:(

Do'a-in supaya gue lulus ya. Sekalian do'a-in supaya gue diterima di sekolah favorit di Lamongan😊.

Thankies❤

***

Beby dan Steffi duduk di salah satu bangku taman di sebuah taman dekat rumah sakit yang tadi dimasuki Angga.

Mereka melepas lelah setelah berjalan jauh karena mengejar Angga yang hendak kabur dari mereka berdua.

"Uh, By, gue kebelet. Lo tunggu sini, gue mau cari toilet dulu, ya?"

Beby mendengus ketika melihat Steffi pergi begitu saja meninggalkannya. "Gak Angga, gak Steffi, dua-duanya sama-sama jahat."

Beby mengedarkan pandangannya ke seluruh taman. Ia mengerutkan kening ketika melihat seseorang yang familiar di matanya. Gadis yang meminjaminya uang di Cafe.

Dengan cepat, Beby segera beranjak dan mengejar gadis itu.

"Hey!" Seru Beby. Dan berhasil, gadis itu menoleh. "Kamu yang kemarin di Cafe terus minjemin aku duit, 'kan?" Tanya Beby dan gadis itu mengangguk.

Beby merogoh tasnya, kemudian mengambil uang dan menyodorkannya ke gadis di hadapannya. "Ini, aku balikin."

Gadis itu menggeleng, "Gausah, aku ikhlas."

"Enggak pa-pa. Aku gak enak nanti."

Gadis itu menghela nafas kemudian mengambil uang dari tangan Beby. "Thanks ya..." ucapan itu disela oleh Beby.

"Aku Beby, kamu?"

"Syifa. Salam kenal, ya."

***

Steffi menghela nafas lega setelah ia keluar dari toilet.

"Sial, tadi gue kebelet, sekarang gue haus."

Steffi melihat sekeliling, matanya berbinar ketika melihat sebuah drink truck yang terparkir di trotoar. Dengan segera cewek itu berlari kecil menghampiri surga-nya.

Setelah selesai memesan, tiga caramel macchiatto ada di tangannya. Satu untuknya, satu untuk Beby, dan satu untuk Angga. Meskipun terkesan cuek dengan semua orang, sebenarnya Steffi adalah sosok yang peduli.

Steffi segera menyebrang jalan, menghampiri taman dimana Beby menunggunya dan Angga. Dan Beby masih disana, duduk sendirian.

"Oy, gue bawa minum."

Beby mendongak melihat Steffi, kemudian ia tersenyum, "Tumben sepupu gue baik."

Steffi mendengus lalu duduk di samping Beby, "Gue selalu baik, kok. Lo aja yang nilai gue sebelah mata."

"Steff, tadi gue punya temen baru, lho. Dia dari Indone--"

"--Cepet abisin minuman lo terus kita nyusul Angga."

***

Angga menghela nafas kasar ketika mendengar bahwa pasien bernama Syifa memang ada, namun barusaja pulang kemarin.

Dan Angga menyesali itu. Kenapa kemarin dia tidak berada disini dan melihat apakah itu benar-benar dia?

Bodoh. Umpat Angga dalam hati.

Angga berjalan lemas keluar rumah sakit. Dan seperti tadi, Beby dan Steffi masih duduk di bangku depan pintu utama.

Angga ikut duduk di sebelah Steffi, membuat kedua gadis itu kebingungan karena Angga tiba-tiba datang dengan wajah dan keadaan yang lemas. "Lo kenapa, Ngga?"

Angga mengusap wajahnya kasar, "Dia gak ada. Padahal gue udah bela-belain kesini khusus buat dia."

Steffi menepuk bahu Angga, "Udahlah. Belum lucky kali. Inget, jodoh gak bakal kemana."

Tanpa siapapun sadari dan ketahui, Beby membatin dalam hati, Dan semoga gue jodoh lo, Ngga.

Strong Love❌AnggaSyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang