Chapter 34

1K 79 14
                                    

Syifa menatap pantulan dirinya di cermin. Pagi ini, Syifa memakai sweater berwarna merah, mantel hijau, dan celana jeans biru. Rambut panjangnya ia gerai.

Syifa tidak memakai make up. Gadis itu hanya memulas wajahnya dengan bedak. Sedangkan bibirnya yang merah tidak dipoles sama sekali.

Syifa menarik nafas panjang. Hari ini ia akan pergi ke rumah sakit untuk mencari tahu sendiri penyakit apa yang sedang ia alami sekarang. Syifa berusaha mencari tahu sendiri karena semua orang tidak mau memberitahunya tentang penyakit itu. Mereka selalu menghindar saat Syifa bertanya soal itu.

"Semangat, Syifa! Lo pasti gak kenapa-kenapa. Semoga aja." Syifa tersenyum untuk menyemangati dirinya sendiri. Walaupun masih ada setitik rasa ragu dalam hatinya.

Ragu bahwa semuanya tidak akan baik-baik saja.

***

Angga menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. Ya walaupun dia tinggal di London dan warga London lebih suka makan nasi daripada roti, Angga tetap makan nasi karena menurutnya itu kebutuhan. Begitu juga Steffi.

"Jadi, hari ini kita kemana?" Tanya Beby disela-sela memakan rotinya.

Steffi menggeleng. "Kemanapun kalian sekarang, gue gak akan ikut karena gue ada janji sama Ari."

Angga mencibir, "Iyadeh yang sekarang punya calon pacar."

Steffi hanya tersenyum mendengar cibiran Angga. Memang sangatlah benar apa yang Angga ucapkan, sudah seminggu Steffi dekat dengan Ari, cowok yang pertama kali Steffi jumpai saat dia berada di kanti rumah sakit yang diinapi Tante Ve.

Tanpa siapapun sadari, Beby tersenyum dan berteriak dalam hati. Hanya satu yang menyebabkan ia kegirangan hari ini. Karena hari ini, ia dan Angga akan berjalan-jalan berdua. Tanpa Steffi.

Dan Beby suka itu.

---

Steffi sudah pergi dari rumah lima menit yang lalu. Dan kini, hanya tersisa Angga dan Beby di rumah Beby.

"Ngga, kita mau kemana? Tamab? Mall? Nonton? Atau--" ucapan Beby dipotong oleh Angga.

"Gue mau ke rumah sakit. Gue mau cari dia."

Beby mendengus. "Kenapa kita malah ke rumah sakit? Harusnya kita jalan-jalan."

"By, gue gak bilang 'kita', tapi 'gue'. Lagian, kalau lo gak ikut juga gak pa-pa. Gue bisa sendiri."

"Ngga, kenapa sih lo selalu nunggu dia? Kenapa lo gak berusaha ngelupain dia terus cari yang baru?"

"Semua orang berhak buat dapetin dan jadi orang yang setia."

***

Syifa melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah sakit yang di dominasi warna putih dan hijau ini. Rumah sakit tempat ia dirawat saat itu. Saat dia pingsan.

Setelah bercengkrama sebentar dengan suster yang tidak sengaja lewat, Syifa tau bahwa dia harus pergi ke dokter di lantai tiga untuk memeriksa apa yang salah pada dirinya. Tapi sebelum itu, Syifa harus daftar terlebih dahulu.

---

Halo, gimana chapter kali ini? Gimana tanggepan kalian sama Beby yang suka sama Angga?

Btw, kemarin ada yang tanya, "Emang Beby sama Angga bisa pacaran sampe nikah, ya? Kan mereka sepupu."

Beby bukan sepupu Angga ya. Beby itu sepupu Steffi. Jadi, Angga dan Beby gak pa-pa kalau nikah karena mereka gak ada hubungan darah.

Sampai jumpa di chapter berikutnya👋

Strong Love❌AnggaSyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang