Chapter 54

821 54 0
                                    

Syifa menatap Angga yang sudah pergi ke alam mimpi sejak sejam yang lalu. Ya, kekasihnya itu memang benar-benar keras kepala ingin menemani dirinya hingga fajar.

Syifa sendiri masih sedih dengan semua yang berada di mimpinya saat ia koma singkat kemarin. Mimpi dimana seorang gadis yang suaranya Syifa kenal menyuruh Syifa untuk pergi dari kehidupan Angga.

"Sebenernya, aku udah gak kuat sama penyakit aku, Ngga. Aku udah capek sama semua ini, aku udah capek hidup. Meski aku punya keluarga yang sekarang udah lengkap, punya sahabat sebaik Steffi dan Ari, juga pacar baik kayak kamu. Tapi semuanya rasanya hampa. Aku udah putus asa."

"Tapi aku bertahan, di sini. Buat kamu."

***

"Permisi, Kak."

Angga menoleh ketika seorang gadis tengah berbicara dengan Bahasa Indonesia ke arahnya. "Kau bicara padaku?"

"Ya. Apa kau Angga?" Tanyanya dan Angga mengangguk. "Kau harus ikut aku karena ada sebuah hal penting."

Tanpa ba-bi-bu, gadis itu menarik Angga masuk ke sebuah rooftop kafe yang berada tak jauh dari tempat mereka bertemu. Dan saat sudah sampai di rooftop, Angga barusaja tau apa maksud semua ini.

Amanda sedang menunggu di sebuah bangku. Barusaja Angga hendak pergi, namun ia mendesah ketika melihat tangga menuju lantai utama ditutup. Ini pasti ulah gadis itu, batinnya kesal.

Angga hanya diam ketika perlahan Amanda mendekatinya. "Ck, kenapa lo ngurung gue di sini? Cepet! Gue harus apel ke pacar!"

"Pacar? Aku pacar kamu, Angga!"

"Sadar diri, Mbak. Gue gak pernah nembak elo. Kenapa tiba-tiba lo bilang kalau kita pacaran? Otaknya sehat?"

Amanda mendengus. "Kita kan terikat sama perjodohan, Angga. Apa kamu lupa?"

"Gue masa bodo sama perjodohan. Sekarang, suruh cewek bangsat itu bukain pintu ini atau gue bakalan loncat dari gedung ini!"

"Enggak sebelum kamu janji sama aku kalau kamu bakalan putusin pacar kamu!"

Angga tersenyum sinis. "Lo siapa minta gue putusin Syifa? Ngaca gih."

"Oh, jadi pacar kamu cewek cupu itu?"

"Dia gak cupu dan dia punya nama!"

"Aku bakalan minta sama Papa supaya perjodohan kita dicepetin!"

"Maaf, tapi gue gak mau!"

"Perusahaan Ayah kamu bakalan hancur tanpa perusahaan Ayah aku, Angga." Amanda tersenyum sinis.

"Perusahaan bokap gue udah gak butuh bokap lo lagi. Kita udah gak ada ikatan perjodohan, oke? Sekarang, suruh kacung lo bukain ini pintu karena gue mau pergi!"

"Enggak!"

Angga mendengus. Kakinya kemudian melangkah menuju ujung rooftop yang terhalang oleh pagar. Ia naik ke pagar, bersiap untuk turun.

"Oke, aku bakalan bukain pintunya!" Seru Amanda.

Angga tersenyum kemudian turun dari pagar. "Makasih."

Amanda menatap Angga sinis. "Kalau aku gak bisa milikin kamu, gak ada satupun cewek yang boleh milikin kamu juga, Angga!"

Amanda memencet sebuah nomer telepon di ponselnya. "Bawa mobil ke sini. Antarkan aku ke rumah sakit terdekat dari sini."

Strong Love❌AnggaSyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang