Beby POV
Uh, tuhan, selamatkan aku! Aku benar-benar tidak bisa mengontrol pipiku yang tiba-tiba bersemu karena Angga memanggilki dengan sebutan, 'Beb.'
Apa maksudnya? Baby? Sayang? Atau...
Uh, aku tidak lagi bisa berpikir. Semuanya terlalu sulit dan rumit.
Harusnya aku berterima kasih kepada Steffi. Karena gadis itu, aku bisa bertemu dan berkenalan dengan Angga. Dan karena gadis itu, kini aku duduk satu bangku di bus bersama Angga.
Karena Steffi punya teman baru, namanya Ari.
Aku masih tidak bisa mengontrol degup jantungku yang tidak karuan, tidak berirama dan tidak bisa berhenti.
Uh, ayolah, cepat berhenti atau Angga akan mendengar detak jantungku.
***
Authro POV
Syifa menatap kosong televisi yang menyala di hadapannya. Hari ini, ia hanya bisa berdiam diri di kamar. Semalam Syifa sudah diperbolehkan pulang. Dan disinilah dia sekarang, rumahnya yang amatlah sepi.
Bagaimana tidak? Mama dan Papa Syifa sedang mengurus bisnis mereka, sedangkan Arnold sudah berangkat kuliah satu jam yang lalu. Ya, Kakak-nya itu belum selesai kuliah, walaupun sudah libur panjang.
Syifa mengalihkan pandangannya ke seluruh kamar. Bersih, rapi, tidak ada noda yang terlihat karena semua barusaja dikerjakan oleh Pelayan Syifa.
Syifa mendengus mengingat Mama dan Papa-nya yang melarang dirinya untuk pergi hari ini. Mengingat keadaan Syifa yang lemah karena barusaja pulang dari rumah sakit.
Namun bukanlah Syifa jika dia tidak punya akal untuk mencari kebahagiaan.
Senyumnya terukir ketika Syifa melihat balkon kamarnya yang terbuka lebar. Dan sebuah ide muncul begitu saja di benaknya.
***
Angga terus berjalan tanpa memerdulikan kedua gadis di belakangnya. Lagipula, siapa suruh kedua gadis itu membuntutinya?
Angga akan pergi ke rumah sakit dimana ia bertemu Syifa kemarin. Dia harap, Syifa masih berada di sana dan ia bisa berbicara dengan Syifa.
"Ngga, gue kesel tau," kata Beby tiba-tiba. "Tau, kenapa sih jalan lo cepet banget?" Saut Steffi.
Angga menghela nafas pendek lalu membalikkan badan menatap kedua gadis di belakangnya, "Siapa suruh kalian ikut? Ha?"
"Ya, 'kan gue takut elo nyasar."
"Come on, gue bukan anak kecil lagi. Gue gak akan nyasar ataupun diculik kayak pikiran kalian berdua. Paham?" Ketus Angga yang kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Beby dan Steffi yang masih mematung di trotoar.
Angga melangkah memasuki rumah sakit megah ini. Matanya mencari-cari orang yang ia bisa tanyai. Oh, resepsionis?
"Excuse me, may i ask?" Tanya Angga to the point.
"Sure. What can i help for you?"
"I want to ask, is there a patient in this hospital named Syifa?"
Perempuan di hadapan Angga membolak-balikkan buku besar berwarna biru yang kemungkinan adalah buku kumpulan nama pasien. Kemudian perempuan itu juga mengotak-atik komputer sebentar.
"Sorry, but I did not find a patient named Syifa."
"Uh, oke, thanks."

KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Love❌AnggaSyifa
Fanfikce"Sekuat apapun badai menerjang, kau akan tetap jadi milikku." --- Ini cerita tentang Angga Yunanda, cowok bad boy dan most wanted di sekolahnya. Dia memang awalnya bad boy, tapi semua orang bisa berubah 'kan? Angga juga berubah setelah ia bertemu Sy...