[3] WIN

56.8K 2.5K 35
                                    

Sialan!

Dengan kesabaran yang ia punya, Gadis meredam emosinya. Kakinya melangkah lagi ditengah lapangan. Memunculkan sorak-sorak lagi dari berbagai siswa.

"Gue yakin, tim Gadis yang menang." Mantap Rama, kedua tangannya menunjuk Gadis seakan cewek itu pacarnya.

"Iya deh, urusan gini emang Gadis juaranya. Kan tim Laura lembut-lembut."

Wira menoyor kepala sahabatnya itu, "Lembut pala lo peyang?! Yang ada serigala semuanya!"

Rama dan Leo terkekeh geli. "Awas aja kalau Raka nggak adil. Gue bunuh tuh orang satu." Kata Rama yang pasti hanya bercanda.

"Tukeran posisi!" Seru Raka, tangannya memberi instruksi pertukaran posisi.

Dengan nyaring peluit dibunyikan, dan dengan sigap Gadis menguasai bola. Ini benar-benar nggak ada lembutnya! Dia memainkan bola dengan emosi yang masih menyulut dalam diri cewek itu.

Laura tidak bisa menyamai lari Gadis yang lebar, maka ia menyuruh Tina dengan kedipan mata, entah apa yang direncanakan. Namun tiba-tiba...

Bruk

Suara pekikan dan seruan keluar dari mulut penonton saat Gadis tersungkur. Kedua siku cewek itu lecet karena sempat menjadi topangan, dan dahinya lecet karena sempat terbentur lantai. Hal itu justru dimanfaatkan tim Laura, bola yang menggelinding ke arah Wena dimanfaatkannya, Wena menendang bebas kearah Laura yang ia bisa. Laura tersenyum miring saat tak ada penghalang sedikit pun, karena teman Gadis berlari menuju kearah cewek itu terjatuh.

Dan Laura terpekik senang saat bola tendangannya masuk kedalam gawang, senyumnya puas saat melihat Gadis yang terpaku dengan tangan yang terkepal. Waktu seakan terasa cepat kalau Gadis segera berlari dan menghalau Laura. Dan ia yakin, satu-satunya orang yang bersalah adalah....Raka!

Dengan langkah kecil, Raka mendekati Gadis dengan wajah sok paniknya. Tangannya terulur membantu cewek itu berdiri namun dengan kasar Gadis menepisnya. Najis.

"Mau lo apa sih?!" Dengan dibantu sahabatnya, Gadis berdiri.

"Apanya yang mau?" Balas Raka enteng. Kedua tangannya ia masukkan kedalam celana.

"Kenapa lo nggak niup peluitnya?!" Geram Gadis, ia benar-benar murka! Dan siap meledak! Seketika, lapangan yang tadinya ramai menjadi hening. Mendengarkan kedua Most Wanted itu bertengkar.

"Oiya, Gue lupa!" Dengan gerakan pura-pura, Raka menepuk jidadnya, "Gue kira lo nggak papa. Kan lo kebal dan berotot. Gue pikir, lo nggak akan kenapa-kenapa karena cuman jatoh --"

"Gue minta pinalti." Ujar Gadis dingin, tatapannya menyala akan keseriusan. "Kalau lo nggak ngizinin, gue pastiin sepupu lo sama kacung-kacungnya patah tulang sampe rumah!" Tidak ada pengecualian. Yang Raka kenal, cewek didepannya ini memang selalu serius dengan pendiriannya. Jika orang lain kejam, Gadis bahkan bisa lebih kejam, alias jadi Sadis!

Dengan masih menimbang-nimbang, Raka membasahi bibirnya yang merah untuk seukuran cowok karena mengering. Tak pelak entah kenapa membuat Gadis membuang muka. "Oke, Pinalti."

Ditempatnya berdiri, senyum puas Laura menjadi pudar. Pinalti? Ini benar-benar lebih mengerikan lagi.

Setelah formasi, Raka memberi kebebasan untuk tim Gadis menendang duluan. Dan itu diterima dengan senang hati oleh cewek itu. Peluit panjang dibunyikan dan dengan cepat Gadis menendang, penuh penekanan dan emosional.

"GOOOOL!"

Apa mungkin tendangan Gadis begitu kuat sehingga membuat Sarah bergetar ditempat. Rasanya ia seperti mencelos saat bola itu menipis sekali dengan pipi kirinya.

THE MOST WANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang