Satu pukulan tepat mengenai rahang cowok itu setelah pintu berwarna cokelat terbuka. Si pemilik tangan hanya menatap Raka tanpa berkata apa-apa.
Raka tahu diri, bahwa dirinya memang bersalah. Dan dia tidak perlu tanya kenapa sahabat-sahabatnya marah dan Rama yang barusan melemparkan bogem mentah hingga membuat rahangnya nyeri.
Raka sadar, bahwa seharusnya dia tidak bersikap seperti ini. Tidak merahasiakan sesuatu yang sebenarnya sahabat-sahabatnya perlu tahu. Tapi ayolah, ini juga bukan sepenuhnya salah Raka. Dia hanya menjaga perasaan Sahabatnya --terutama Rama, yang mungkin masih mempunyai rasa dengan Gadis.
Sebenarnya Rama ikhlas-ikhlas saja apabila Raka berterus terang ada sesuatu dengan Gadis. Tapi saat Rama ingin memperjuangkan cewek itu, kenapa semuanya jadi seperti ini? Kenapa Raka dari awal tidak berterus terang saja? Hingga sekarang Rama tahu, bahwa dia tidak bisa lagi memperjuangkan seseorang yang sebentar lagi menjadi tunangan sahabatnya.
Wira dan Leo pun juga kesel banget.
Setelah itu tidak ada apa-apa lagi yang perlu di bahas ; Rama, Wira, dan Leo meninggalkan tempat.
Raka enggan berdiri dari tempatnya tersungkur, cowok itu mengetukkan kepalanya pelan di lantai. Maniknya berhadapan langsung dengan gumpalan awan hitam yang sebentar lagi menjadi hujan.
Dengan gusar, Raka mengusap wajahnya. Teringat dengan wajah Rama yang sepertinya kesal, tak ayal dia mempunyai pemikiran ; Rama masih ada rasa sama Gadis?
***"Lagian apa sih salahnya gue?" Yuna membela diri, tidak terima disalahkan sahabat-sahabatnya yang menginterogasinya habis-habis-an."kalian juga pasti pernah, sama pacar."
"But why, kenapa disitu pas ada Raka?" Gadis mendelik. Pokoknya, apapun yang berhubungan dengan Raka, cewek itu kebawa kesel mulu.
Yuna enggan menjawab, memilih meminum jus nya karena ia pun juga nggak tahu kenapa bisa ada Raka.
"Lagian lo juga, ciuman nggak tahu tempat." Cicit Diva.
"Kayak nggak punya rumah atau apa. lah ini? Dipinggir jalan." Gita menambahi dengan kesal.
Yuna mendelik, bibirnya menggerucut, "Ah udah deh, nggak usah dibahas. Gue tadi tuh udah kayak mayat hidup!"
Gadis terkekeh geli,"Yeee..tadi di ajak ngantin kagak mau,"
"You know Dis? Gue beneran shocked pas lo berani-beraninya gunting jambul anak tengil itu!" Entah dapet jampi darimana, Diva berkata demikian, membuka perbincangan yang pastinya bakalan rumit dan nggak abis-abis. Ntap!
Yuna mengangguk antusias, "Tadi nih, kalau misalnya di Slow motion, kayak di film-film lah, ajib."
"Gue ada video nya kok, besok di vlog ke tiga gue." Perkataan Gita membuat Gadis refleks mencomot ponsel yang dipegangnya. "Eh, eh!"
Tanpa babibu lagi, Gadis mengetuk dua kali layar hingga video itu sudah sirna. Tamat..
Krik..
Krik..
Krik..
"Lo ada sesuatu lagi yang disembunyiin dari kita," Tidak ada kata bercanda disana, Yuna berujar serius. "Kenapa sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MOST WANTED
أدب المراهقينCOMPLETE. (TAHAP REVISI) [WARNING! TERDAPAT BANYAK KATA-KATA KASAR]#130 In Teen Fiction 02-05-2017 #109 In Teen fiction 10-05-2017 #78 in teen fiction 22- 05-2017 * Siapa sih yang nggak kenal Gadis? Cewek berambut sebahu, mata bulat, bibir tipis. Iy...