Chapter 42

896 74 2
                                    

Steffi menarik rambutnya ke belakang. Kemudian ia menutup matanya agar emosi-nya ter-kontrol kembali.

Kini, ia dan Ari sudah berada di dalam mobil dan dalam perjalanan pulang. Mereka memutuskan untuk mencari Beby esok hari karena hari yang bahkan sudah hampir fajar.

Steffi masih tidak habis pikir dengan Bryan yang tega memberitahu semua ini kepada Beby.

"Udahlah, sayang. Bryan pasti gak tau kalau Beby suka Angga." Ari mengusap hangat telapak tangan Steffi.

"Ya tapi--"

"--Kita gak bisa salahin Bryan atas kaburnya Beby. Gimanapun, Bryan gak salah sepenuhnya."

Steffi mengangguk mengiyakan ucapan Ari. Namun di dalam hatinya, ia masih marah terhadap Bryan yang membuat Beby menjadi kacau hari ini.

***

Beby memeluk Syifa erat. Dan Syifa, gadis itu juga membalas pelukan Beby.

Pagi ini, Syifa mengantar Beby kembali ke rumahnya setelah melalui perdebatan di antara keduanya. Syifa yang menyuruh Beby untuk menghadapi semuanya dan Beby yang memilih untuk lari dari kenyataan.

Namun akhirnya, Beby menuruti perkataan Syifa.

"Makasih udah nenangin gue, Syifa."

Syifa mengangguk dan tersenyum. "Iya. Yang penting, setelah ini, jangan sampe lo berbuat hal gila kayak kabur dan semacamnya lagi. Oke?"

Beby mengangguk paham.

***

Angga menuangkan air hangat ke cangkirnya. Pagi ini, cowok itu sedang bersiap untuk memasak sarapan.

Krieeetttt.

Angga menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka. Ia melangkah masuk ke ruang utama dan...

Itu Beby.

"Beby? Lo pulang?"

Angga berlari menghampiri Beby dan memeluk gadia itu erat. Namun tidak seperti biasanya, Beby tidak membalas pelukan Angga.

"Ngga, gue capek. Gue mau istirahat."

Angga melepaskan pelukannya ketika mendengar perkataan Beby barusan. "Lo habis darimana aja sih, By? Kita khawatir tau gak."

"Kenapa lo khawatir sama gue?"

"Gue sayang sama lo, By."

Beby terdiam sesaat. Kemudian, bibirnya terangkat membentuk seulas senyum miris. "Sayang kata lo? Lo jahat, Ngga. Gue gak ngerti jalan pikiran lo. Gue benci lo, Ngga."

Dan saat itu, Angga benar-benar tidak tahu apa maksud Beby.

***

Steffi sedang menelpon Ari ketika Beby datang dengan tangis yang pecah. Dan dengan segera, Steffi mematikan sambungan teleponnya lalu menghampiri Beby.

"By, lo kemana aja? Gue kangen." Steffi memeluk Beby.

"Steff, gue--gue gak rela Angga punya pacar. Lo mungkin kaget, tapi gue punya perasaan sama Angga."

Steffi mengelus-elus punggung Beby, memberi ketenangan pada sepupunya itu. "Udah, By, gausah ditangisin. Cowok di dunia ini gak cuma satu."

"Ayolah, cowok di dunia ini gak cuma satu. Jangan bikin lo stuck di satu cowok tanpa peduli sama lingkungan lo."

Beby menutup matanya ketika pikirannya kembali mengingat ucapan Syifa tadi malam. Dan beberapa menit kemudian, Beby kembali menangis ketika mengingat ucapan Syifa bahwa dia bukanlah siapa-siapa Angga. Yang berarti, dia tidak berhak untuk melarang Angga memiliki seorang kekasih.

"Tapi gue tetep gak mau Angga punya pacar, hiks."

Steffi membawa Beby ke dalam dekapannya. "Udahlah, By. Gausah ditangisin."

---

Nah, Beby balik ke rumah, padahal kemarin abis kabur. Kaburnya kok cuma semalem? *eh

Sebentar lagi, puncak masalahnya bakal tiba dan siap-siap supaya kalian enggak teriak-teriak.

(Kayaknya aku gak pinter bikin cerita yang ngena di hati deh)

Jadi kayaknya ceritaku agak ngebosenin?

See you di next chapter👋

Strong Love❌AnggaSyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang