Gadis rasanya ingin menangis dan ingin cepat-cepat mengganti heels yang dikenakan dengan sendal jepit yang ia simpan dibawah meja. Tapi setiap cewek itu ingin mengambil sandal, tamu yang datang untuk berpamitan selalu membuat cewek itu kesal.
"Senyum." Raka berkata lirih, agar tak terdengar oleh tamu yang sedang menjabat tangannya.
Mendengar seperti itu, Gadis langsung menunjukkan deretan giginya. Tersenyum namun dengan terpaksa, apalagi tangan kanannya harus setia melingkari tangan Raka hingga membuat cewek itu sempat kesusahan jika ada tamu perempuan yang memeluk.
"Gue pegel." Gadis tiba-tiba duduk, beristirahat sebentar karena belum terlihat lagi tamu yang mendekat untuk berpamitan.
"Berdiri lo ah," suruh Raka, tatapannya memicing, "jangan manja jadi cewek."
"Bodo." Balasnya.
"Berdiri Dis, noh tamu lagi dateng."
"Ah, demi ya." Meskipun kesal, cewek itu juga mau tak mau berdiri.
"Aduh-aduh, ini ponakan tante," Wanita yang mengenakan gaun berwarna biru muda itu memeluk Gadis erat, "cantiknya anak satu ini."
Gadis membalas pelukan Tante Mia, cewek itu hanya tersenyum canggung.
"Cowok nya juga ganteng," Mia beralih menatap cowok yang berada disamping Gadis, "kalian deket dari kapan?" Lanjutnya bertanya lebih ke mereka berdua.
Ditanya seperti itu, Raka dan Gadis hanya menunjukkan cengiran lebarnya sebelum mereka menjawab,
"Gadis lupa --"
"Kurang lebih tiga tahun Tante."
Sontak saja membuat binar Mia melebar. Namun membuat mulut Gadis merosot kebawah, cewek itu menyenggol lengan Raka dengan mata melotot, namum cowok itu tak menggubris.
"Yasudah, tante pamit ya," Mia terkekeh geli, "oh iya, Mama kamu mana Dis?"
Gadis berpikir sejenak, "Kayaknya diluar deh Tan, ngurus tamu juga."
Mia mengangguk sesaat sebelum memutuskan untuk melangkahkan kakinya turun dari panggung setinggi satu meter.
"Tiga tahun palalo benjut?" Sembur Gadis ketika suasana sedang bersahabat.
Raka mengedikkan bahu, cowok itu terlebih dahulu minum air mineral di botol lalu duduk sebelum meladeni cewek satu ini, "Terus mau lo berapa?"
"Nggak tahu." tegasnya, "nggak ngurus."
"Ck!" Raka memutar bola matanya malas, "bego tuh jangan dipelihara. Sekarang gue tanya, Lo sekolah dimana?"
"Gila apa --"
"Jangan bacot. Jawab aja."
"SMA Putra Bangsa."
"Yaudah sama."
Gadis mengernyit.
Raka terkekeh, "Dari kelas sepuluh sampe sekarang, kelas lo di lantai mana aja?"
"Lantai sa --tu? Lantai tiga, lantai dua." Jawab Gadis songong, cewek itu melipat tangannya didepan dada.
"Sekarang gue, dari kelas sepuluh sampe sekarang, gue di lantai mana aja?" Seraya bertanya, cowok itu menaik turunkan aisnya.
"Emang gue peduli --"
"Jawab." Sela Raka, cowok itu menatap tajam.
"Lantai satu, lantai dua, lantai tiga," jawab Gadis, "eh --bener nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MOST WANTED
JugendliteraturCOMPLETE. (TAHAP REVISI) [WARNING! TERDAPAT BANYAK KATA-KATA KASAR]#130 In Teen Fiction 02-05-2017 #109 In Teen fiction 10-05-2017 #78 in teen fiction 22- 05-2017 * Siapa sih yang nggak kenal Gadis? Cewek berambut sebahu, mata bulat, bibir tipis. Iy...