Chapter 38

969 72 2
                                    

Angga membukakan pintu untuk Syifa yang dibalas senyuman indah dari Syifa.

"Kenapa pakek dibukain pintu segala?"

Angga tersenyum. "Kamu 'kan spesial buat aku."

Angga mengulurkan tangan bermaksud membantu Syifa turun dan dibalas oleh Syifa. Kemudian, kedua remaja itu masuk ke dalam Cafe ini.

"Steffi?" Ucap Syifa tak percaya bahwa sahabatnya itu berada di London. "Lo kok disini?"

"Iya. Lo lupa kalau gue sepupunya Angga? Ya gue ikut Angga pindah lah."

Syifa memeluk sahabatnya itu selama semenit. Menit berikutnya, Syifa sadar ada seseorang yang tadi duduk bersama Steffi.

"Steff, cowok itu siapa?"

Steffi yang juga barusaja sadar segera melelaskan pelukannya dengan Syifa lalu berdiri di samping cowok yang tadi duduk dengannya.

"Kenalin, ini Ari, dia pacar gue."

Syifa tersenyum lebar mendengar tiga kata terahir yang Steffi ucapkan. "Gila aja lo. Baru berapa bulan di London dan lo udah punya pacar? Btw, kenalin, Ri, gue Syifa."

***

Beby turun dari lantai dua setelah gadis itu mandi dan mempercantik wajahnya untuk Angga.

Namun sayang, rumah sepi.

"Steffi sama Angga kemana ya?"

Beby mencari di seluruh ruangan di rumahnya, namun ia tidak menemukan Angga maupun Steffi sama sekali. Kemudian, gadis itu berlalu menuju dapur dan membuat coklat panas.

Beby mengerutkan kening ketika melihat secarik kertas tertempel di kulkas.

By, gue sama Steffi pergi sebentar ya. Ada urusan.

Angga.

Beby mendengus sebal ketika membaca tulisan yang bahkan sangat rapi itu.

"Kenapa sih, akhir-akhir ini Angga sama Steffi jadi sering ninggalin gue sendirian?"

***

"Syif, lo--" Steffi terdiam. Dia tidak bisa melanjutkan kata-katanya setelah mendengar bahwa Syifa mengidap kanker paru-paru.

Ari menyaut, "Tapi, bukannya penyebab kanker paru-paru itu cenderung merokok ya?"

"Iya. Tapi gue gak ngerokok. Kata dokter, kemungkinan penyebab kanker paru-paru gue itu debu dan polusi."

Angga menatap kekasihnya itu dengan sendu. "Tapi, kamu tetep harus strong ya, Syif? Jangan cuma karena penyakit ini kamu jadi kehilangan semangat hidup."

Syifa mengangguk. "Aku bakalan coba kok."

"Hay, Ngga, Ri, Steff."

Pandangan mereka berempat beralih kepada seorang yang barusaja memanggil nama Angga, Ari, dan Steffi. Ketiganya--kecuali Syifa--tersenyum ketika melihat siapa yang barusaja memanggil nama mereka. Itu adalah Bryan, sahabat mereka dua bulan belakangan ini.

"Hay, Bry. Ikut duduk sini!"

Bryan mengangguk kemudian ikut duduk di sebelah Angga. "Eh, Ngga, siapa tuh?"

"Oh, kenalin, ini Syifa, pacar gue. Syif, ini Bryan, sahabat aku."

"Hay."

***

Beby memakai mantel berwarnah hijau miliknya. Setelah semua dirasa sudah siap, cewek itu keluar dari rumahnya.

"Eh, By."

Beby menoleh ketika mendengar seseorang memanggilnya. Oh, ternyata itu Bryan, teman se-angkatannya di sekolahnya yang juga pindahan dari Indonesia.

"Hay, Bry. Lama banget kita gak ketemu." Beby ber-high five dengan Bryan.

"Eh, lo gak ikut ngumpul sama Steffi sama Angga di cafe?"

Beby mengerutkan kening. "Engga tuh. Oh, kali aja mereka reuni sama temen Indo mereka."

"Eh, pacarnya si Angga cantik ya."

Beby tersentak ketika mendengar ucapan Bryan bahwa Angga--

Tunggu, Angga punya pacar?

"Haha, bercanda lo lucu ya." Beby tersenyum. Senyum yang dipaksakan.

"Gue gak bercanda. Tadi gue ke cafe terus ketemu Ari, Steffi, sama Angga sama pacarnya Angga. Namanya siapa gitu gue lupa."

"Lo boong 'kan?"

"Gue gak boong. Serius."

---

Lah, si Beby udah tau kalau Angga punya pacar. Kira-kira, Beby bakalan gimana ya waktu tau cowok yang di suka ternyata udah punya pacar?

Kalau kalian, apa perasaan kalian waktu tahu cowok yang kalian suka ternyata udah punya pacar?

Comment in line atau di bawah ya:)

See you di next chapter👋
Lanjut atau stop nih?

Strong Love❌AnggaSyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang