Jarum panjang yang berada di dinding itu terus berputar. Mengelilingi setiap angka berwarna hitam. Tepat ketika jarum pendek berada di pukul 05.00, Gadis mengusap wajahnya.
Mata cewek itu memerah. dibawahnya, lengkungan gelap itu terlihat. Bibir mungilnya juga sesekali menguap.Ia ingin tidur.
Tapi tidak bisa.
Hal ini terjadi sekitar dua jam lalu. Saat, dimana --suara riuh ramai masuk dalam indera pendengaran Gadis ketika cewek itu sedang asyik tidur. Meskipun lama tidak berjumpa, namun dia hapal betul suara-suara itu milik siapa. Suara pak Budi, mbak Ambar, terutama suara Heri dan Ami.
Meskipun ramai, namun Gadis tidak ingin keluar dari kamar, tidak seperti anak lainnya yang jika kedua orang tuanya pulang, akan berpelukan erat dan mengucapkan kata rindu berkali-kali. Sayangnya, Gadis tidak seperti itu. Bahkan, ketika Ami masuk dalam kamarnya --mengabari bahwa Raka ingin pulang, yang dilakukan Gadis malah pura-pura tidur.
Bukan apa-apa, ia hanya tidak mau bertemu dengan Raka. Tidak mau berbicara dengan cowok itu. Tidak mau menatap matanya lagi.
Rasa kecewa dan kesedihan mengusai dirinya malam ini. Meluruhkan kepercayaan yang tumbuh. Kebahagiaan atas apa yang pernah Raka ucapkan menjadi ilusi. Jantung yang setiap kali berdebar karena harap, kini berhenti secara bertahap.
Sebenarnya, apa yang Raka mau?
Gadis tidak habis pikir, cowok yang akhir-akhir ini dengan kemanisannya, begitu mudah menyakitinya.
Gadis berfikir, mungkin --jika waktu itu dia mengungkapkan perasaannya juga, rasa sakit hari ini akan berlipat ganda.
"Gadis!"
Suara teriakan dari belakang pintu membuat cewek itu refleks menaikkan kepalanya.
"Bangun, Nak. Udah pagi. Mama tunggu dibawah."
Mulai detik ini, Gadis harus belajar. Membiasakkan diri untuk tidak lagi mendengar teriakan Raka dari pintu hanya untuk dibuatkan sarapan.
***
Gadis mengelap mulutnya dengan tissue. Celemek yang berada diatas pangkuannya ia kibaskan, lalu di letakkan diatas piring sisa makan. Porsi besar nasi goreng dengan lauk ayam sudah masuk dalam perutnya. Yang berarti, Gadis sudah kenyang.
"Oh iya," Heri bersuara setelah kedua tangannya selesai menyilangkan peralatan makan diatas meja, "kamu sama Raka ngapain aja?" Yang dimaksud disini adalah, yang dilakukan kedua remaja itu ketika Heri dan Ami pergi.
Tidak berniat meminum susu, Gadis hanya memainkan jemarinya dipinggiran gelas. "Gangapa-ngapain." Jawabnya seadanya.
"Halah," Ami yang baru saja datang dari kamar mandi, menimpali. "Orang tadi pagi Raka bilang kalau kalian sering main."
Gadis menatap ibunya memicing.
"Kenapa kamu lihat mama kayak gitu?"
"Nggak papa, nggak papa."
"Nggak salah lagi papa jodohin kalian berdua," ujar Heri tiba-tiba, "anak baik, nyatanya bisa jagain kamu buat papa sama mama."
"Kalau nggak disuruh mama sama papa, palingan juga Raka nggak mau." Gadis nyolot. Menerka-nerka bahwa apa yang dilakukan Raka selama ini hanya rekayasa dan terpaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MOST WANTED
Novela JuvenilCOMPLETE. (TAHAP REVISI) [WARNING! TERDAPAT BANYAK KATA-KATA KASAR]#130 In Teen Fiction 02-05-2017 #109 In Teen fiction 10-05-2017 #78 in teen fiction 22- 05-2017 * Siapa sih yang nggak kenal Gadis? Cewek berambut sebahu, mata bulat, bibir tipis. Iy...