Ketika Gadis pulang sekolah dengan kresek putih besar ditangannya, cewek itu kesusahan membuka pintu sebelum Gita berlari membantu temannya itu. Sedangkan Yuna dan Diva menyusul di belakang hendak memarkirkan mobil.
"Thank." Ujarnya ke arah Gita, cewek berambut bob itu. Dibalas dengan kedipan sebelah mata.
"MY GOD! rumah lo belum di rapihin tuh bunga-bunganya? Kain-kainnya juga?" Setelah melepas sepatu, Yuna langsung nyelonong masuk dalam besar itu, "but, gue suka sih, adem.."
"Adem ya," Gadis menimpali, "adem banget, jadi pengen bakar rumah biar anget."
"Ye jayus."
"Emang gue nggak ngelucu." Balasnya mengedikkan bahu.
"Nyokap lo mana Gad?" Diva yang barusan datang itu bertanya sedemikian setelah membuka pintu utama.
"Kagak tahu."
"Eh, cantik-cantik dateng," berterpatan setelah Gadis mengedikan bahu, wanita yang baru saja keluar dari dapur itu menepuk tangannya sekali saat mengetahui kedatangan teman-teman anaknya, "main-main aja dulu, panas-panas gini kan enaknya renang."
"Hu! Nanti tambah item dong Tan." Gita terkekeh geli.
"Kalau nggak, ya makan dulu. Mbok Diyah bikin roti panggang tuh di dapur."
Yuna nyengir lebar, "Serius Tan?"
Ami mengangguk semangat. Setelahnya ketiga cewek yang emang udah laper be-ge-te itu langsung ngacir tanpa malu-malu lagi.
"Ya Allah temen gue." Gumam Gadis. Cewek itu tidak ikut ke dapur karena tangannya masih menenteng dua kresek besar berisi cemilan yang dibelinya di supermarket saat tadi pulang sekolah.
Saat dalam ruangan hanya menyisakkan dua orang wanita. Satu wanita mengeluarkan suara, "Mama mau ngomong sama kamu."
"Ya ngomong aja," balasnya. Gadis meletakkan kresek di atas sofa saat berkata.
Ami menyilangkan tangan didepan dada, "Mama sama papa mau keluar kota."
Mendengar itu, Gadis biasa-biasa saja. Karena memang itu sudah sering kali terdengar ditelinganya. Gadis malah asyik memilah-milah cemilan, "Ya."
"Dengerin dulu dong," gemas, "bakal lama. Soalnya perusahaan papa baru ada masalah yang di Bali."
"Iya, ma." singkat, padat, jelas.
"Mbok Diyah juga ikut."
Gadis langsung memutar tubuhnya dan menatap Ibunya lekat-lekat, "Kenapa ikut?"
"Nanti bantuin mama disana lah, Sayang." Wanita yang mengenakan celana legging dan kaus berwarna biru itu mendekati putrinya.
"Oke. Lagian juga masih ada selain mbok Diyah."
"Mbak-mbak yang lainnya mama suruh pulang." Ami menyahut.
Gadis refleks menahan napas. Kepalanya ia miringkan hingga memicing ke arah ibunya, "Are you seriously Mom?"
Ami mengangguk cepat, "Yaiya. Ini nanti mama udah berangkat."
"Loh kok nggak bilang-bilang?" Gadis mulai kesal, "yaudah aku ikut."
"E-eh," respon Ami cepat, "enggak dong, kamu kan harus belajar. Mau UN juga."
"Ya tapi masa aku sendiri?" Gadis bertanya dengan raut wajah yang berubah-ubah. hentakkan kakinya yang masih dibalut kaus kaki di marmer berwarna cream sampai terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MOST WANTED
Teen FictionCOMPLETE. (TAHAP REVISI) [WARNING! TERDAPAT BANYAK KATA-KATA KASAR]#130 In Teen Fiction 02-05-2017 #109 In Teen fiction 10-05-2017 #78 in teen fiction 22- 05-2017 * Siapa sih yang nggak kenal Gadis? Cewek berambut sebahu, mata bulat, bibir tipis. Iy...