[10] Mysterious Changed

41.5K 1.9K 8
                                    

     "Maaf sekali Anak-anak, Saya harus pergi rapat di SMA Merpati. Bisa di percaya kalau Bapak tinggal?" Pak Ade, Guru Fisika berperawakan kecil itu berkata usai telepon. Mata nya menyapu sekeliling kearah Murid-muridnya yang sudah menenggelamkan kepala diantara tangan. Jenuh, bosan, ngantuk.

     "Bisa Bapak tinggal?" Ulang Pak Ade saat murid-muridnya malah kelihatan sibuk sendiri.

     "Bisaaaa Paaaaak.." Serempak, Anak-anak yang tadinya bosan menjadi hidup kembali. Perumpamaannya, baru aja dapet bonus.

     Setelah Pak Ade meninggalkan kelas, suara pekikan dan rapalan-rapalan syukur menggema dikelas 12-Ipa 3. Gadis --cewek yang sedari tadi bertopang dagu dan menutup matanya damai pun tiba-tiba ikut membuka matanya. "Udah pergi?" Tanya cewek itu kepada sahabat-sahabatnya yang juga terlihat menyandarkan bahu lemas.

     "Udah."

     "Beneran nih ya, seharusnya tuh Guru udah pensiun!" Jengkel Gadis. Emang sih, Pak Ade umurnya udah nggak masuk kriteria guru lagi. Katanya sih, dia nggak mau pensiun karena masih ingin mengajar dan gabut kalau dirumah.

     "Dikasih tugas elah. Banyak banget ini," Desah Diva, cewek yang rambutnya dikucir kuda itu merenggangkan otot-ototnya.

     "Rooftop aja. Mumpung nggak mendung gini," Ajak Gadis dengan mata binarnya, malah membuat sahabat-sahabatnya itu menggelengkan kepala.

     "Ini tugasnya banyak."

     "Gue nggak bisa Fisika okay?" Tangan Gadis terangkat, ia emang beneran nyerah kalau masalah pelajaran ini. Bukan cuman dia sih, lihatlah sekeliling kelas dengan muka-muka flat itu.

     "Lo duluan deh, kita ngerjain dulu." Ujar Gita. Cewek itu emang paling pinter diantara mereka berempat.

     "Nyusul ya kalau udah? Gue males sendirian." Kata Gadis. Setelah itu, kakinya melangkah menjauh, menuju pintu untuk keluar.

     "Eh Dis, lo mau kemana?" Jerry --si ketua kelas --langsung menyeru ketika cewek itu melewati mejanya.

     "Ke Rooftop. bentaran, pengen nyari angin." Sebelum sempat Jerry membalas, Gadis keburu ngacir duluan.

     "Asik parah udaranya," Gumam cewek itu. Headset yang sedari tadi berada disaku seragamnya, ditancapkan ke ponsel. Lalu menyumpalkan masing-masing di lubang telinganya. Lagu Just the way you are --Brunomars mengalun lembut ditelinga Gadis. Membuat cewek itu bersenandung kecil sambil terus menaiki tangga, tanpa peduli dengan keadaan sekitar.

     Senyumnya melebar saat membuka pintu berwarna cokelat itu. Udara dingin dan sejuk langsung menjilat lengannya karena seragamnya yang terlinting, membuat Gadis refleks memeluk tubuhnya.

     Setelah mengangkat kakinya dan terduduk --membiarkan Kakinya menggantung, Gadis memejamkan matanya, menikmati suasana mendung dan pergantin lagu --Hello-Adele.

     "Seenggaknya Gue masih bisa nikmatin suasana tenang kayak gini," Gumam cewek itu sambil matanya tertutup, "Perjodohan? Najis amit-amit." Lanjut cewek itu terlebih kepada dirinya sendiri.

     "Sama."

     Suara berat dan serak langsung masuk kedalam pendengaran cewek itu, mengalun diantara lagu yang didengarnya. Lalu ia menoleh, seketika wajahnya yang tenang menjadi tegang.

     "Sama. Gue juga ogah di jodohin."

     Ngapain coba kesini? Tadi pagi udah ngajak ribut, sekarang sok SKSD. Batin Gadis. Kaki cewek itu diangkat, membuatnya berdiri di pembatas Rooftop.

THE MOST WANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang