Chapter 56

941 60 0
                                    

Amanda tersenyum sambil menatap kepergian Angga.

"Jangan sampai seseorang lewat ke sini sebelum aku selesai berurusan dengan gadis itu. Tahan semua orang yang akan lewat di depan pintu ruangan ini," jelas Amanda kepada kedua pelayannya, Esa dan Elina.

Keduanya mengangguk. Kemudian Amanda berjalan santai--agar tidak dicurigai--sebelum akhirnya masuk ke ruangan yang tadi dimasuki Angga.

Di sana, Amanda tersenyum melihat gadis yang telah merebut cintanya terbaring lemah di atas bankar rumah sakit.

Amanda berjalan pelan agar tidak menimbulkan suara ke arah bankar. Lagi-lagi, ia tersenyum sinis.

"Hai, Syifa. Sudah lama sejak kita beradu mulut saat itu. Saat itu, kau masih gadis yang kuat yang mampu merebut Angga dariku."

"Tapi sekarang, kau hanyalah gadis lemah yang bahkan duduk saja tidak bisa," lanjut Amanda.

"Jadi, ada yang ingin kau katakan sebelum nyawamu akan hilang?"

Hening. Tidak ada jawaban.

"Oh, oke, aku kira kau tidak ingin memberi kata-kata terakhir. Sampai jumpa!"

***

Angga membilas tangannya dengan air di wastafel. Sudah hampir satu jam sejak dia makan di restoran yang agak jauh dari rumah sakit--mengingat kantin rumah sakit sedang tutup dan semua restoran di dekat rumah sakit tidak ada yang menjual makanan halal.

Setelah membayar tagihan, Angga segera masuk ke mobilnya dan melajukan mobilnya ke rumah sakit.

Angga mengerutkan kening ketika banyak dokter dan suster yang berlari ke arah--kamar Syifa? Ada apa dengan gadisnya?

Angga segera berlari menyusul para tim medis yang sudah sampai di ruangan Syifa. Dapat Angga lihat dari kaca bahwa di dalam ruangan, Syifa sedang meregang nyawa.

Dokter dengan sekuat tenaga berusaha mengembalikan nyawa gadis itu. Angga yang tidak dapat melihat pemandangan menyakitkan itu akhirnya memilih untuk duduk dan berdo'a, semoga semuanya baik-baik saja.

Angga menoleh ketika suara decitan pintu terdengar tanda seseorang membuka pintu. Dokter.

"Maaf, tapi kami sudah berbuat semampu kami."

Angga kembali melihat keadaan Syifa lewat kaca. Nafasnya tercekat ketita melihat tubuh gadisnya sudah ditutup dengan kain berwarna putih.

"Tapi kenapa? Kenapa Syifa bisa sampai seperti ini?"

"Tadi kau meninggalkannya sendirian, bukan? Kami tidak menjaga pasien karena kami kira pasien sudah ada yang menunggu. Saat salah satu suster kami akan mengecek keadaan pasien, dia sudah menemukan pasien sedang tidak sadarkan diri dan alat pernafasan di hidungnya terlepas."

"Si--siapa yang melakukan semua ini?"

"Yang kami lihat dari rekaman CCTV, ada seorang gadis sebayamu dan dua orang lain yang menunggu di luar ruangan. Sedangkan gadis sebayamu itu masuk dan melepas alat bantu pernafasan pasien."

Dan seketika, penglihatan Angga memburam.

Strong Love❌AnggaSyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang