Suara MC yang mengisi ruangan bernuansa putih itu membuat suasana kembali meriah. Suara tepuk tangan dari berbagai sudut ruangan menggema setelah kedua remaja itu saling menukarkan benda bulat berwarna silver.
Kesan yang diberikan Keluarga Heri kepada tamu undangan membuat acara ini begitu --sangat mewah. Rangkaian bunga di sudut ruangan dengan kain putih panjang yang membalut seluruh dinding membuat ruangan terlihat begitu 'suci'. Semua tamu undangan yang mengenakan jas untuk pria, dan gaun untuk yang wanita, mendominasi ruangan besar ini.
Begitu juga dengan yang terpenting dalam terlaksananya acara malam ini. Raka dengan jas putih dan rambut nya yang disisir belakang tampak lebih segar dari biasanya, cowok itu lebih banyak tersenyum daripada cewek yang sekarang ia genggam. Pencitraan. Gadis yang dibalut gaun putih tanpa lengan itu tampak anteng, anteng dalam artian ; tak terbaca. Muka cewek yang diberi make up natural dengan rambut yang malam ini di kepang memutar hingga menampilkan leher jenjangnya itu lebih banyak diam.
Padahal, semua orang yang menghadiri acara ini sempat heran, perihal Gadis yang tampak beda dari biasanya. Cantik. Setiap hari dia memang cantik, tapi sekarang beda saja. Lebih anggun sih tepatnya.
Setelah MC mempersilakan semua tamu untuk menikmati hidangan yang tersedia di sudut-sudut ruangan, Gadis buru-buru menarik tangannya dari genggaman cowok itu. Tak ada satupun kata yang keluar dari mulut mungil cewek itu. Saat Raka menoleh dan menatap Gadis dengan kernyitan didahinya, cowok itu tahu bahwa Gadis ; aneh. Bukankan seharusnya Gadis mencak-mencak seperti biasanya? Ataupun mengomel? Atau apalah itu yang membuat Raka menunjukkan sifat kerasnya.
"Duduk Dis," Ujarnya kalem ketika menyadari cewek itu masih berdiri dengan tatapan kosong ke depan. "Woy?"
Gadis mendengus, memicing ke arah Raka segarang mungkin, mulutnya ia gerakkan hingga terbentuk huruf B-A-C-O-T.
"Duduk bisa nggak sih? Sekali-kali jadi cewek nurut napa," Kata Raka.
Tak mengendahkan perkataan cowok itu, Gadis hanya menggerak-gerakkan mulutnya mengikuti gaya bicara cowok itu.
Raka mengamati cewek itu dari atas hingga...."Anjing!" mendelik saat mendapati sesuatu yang janggal, "Lo dari tadi pake sandal jepit?"
"Kenapa?" Gadis menaikkan sebelah alisnya, tampak tak peduli.
Raka menghela napas gusar melihat sandal berwarna hijau dengan tulisan Swallow disana, "Jadi cewek jangan bego banget tolol," cowok itu gemas+malu, "besok kalau kita nikah lo mau pake apa? Meli?"
"Najis tai," sewot Gadis, "nikah mata lo kotak?" Lanjutnya, "lagian juga disini ketutupan meja, pada nggak tahu gue pake sandal. Lo aja yang sewot, senitif, baperan, gitu aja dipermasalahin. Bisa nggak sih nggak rempong sama apa yang gue suka?"
"Cot." Kata Raka datar, tatapannya tajam.
"Lo bacot."
"Ganti nggak tuh sandal?"
"Ganti nggak tuh sandal?" Gadis menirukan dengan kesal.
Cewek itu hanya menaikkan sebelah alisnya sebelum mengangkat gaun dan berjalan pelan menjauhi puluhan umat. Tak peduli ia mengenakan sandal jepit. Raka hanya memandangi tubuh cewek itu dengan gelengan kepala kesal.
Gila tuh cewek!
Suara tawa Leo terdengar begitu nyaring di telinga Raka. Cowok itu menoleh berlawanan arah dan mendapati kedua temannya yang mengenakan jas itu mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MOST WANTED
Novela JuvenilCOMPLETE. (TAHAP REVISI) [WARNING! TERDAPAT BANYAK KATA-KATA KASAR]#130 In Teen Fiction 02-05-2017 #109 In Teen fiction 10-05-2017 #78 in teen fiction 22- 05-2017 * Siapa sih yang nggak kenal Gadis? Cewek berambut sebahu, mata bulat, bibir tipis. Iy...