"Den, bangun Den."
Dengan hati-hati, salah satu pembantu rumah keluarga Pram -membangunkan cowok yang masih berselimut tebal. Tangannya digunakan mencolek lengan majikannya itu.
Meskipun tahu membangunkan cowok satu ini sama dengan membangunkan singa, wanita paruh baya itu kembali bersuara, "Den bangun, udah pagi. Kan harus sekolah."
Raka mengerang, dihempasnya selimut yang menutupi badannya. Hingga menyisakan u can see dengan celana boxer.
"Bawel lo. Udah sono keluar," Suara Raka terdengar serak, dan kedua matanya masih tertutup rapat.
"Jangan lupa Mandi --"
"Sono keluar!" dengan patuh --pembantu itu keluar, dia lebih takut bila majikannya itu marah-marah. "Udah buruan keluar!" Teriaknya sekali lagi sebelum pembantu itu keluar dan menutup pintu.
"Aarrggh!" Raka mengerang, tangannya memegang kepala yang terasa pusing saat cowok itu duduk. Mungkin efek minumnya semalam belum kunjung reda.
Melihat ponsel yang berada di nakas berkelap-kelip, dengan malas cowok itu mengangkat.
"Lo dimana anjing?!"
Seketika Raka langsung menjauhkan benda itu dari telinga. Melihat siapa yang meneleponnya, Cowok itu mendengus.
"Masih di kamar," jawabnya serak.
"Buset! Cepetan berangkat! Tapi untung, lagi Jamkos nih."
Tanpa menjawab, Raka mematikan panggilan sepihak. Langkahnya gontai menuju jendela, dan membuka gorden lebar-lebar. Cahaya matahari langsung menembus jendelanya, menerpa kulit putih Raka dan rambut cokelat berantakannya, membuat cowok itu menyipit.
"Tai, udah pagi."
Dengan malas, Raka melirik kamar mandi yang berada disudut kamar lebarnya.
"Males banget gue"
***
Dengan santainya, Raka menuruni satu persatu anak tangga. Ia sudah rapi dengan seragam putih abu-abunya. Jambul kecilnya tertata rapi dengan gel yang selalu ia bawa kemana-mana.
Tanpa rasa tertarik menatap meja makan, Raka tetap melanjutkan langkahnya, mengambil kunci mobil yang terletak disamping teve.
"Den, Bapak sama Ibu sudah berangkat kerja --"
Raka hanya melirik tajam pembantu rumahnya yang berusia sekitar kepala tiga, dan langsung membuat wanita itu diam dan merasa kecil.
Mobil sporty milik Raka melaju setelah pak Satpam membuka gerbang. Cowok itu melirik jam yang melingkar dipergelangam tangan, dan ia langsung menancap gas diatas rata-rata saat tahu bahwa ini sudah jam, setengah delapan.
Sebenarnya, saat lampu merah seperti ini, Raka ingin sekali menerobos. Namun ia urungkan niat kebiasaannya itu, karena melihat, mobil Avanza yang ia kenali berada tepat disamping kirinya.
Dan Raka menurunkan kaca mobil bagian kiri, langsung terlihat jelas penampakan sosok nenek sihir yang selama ini dikenalnya tidak baik di sekolah.
Raka bersiul, hingga membuat Cewek disamping mobilnya yang tengah bermain ponsel lantas menoleh. Dan muka cewek itu menampakkan keterkejutan.
"Ngapain lo!" Dengan tatapan tajam, Gadis mengangkat dagunya.
Dengan senyum licik, Raka tidak menjawab. Melainkan langsung menancap gas begitu lampu berubah menjadi hijau.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MOST WANTED
Teen FictionCOMPLETE. (TAHAP REVISI) [WARNING! TERDAPAT BANYAK KATA-KATA KASAR]#130 In Teen Fiction 02-05-2017 #109 In Teen fiction 10-05-2017 #78 in teen fiction 22- 05-2017 * Siapa sih yang nggak kenal Gadis? Cewek berambut sebahu, mata bulat, bibir tipis. Iy...