Chapter 2

2.2K 136 4
                                    

Sepi, sudah bukan sebuah keadaan baru bagi Syifa. Setiap hari nya ia pasti merasakan itu. Di rumah, di sekolah, dimana saja. Semuanya sepi.

Terkadang Syifa berpikir, untuk apa ia hidup jika harus bertahan dalam kesepian? Namun Syifa selalu mengingat perkataan Mama nya, "kamu hidup untuk berjuang, berujuang melawan apapun yang diberikan tuhan. Entah itu nikmat atau cobaan."

Syifa segera menaiki anak tangga dan pergi ke kamar nya. Setelah mengganti baju nya, Syifa membuka pelajaran tadi dan mengulangi kembali.

🎈🎈🎈

"Angga! Dengarkan Papa!" Teriak Papa Angga ketika Angga sudah tak lagi mengindahkan nasihat Papa nya.

Angga melirik Papa nya dengan malas, "Angga udah gede, bisa urus diri sendiri."

Amarah Papa Angga berkibar, ia segera menampar pipi Angga.

"Lah, ngapain Papa nampar Angga? Apa urusan Papa sama Angga?" Tanya Angga tak terima.

"Angga! Kamu adalah pewaris tunggal perusahaan Papa! Kalau kamu seperti ini, bagaimana kamu bisa menjadi pewaris perusahaan Papa?!"

Angga tersenyum miring, "gasuka? Yaudah ga usah kasih perusahaan Papa ke Angga. Emang Angga minta? Engga kan?"

Angga melangkah menjauh dari Papa nya, tak lagi mempedulikan Papa nya yang sudah memuncratkan air ludah nya akibat memarahi Angga.

🎈🎈🎈

"Sialan!" Angga menendang kaleng kosong sisa minuman nya tadi. Kini, kantung Angga sudah kosong.

Tung, suara kaleng Angga mengenai sesuatu, sudahlah Angga tak peduli.

Angga duduk di trotoar, melihat jalanan yang sudah sangat sepi akibat hari yang sudah larut malam.

Ya, Angga kabur dari rumah setelah perdebatan nya dengan Papa nya. Ia mengambil uang Papa nya dan kabur. Namum sialnya, Angga lupa membawa handphone sehingga ia tak bisa menelpon gadis nya, Amanda.

"Ngapain kamu nendang kaleng sembarangan? Kena jendela saya tau!" Ucap seorang gadis.

Angga mendongakkan kepala nya, menatap dalam-dalam mata gadis itu. Lalu, semuanya gelap.

🎈🎈🎈

Angga terbangun, ia memegangi kepala nya yang terasa pening. Tunggu, apa ini? Sebuah handuk kecil di dahi nya. Dan juga, kamar siapa ini? Sebuah kamar bernuansa biru langit.

Ceklek

Seorang gadis masuk ke kamar. Angga mengerutkan kening saat melihat gadis itu, gadis yang memakai seragam sekolah sama dengan seragam sekolah Angga.

"Kamu udah bangun?" Tanya gadis itu sambil menaruh sebuah nampan yang diatasnya terdapat nasi goreng, teh hangat, air putih, semangka, serta obat.

"Lah, siapa lo?" Tanya Angga.

Gadis itu berkacak pinggang, "lah, kamu gak tau saya? Saya itu teman sekolah kamu. Udah makanan ini kamu makan aja, dan jangan lupa minum obat, gausah sekolah dan aku akan izin ke wali kelas kamu."

Angga kembali mengerutkan kening, "tunggu, lo harus jelasin ke gue kenapa gue bisa ada disini!"

"Ini kamar saya, tadi malam kamu pingsan di depan rumah saya. Sudah jelas?" Tanpa menunggu jawaban Angga, gadis itu segera pergi dari kamar nya.

Angga melirik makanan yang terdapat diatas nampan. Lalu ia mengambil nampan itu dan menaruhnya diatas pangkuannya.

"Enak," puji Angga kepada makanan yang mungkin dibuat oleh gadis itu.

Strong Love❌AnggaSyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang